NovelToon NovelToon
Kintania Raqilla Alexander

Kintania Raqilla Alexander

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lesyah_Aldebaran

Tidak semua cinta datang dua kali. Tapi kadang, Tuhan menghadirkan seseorang yang begitu mirip, untuk menyembuhkan yang pernah patah.

Qilla, seorang gadis ceria yang dulu memiliki kehidupan bahagia bersama suaminya, Brian—lelaki yang dicintainya sepenuh hati. Namun kebahagiaan itu sekejap hilang saat kecelakaan tragis menimpa mereka berdua. Brian meninggal dunia, sementara Qilla jatuh koma dalam waktu yang sangat lama.

Saat akhirnya Qilla terbangun, ia tidak lagi mengingat siapa pun. Bahkan, ia tak mengenali siapa dirinya. Delvan, sang abang sepupu yang selalu ada untuknya, mencoba berbagai cara untuk mengembalikan ingatannya. Termasuk menjodohkan Qilla dengan pria bernama Bryan—lelaki yang wajah dan sikapnya sangat mirip dengan mendiang Brian.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari sosok yang hanya mirip? Dan mungkinkah Qilla membuka hatinya untuk cinta yang baru, meski bayangan masa lalunya belum benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lesyah_Aldebaran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sembilan

"Masih pusing, sayang?" tanya Brian, matanya tak lepas dari wajah istrinya yang masih terlihat lesu di dalam pelukannya.

"Aku sangat merindukanmu, hiks..." Bisiknya dengan suara serak, sementara air matanya mengalir deras, membasahi wajahnya yang pucat.

Senyum hangat Brian menghiasi wajahnya saat jemarinya membelai rambut Qilla dengan kelembutan yang penuh kasih.

"Mas jauh lebih merindukanmu, sayang. Tanpamu di sisiku, semuanya terasa gelap, seperti hari yang kehilangan mataharinya."

"Aku nggak mau bersekolah lagi, aku ingin hidup bersamamu seperti pasangan lain. Bisa melihatmu, memelukmu, dan bertemu denganmu setiap hari," bisik Qilla dengan suara yang terpotong-potong karena isakan tangisnya.

Brian menarik napas pelan, lalu mengecup pelipis Qilla dengan lembut, berusaha menenangkannya. Dengan gerakan lembut, Brian mengusap air mata yang mengalir di pipi Qilla.

"Sayang... kita sudah sepakat, kan? Mas ingin kamu fokus mengejar impianmu dulu, dan setelah itu kita bisa menikmati waktu bersama dengan lebih romantis."

"Tapi aku nggak mau cuma ketemu di akhir pekan saja. Aku merindukanmu setiap saat, aku ingin selalu bersamamu."

Selama Qilla bersekolah, Brian tidak pernah menemui Qilla secara langsung, kecuali di akhir pekan ketika Brian pergi menjemput dan menemani Qilla. Qilla meras bebas melakukan apa saja tanpa pengawasan langsung dari Brian, namun yang tidak diketahui Qilla adalah Brian diam-diam mengawasinya melalui orang kepercayaannya.

Senyum lembut menghiasi wajah Brian saat dia mengeratkan pelukannya. Pria itu sudah terbiasa dengan sikap Qilla yang manja setiap kali dia menjemput istrinya di akhir pekan, dan itu membuatnya semakin jatuh cinta pada istrinya.

"Mas tahu, cintaku. Mas juga merasakan hal yang sama. Tapi percayalah, sayang, sebentar lagi semuanya akan terbayar. Ini semua untuk kebaikanmu, sayang, dan masa depanmu juga," ucap Brian dengan suara lembut. Qilla hanya diam, menenggelamkan wajahnya kembali di dada suaminya, membiarkan dirinya dipeluk erat.

"Sudah makan, sayang?" bisik Brian sambil mengelus punggung istrinya dengan lembut.

"Aku nggak punya nafsu makan," gumam Qilla, tanpa mengangkat wajahnya dari dada Brian.

Senyum tipis menghiasi wajah Brian saat dia menatap Qilla dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Bagaimana kalau malam ini kita makan di tempat favoritmu, sayang? Setelah itu kita pulang ke rumah kita dan menikmati waktu bersama," ajak Brian dengan senyum tampan.

Qilla akhirnya mengangguk pelan, dan senyum manis mulai menghiasi bibirnya yang sebelumnya murung. Lalu, dia perlahan melepaskan pelukannya dari Brian.

Dengan sigap, Brian mengambil tas kecil milik Qilla, lalu tanpa banyak bicara, dia membungkuk dan mengangkat tubuh istrinya dalam pelukan bridal style. Gerakan itu begitu cepat dan lembut sehingga Qilla terkejut, kedua tangannya otomatis melingkar di leher Brian. Wajah Qilla langsung merona.

"Mas, aku berat, nanti tangan kamu sakit kalau aku begini. Turunin aku, ya? Aku nggak mau jadi beban buat kamu," gumam Qilla dengan suara pelan, suaranya hampir tidak terdengar kecuali oleh Brian.

"Dengan ya, sayang, tangan mas ini sanggup membawamu kemanapun, jadi kamu tidak perlu khawatir," ucap Brian dengan tatapan mata yang tulus. "Bahkan, ini adalah salah satu kebahagiaan bagi mas. Kamu adalah istriku, ibu dari anak-anakku, bukan beban, tapi anugerah paling indah yang Tuhan titipkan padaku.

Qilla terdiam, hatinya yang mungil bergetar mendengar kata-kata suaminya yang penuh cinta. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu kecil yang berterbangan di dalam dadanya, membuat jantung Qilla berdebar kencang. Dengan wajah yang merona, Qilla menyembunyikan wajahnya di dada suaminya dan menggigit bibirnya, berusaha menahan senyum yang mulai tubuh dengan malu-malu.

Saat tiba di ruang tamu, Brian menoleh pada nyonya Bella dengan senyum tipis. "Ibu, terimakasih sudah menjaga istriku dengan baik. Kami pamit pulang sekarang," ucapnya dengan suara yang lembut dan penuh rasa hormat.

Nyonya Bella tersenyum hangat. "Tidak perlu berterima kasih, nak. Yang penting kalian berhati-hati di jalan. Oh iya, bajunya Qilla mana? Besok kamu harus sekolah, kan?"

Brian sempat tertegun, lalu tersenyum kecil. "Astaga, benar juga, Bu. Hampir saja lupa. Saya ambil dulu bajunya," ucapnya sambil bergegas menuju ke tempat baju Qilla.

"Tidak perlu, nak. Ibu saja yang ambilkan bajunya. Kalian tunggu di sini saja," ucap nyonya Bella dengan senyum hangat, lalu wanita paruh baya itu segera berjalan menuju anak tangga untuk naik ke lantai atas.

Qilla yang masih berada dalam gendongan Brian tampak cemberut. "Kenapa sih harus diingatkan segala? Aku benci harus berpisah dengan mas," bisiknya dengan suara pelan dan manja.

Brian menunduk dan memberikan ciuman sayang di ujung hidung istrinya. "Tidak boleh seperti itu, sayang. Semua ini untuk kebahagiaan kita di masa depan," ucapannya dengan suara yang penuh cinta dan pengertian.

Tak lama kemudian, nyonya Bella kembali turun dengan membawa seragam sekolah Qilla yang sudah terlipat dengan rapi. "Ini bajunya Qilla," ucapnya sambil menyerahkan baju itu kepada Brian.

"Terima kasih, Bu," ucap Brian dengan senyum menghargai, menerima baju itu dengan salah satu tangannya dan tetap menggendong Qilla dengan erat di tangan lainnya.

1
wait, what?
ditunggu kelanjutannya
wait, what?
woi gue orang nya gampang curiga lho
wait, what?
ngakak banget
wait, what?
lucuu banget sih
kalea rizuky
orang kaya pasti demi harta biar g kemanaa tuh makanya di jodoin sedari kecil hadeh pak buk egois demi harta anak di korban kan meski akhirnya cinta klo enggak apa gk hancur masa depan anak katanya orang kaya tp kayak orang desa aja kelakuan
kalea rizuky
panass
kalea rizuky
koo ortunya ijinin anak nya nikah muda pdhl orang kaya knp thor
kalea rizuky
meleleh ya qil/Curse//Curse/
kalea rizuky
jd mereka uda nikah g ada flashback nya apa thor
wait, what?
yah, belum lanjut kah? :(
wait, what?
Ditunggu lanjutannya yaa kak
wait, what?
rekomendasi banget sih untuk kalian baca, seruu banget
wait, what?
seruuuu banget, aku sangat suka sama cerita nya. Ditunggu kelanjutannya
Shoot2Kill
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
Shion Fujino
Menyentuh
Mabel
Wah, cerita ini anjreng banget! Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!