NovelToon NovelToon
JAGAT ROBOHERO INDONESIA

JAGAT ROBOHERO INDONESIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Balas Dendam
Popularitas:488
Nilai: 5
Nama Author: morro games

Di tengah reruntuhan kota Jakarta yang hancur, seorang pria tua berlari terengah. Rambutnya memutih, janggut tak terurus, tapi wajahnya jelas—masih menyisakan garis masa muda yang tegas. Dia adalah Jagat. Bukan Jagat yang berusia 17 tahun, melainkan dirinya di masa depan.

Ledakan menggelegar di belakangnya, api menjilat langit malam. Suara teriakan manusia bercampur dengan derap mesin raksasa milik bangsa alien. Mereka, penguasa dari bintang jauh, telah menguasai bumi dua puluh tahun terakhir. Jagat tua bukan lagi pahlawan, melainkan budak. Dipaksa jadi otak di balik mesin perang alien, dipaksa menyerahkan kejeniusannya.

Tapi malam itu, dia melawan.

Di tangannya, sebuah flashdisk kristal berpendar. Tidak terlihat istimewa, tapi di dalamnya terkandung segalanya—pengetahuan, teknologi, dan sebuah AI bernama Nova.

Jagat tua menatap kamera hologram di depannya. Wajahnya penuh debu dan darah, tapi matanya berkilat. “Jagat… kalau kau mendengar ini, berarti aku berhasil. Aku adalah dirimu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon morro games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

evaluasi

Suara gesekan logam memenuhi telinga Jagat begitu pintu raksasa di depannya menutup rapat. Dari luar, Arka One tampak seperti kapal kargo tua yang dibiarkan berkarat. Tapi begitu Jagat melangkah masuk ke dalam dock, matanya langsung terpaku. Ruangan itu jauh lebih luas dari perkiraan, seolah perut kapal disulap jadi panggung raksasa untuk mimpi futuristik.

Lampu-lampu putih kebiruan menyala otomatis, memantulkan cahaya pada dinding logam yang halus. Drone berbentuk bulat melayang, mengeluarkan dengung mekanis sambil memindai armor Jagat yang penuh retakan. Sisa pertempuran di pelabuhan masih terasa di tubuhnya. Bahu kirinya pegal akibat benturan keras, dan helm armornya sudah hancur sebagian. Jagat terengah, mencoba menahan sakit, tapi langkahnya mantap.

> “Selamat datang kembali, Tuan Jagat.”

Suara itu lembut, feminin, dan penuh ketenangan. Dari sisi kanan, sosok tinggi bergaun maid hitam-putih muncul. Rambut perak menyala lembut, mata biru berkilau seperti kristal. Dialah Celine, android yang dibangunkan kembali di laboratorium ayahnya. Kini, ia berdiri gagah sebagai pengawal dan asisten Jagat. Senyum kecil terukir di wajah buatan itu, hangat meski dingin dalam presisi.

> “Armor Anda rusak parah. Izinkan saya memerintahkan drone untuk segera melakukan pembongkaran.”

Celine menepuk pelan udara, dan seketika drone-drone mendekat. Engsel di bahu Jagat terbuka otomatis, serpihan logam jatuh ke lantai dengan dentuman berulang. Jagat meringis, tapi tetap menatap sekeliling ruangan.

Di tengah dock, ia melihat sesuatu yang membuat dadanya bergetar. Sebuah exoskeleton kosong berdiri di atas panggung bundar, dilapisi lapisan baja berwarna abu-abu gelap. Inilah inti dari Robo 1.1—versi upgrade dari warisan ayahnya.

> “Armor inti aman. Hanya modul tempur eksternal yang hancur,” suara Nova bergema dari hologram biru yang muncul di udara, melayang tepat di depan Jagat.

“Namun… hasil pertempuran melawan R-05 Hybrid membuktikan bahwa kita butuh lebih dari sekadar daya tahan dan keberanian.”

Jagat menghela napas. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya masih dipenuhi adrenalin dari duel brutal di pelabuhan. Ia melihat kilasan kembali—musuh berbaju baja dengan senjata plasma, serangan brutal yang hampir menghancurkan armor miliknya. Jika bukan karena refleks cepat dan keberanian nekat, mungkin ia sudah mati.

> “Apa maksudmu, Nova?” Jagat bertanya, suaranya serak.

Hologram Nova berkedip. Seperti selalu, nada suaranya netral, tapi ada kesan tegas di setiap kata.

> “Armor inti kita bekerja baik, tapi musuh telah beradaptasi. Custom Robo 1.0 mereka lebih fleksibel dari yang kita duga. Mereka bisa menukar senjata dan mode tempur lebih cepat, meskipun masih kasar. Sementara suit-mu… hanya satu bentuk.”

Jagat mengepalkan tangan. “Jadi aku lemah?”

> “Bukan lemah,” Nova menjawab cepat, “tapi statis. Pertempuran modern menuntut evolusi. Kau bukan hanya pengguna, kau inti dari sistem ini. Armor harus menjadi perpanjangan tubuhmu—dan tubuhmu harus siap beradaptasi dalam hitungan detik.”

Celine melangkah maju, membawa sebuah layar hologram tambahan. Diagram muncul: garis siluet armor Jagat, lalu pecah menjadi beberapa bentuk berbeda. Ada yang ramping dengan sayap tipis, ada yang gemuk penuh meriam, ada pula yang seperti monster baja berat.

> “Ayahmu sudah memikirkan hal ini,” kata Celine.

“Beliau menyebutnya Switch Module System. Tapi sebelum sempat menyempurnakannya, beliau terbunuh. Kini, teknologi itu ada di tanganmu.”

Jagat menatap hologram itu dengan mata berbinar. “Switch Module… Jadi aku bisa memilih bentuk armor sesuai kondisi?”

Nova menjawab, suaranya dingin namun penuh keyakinan.

> “Benar. Assault untuk pertempuran jarak dekat. Agility untuk kecepatan dan mobilitas. Tank untuk daya tahan dan pertahanan garis depan. Dan ada mode eksperimental—Buster—untuk serangan berat. Semua ini disimpan di dalam Arka One.”

Jagat terdiam. Keringat dingin menetes di pelipisnya, bukan karena takut, tapi karena perasaan aneh—campuran kagum dan tanggung jawab besar. Ia ingat wajah ayahnya, tersenyum dalam video lama yang ditemukannya. Ayahnya sudah menyiapkan semua ini, bahkan hingga ke detail terakhir.

> “Jadi… Arka One ini bukan sekadar pesawat, ya?” tanya Jagat.

Celine menunduk sopan, senyum tipis tetap menghiasi wajahnya.

> “Ini adalah markas mobile. Tempat semua modul, senjata, dan data penelitian ayahmu disimpan. Pesawat ini bisa beroperasi mandiri, punya sistem stealth generasi terbaru, bahkan bisa terbang di luar atmosfer jika diperlukan.”

Jagat terkekeh kecil, meski masih letih. “Jadi ayahku membangun pangkalan rahasia di langit. Sungguh… gila.”

Nova menambahkan, “Bukan gila. Visioner. Dan kini semua ada di tanganmu.”

Jagat menatap armor inti di panggung dock itu. Cahaya lampu menyorotnya dari atas, membuatnya tampak seperti sosok pahlawan yang menunggu kebangkitan. Dadanya bergetar. Mungkin inilah langkah pertama, jalan menuju balas dendam… dan jalan menuju masa depan.

Udara di dalam dock Arka One terasa dingin dan bersih, berbeda dengan gudang berdebu tempat Jagat biasa bersembunyi. Setiap dinding berlapis panel baja dengan alur bercahaya biru, seolah-olah denyut energi hidup di bawah permukaannya. Jagat berdiri terpaku, matanya menelusuri detail satu per satu. Baru sekarang ia sadar, betapa besar warisan yang ditinggalkan ayahnya.

> “Tuan, izinkan saya memperlihatkan seluruh sistem Arka One.”

Suara Celine lembut, penuh wibawa seorang pelayan setia. Dengan gerakan anggun, ia menekan panel hologram di udara.

Tiba-tiba, lantai di bawah Jagat bergetar pelan. Satu demi satu proyeksi hologram raksasa muncul di udara. Ada peta digital dari pesawat: ruang kendali utama, ruang simulasi, hanggar penyimpanan modul, bahkan kabin tempat tidur yang tertata rapi. Jagat menelan ludah, nyaris tidak percaya.

> “Ayahmu mendesain Arka One sebagai mobile fortress. Bukan sekadar pesawat, tapi markas bergerak yang bisa bertahan dalam pertempuran, sembunyi dalam mode stealth, dan sekaligus laboratorium penelitian.”

Celine tersenyum kecil, matanya bersinar. “Dan sekarang, semuanya berada di bawah kendali Tuan.”

Jagat menyapu pandangan ke segala arah. Drone kecil melayang, memperbaiki sisa serpihan armor. Di sisi kanan, ia melihat deretan kapsul berukuran manusia, masing-masing berlabel: Assault Module, Agility Module, Tank Module, dan Buster Prototype.

> “Itu… apa semua modul itu sudah siap?” Jagat bertanya.

Nova muncul sebagai hologram biru di samping Celine.

> “Secara struktural siap. Namun kita perlu uji coba langsung, agar sinkronisasi dengan tubuhmu optimal. Nanobot di dalam tubuhmu adalah kunci—tanpa itu, Switch Module tak bisa berjalan.”

Jagat mengangguk pelan. Rasa lelah dari pertempuran di pelabuhan masih terasa, tapi hatinya bergetar dengan semangat baru. Ia melangkah menuju kapsul pertama, Assault Module. Panel kaca terbuka otomatis, memperlihatkan rangka armor berwarna hitam merah dengan bahu lebar dan lengan tebal. Senjata berat terpasang di punggung, siap dimunculkan kapan saja.

> “Coba aktifkan,” kata Nova.

Jagat berdiri tegak. Celine mengangkat tangannya, memberi aba-aba seolah ritual.

> “Arka One, Switch One—Assault Mode.”

Seketika armor itu terbongkar menjadi puluhan komponen kecil yang melayang di udara. Bagai kawanan lebah baja, mereka berputar mengelilingi Jagat, lalu menempel satu per satu pada tubuhnya. Suara klik-klik logam bergema, cahaya biru memancar. Jagat merasakan berat baru, juga tenaga yang mengalir.

> Derap jantungku… menyatu dengan mesin ini.

Tangannya terangkat, telapak bersinar merah, senjata plasma siap ditembakkan. Celine berdiri di sampingnya, matanya berbinar.

> “Bagus sekali. Sistem sinkronisasi mencapai 87%. Ini lebih tinggi dari perkiraan awal.”

Nova menambahkan, “Namun ingat: Assault Mode meningkatkan daya hancur, tapi mengurangi kecepatan hingga 35%. Jangan gunakan di medan sempit atau saat musuh lebih lincah.”

Jagat mengangguk, lalu melepas modul itu. Komponen terbang kembali ke kapsul. Napasnya berat, tapi senyumnya lebar. “Lanjutkan.”

Ia melangkah ke kapsul kedua: Agility Module. Armor ini ramping, berwarna perak dengan garis biru neon. Begitu aktif, tubuh Jagat terasa ringan. Kakinya memantul seolah dipasang pegas. Dalam sekali lompatan, ia bisa melayang hampir sepuluh meter.

> “Cepat sekali!” Jagat berseru.

Celine menjelaskan, “Agility memberi kecepatan dan mobilitas tinggi, tapi daya tahan berkurang. Ini ideal untuk infiltrasi, penyergapan, atau menghindari serangan jarak jauh.”

Jagat mencoba gerakan berputar, menendang udara. Sinar biru melesat dari sepatu, meninggalkan jejak cahaya. Ia nyaris lupa rasa lelah—ini seperti mimpi.

Setelahnya, ia mencoba Tank Module. Kali ini, tubuhnya terasa berat, seolah dilapisi baja tebal. Perisai raksasa terbentuk di lengannya, dan langkah kakinya menggetarkan lantai dock.

> “Seolah aku jadi tembok hidup,” gumam Jagat.

Nova menambahkan, “Benar. Tank Mode hampir kebal terhadap peluru kaliber menengah, tapi kecepatannya hanya setengah dari mode normal. Gunakan untuk melindungi sekutu atau bertahan dalam situasi kritis.”

Dan terakhir, Jagat mendekati kapsul keempat: Buster Prototype. Armor ini lebih besar, rangkanya dilengkapi senjata berat—meriam di bahu, peluncur roket di pinggang.

> “Belum stabil,” peringatan Nova.

“Energi Arka One masih belum cukup untuk mempertahankan mode ini lebih dari lima menit. Jika dipaksa, sistem bisa kolaps.”

Jagat menyentuh rangka itu, matanya berbinar. “Tapi ini… gila. Seperti monster tempur.”

Celine menatapnya penuh keyakinan.

> “Tuan, ayahmu percaya bahwa setiap modul hanya sekuat penggunanya. Bukan armor yang membuat pahlawan, tapi hati dan tekad pemakainya.”

Kata-kata itu menusuk hati Jagat. Ia menghela napas panjang, lalu menatap ke arah dua AI yang kini menjadi penopangnya: Nova dan Celine. “Kalau begitu, ayo kita buat nama. Biar dunia tahu… siapa yang berdiri melawan mereka.”

Nova diam sejenak, lalu bertanya, “Nama apa yang kau pilih?”

Jagat menatap pantulan wajahnya di panel baja. Senyum tipis muncul.

> “Ironman.”

Hening sesaat, sebelum Celine menunduk dalam-dalam, seolah memberi hormat. “Nama itu… cocok sekali, Tuan.”

Dan di dalam dock Arka One, cahaya lampu menyorot Jagat yang berdiri di tengah, dikelilingi modul-modul masa depan. Malam itu, lahirlah nama yang kelak mengguncang dunia.

Lampu di ruang dock redup perlahan. Panel-panel hologram memancarkan cahaya biru pucat, membentuk sebuah arena virtual di tengah ruangan. Dinding-dinding baja seakan memudar, digantikan lanskap kota hancur yang realistis. Suara ledakan, sirene, dan desingan peluru bergema di udara.

> “Tuan,” suara Nova terdengar tegas, “ini adalah Combat Simulation Protocol Alpha. Kau akan menghadapi serangkaian lawan berbasis data Robo 1.0 dari berbagai negara. Tujuannya: menguji sinkronisasi nanobot dengan modul, kecepatan respon, dan daya tahan mental.”

Jagat menggenggam tangannya, menahan degup jantung yang berdetak cepat. Keringat dingin membasahi tengkuknya, meski ini hanya simulasi. Ia melirik Celine, yang berdiri di sisi arena. Android itu tersenyum lembut, lalu mengangguk penuh keyakinan.

> “Aku siap,” kata Jagat.

Sepuluh unit Robo 1.0 versi standar muncul, barisan baja berwarna hijau kusam. Mereka bergerak kaku, tapi formasi mereka rapat. Senapan otomatis terangkat, moncongnya berkilat.

“Switch One—Assault Mode!” seru Jagat.

Komponen meluncur dari kapsul, menempel ke tubuhnya. Dalam sekejap, Jagat berubah menjadi prajurit baja hitam merah. Dentuman peluru simulasi menghantam perisai energi, memantul dengan cahaya terang. Jagat membalas dengan ledakan plasma, melumat dua unit sekaligus.

Namun Nova mengingatkan,

> “Tingkat konsumsi energi: 22% dalam dua menit. Jika kau terus menggunakan serangan plasma, armor akan overheat.”

Jagat mengerang, menahan sakit saat tubuhnya terdorong mundur oleh ledakan. “Oke, ganti strategi!”

“Switch Two—Agility Mode!”

Armor berat terlepas, digantikan modul ramping perak biru. Jagat berlari zig-zag, hampir mustahil dibidik. Ia menebas unit Robo dengan bilah energi di pergelangan tangan, lalu melompat ke udara, menendang musuh hingga hancur berkeping.

Dalam lima menit, semua unit standar tumbang. Nafas Jagat terengah, tapi matanya menyala penuh semangat.

Bayangan melompat di atas gedung virtual. Tiga unit asasin Robo 1.0 hitam legam muncul, bergerak seperti hantu. Bilah energi merah berkelebat, hampir mengenai leher Jagat.

> “Mereka menggunakan data modifikasi negara asing—mode infiltrasi,” jelas Nova.

“Kecepatan 40% lebih tinggi dibanding unit standar.”

Jagat menelan ludah. “Switch kombin—Tank Shield + Agility!”

Komponen modul melayang, menyusun kombinasi aneh: perisai berat di lengan kiri, armor ramping di tubuh. Jagat menahan serangan pedang energi dengan perisai, lalu berputar cepat, menghantam balik musuh dengan tendangan. Percikan api membanjiri arena.

Satu unit hancur, dua lainnya masih menyerang dengan brutal. Jagat nyaris terjatuh, tapi Celine berseru,

> “Fokus pada ritme mereka, Tuan! Mereka tidak sempurna—AI mereka punya pola!”

Jagat menghela napas, lalu menutup mata sejenak. Dengan nanobot di tubuhnya, ia merasakan aliran energi musuh. Sekali gerakan, ia berputar, menusukkan bilah energi tepat ke inti Robo. Satu jatuh, lalu yang terakhir dihantam perisai ke tembok hologram hingga meledak.

Arena hening. Jagat terengah, tubuhnya gemetar.

Tanah bergetar. Dari balik asap, muncul sosok raksasa setinggi tiga meter: R-05 Hybrid, gabungan tank + assault. Bahu lebar, meriam di punggung, tangan kanan berubah jadi kanon plasma.

> “Ini… data musuh di pelabuhan,” kata Nova serius.

“Jika kau gagal di sini, kau tidak akan siap menghadapi mereka di dunia nyata.”

Jagat menggertakkan gigi. “Kalau begitu… mari kita coba!”

“Switch Combo—Assault + Buster Prototype!”

Komponen berat menempel ke tubuh Jagat. Bahunya mengembang, lengan kanannya dilengkapi meriam, kaki diperkuat hidrolik. Tubuh Jagat kini hampir setinggi 2,5 meter—sebanding dengan musuh di depannya.

Pertarungan berlangsung brutal. Jagat menembakkan plasma, musuh membalas dengan roket. Ledakan mengguncang arena, bangunan virtual runtuh. Jagat terdorong mundur, darah menetes dari bibirnya. Meski simulasi, sistem nanobot membuat luka terasa nyata—untuk melatih respon tubuh.

> “Energi turun ke 41%,” Nova memperingatkan.

“Jika bertahan lima menit lagi, suit akan kolaps.”

Jagat berteriak, lalu mendorong tubuhnya maju. Ia menahan ledakan roket dengan perisai, kemudian menusukkan bilah plasma ke dada R-05. Musuh meraung, memukul Jagat hingga terlempar.

Celine menjerit, “Tuan!”

Jagat berdiri terhuyung, darah virtual menetes dari pelipisnya. Dengan sisa tenaga, ia mengaktifkan combo terakhir: menyalakan semua meriam di bahunya sekaligus. Cahaya biru menyilaukan, lalu BOOM!—R-05 meledak menjadi pecahan cahaya.

Arena bergetar, lalu hening.

Hologram berubah kembali ke ruang dock. Jagat berlutut, napasnya memburu, tubuhnya penuh luka simulasi. Celine segera berlari menghampiri, menopangnya.

Nova muncul, wajahnya dingin namun penuh perhitungan.

> “Simulasi selesai. Hasil:

– Efisiensi Switch Module: 73%.

– Sinkronisasi nanobot dengan tubuh: 81%.

– Reaksi terhadap musuh Hybrid: borderline, 51% kemungkinan bertahan hidup di dunia nyata.”

Jagat mendesah, memukul lantai baja dengan tinjunya. “Masih kurang…”

Celine menggeleng, matanya lembut. “Tidak, Tuan. Kau berhasil melewati semua gelombang. Itu sudah bukti kekuatanmu.”

Nova menambahkan, “Tapi musuh nyata tidak akan memberi waktu untuk belajar. Kita perlu latihan lebih keras, lebih nyata.”

Jagat mengangguk, meski tubuhnya gemetar. “Baiklah… kalau begitu, kita mulai dari sini. Aku tidak akan kalah.”

[STATUS JAGAT]

Level: 8

Kekuatan Fisik: 145 (+35)

Kecepatan: 120 (+25)

Daya Tahan: 138 (+40)

Sinkronisasi Nanobot: 81%

Skill Baru: Switch Module Basic (aktif)

Combo Unlock: Assault + Agility, Tank + Agility, Assault + Buster

[NOVA LOG – Entry #010]

> “Pengguna berhasil melewati simulasi awal. Efisiensi masih rendah, namun potensi pertumbuhan sangat tinggi. Risiko bentrokan dengan pihak asing meningkat 34% pasca insiden pelabuhan.

Catatan: Nama Ironman resmi diadopsi. Dunia belum tahu… tapi badai akan segera datang.”

1
Aanirji R.
Lanjutin si jagat
TeguhVerse: makasih, ini lagi kejar 20 bab, semoga klar 4 hari
total 1 replies
Grindelwald1
Duh, jleb banget!
Dani M04 <3
Suka alur ceritanya.
Bonsai Boy
Mengejutkan sekali!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!