NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: tamat
Genre:Anak Kembar / Menikah Karena Anak / Duda / Ibu susu / Tamat
Popularitas:3.1M
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Juara 1 YAAW 2025 periede 2.

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Sudah pulang?" Tanya seorang wanita 50 tahun muncul dari kamar, dia menahan tangan Barra memperhatikan Rohman. Kemudian beralih kepada Rohim dalam gendongan Faiz.

Selesai memandangi kedua cucunya beralih ke wajah Faizah. "Siapa kamu?" Tanya wanita itu, bola matanya yang tertutup kaca mata, ke atas ke bawah meneliti tubuh Faizah.

"Saya Faizah, Bu." Faizah tersenyum, walaupun tak terbalas.

"Bukan nama yang saya tanya, tapi untuk apa tujuan kamu datang ke rumah ini?" Tanyanya ketus, lalu melirik Barra yang tidak berkata-kata.

"Saya bekerja menyusui si kembar Bu."

"Apa itu? Kok ada ya, pekerjaan menyusui,"

"Saya ditawari Tuan Barra, Bu." Faizah gantian menoleh Barra, kenapa juga pria itu tidak mau menjawab pertanyaan wanita di depanya. Faizah bertanya-tanya dalam hati, siapa wanita itu? Jika ibu kandung Barra rasanya tidak mungkin karena mereka seperti kakak adik.

Sementara Barra pergi begitu saja tanpa basa basi langsung ke kamar baby. Mungkin saja karena pertanyaan wanita itu yang tidak membuat dirinya tertarik untuk menjawab. Jelas sudah pulang, karena sudah di rumah, tapi pakai tanya.

"Permisi Bu" Faizah yang tidak mau tertinggal oleh Barra di mana letak kamar bayi, segera mengikuti.

Dua box bayi, dua tempat tidur, yang satu jelas untuknya, tapi yang satu lagi entah untuk siapa. Dua lemari kecil dan besar pun melengkapi isi kamar. Faizah menidurkan Rohman di box yang masih kosong.

"Kamu bekerja di rumah saya, dibantu baby sitter, yang betah, ya." ujar Barra lantas keluar kamar, sebelum dijawab Faizah.

Tok tok tok

"Permisi Mbak, saya mengantar tas" Supir meletakkan tas di depan pintu kamar.

"Terima kasih Pak." Faiz mengangkat tas perlengkapan bayi kemudian dia keluarkan isinya. Tidak ada yang istimewa isi tas tersebut selain popok dan baju bayi. Faizah menyusun di lemari yang sudah disediakan. Kemudian pakaian miliknya pembelian Barra tidak lupa dia tata rapi.

Setelah rapi, ia hendak mandi selagi si kembar bobo. Dia bolak balik pakaian yang baru ditata mencari sesuatu. "Bajuku sudah banyak, tapi pakaian dalam tidak punya, bagaimana ini?" Faiz bingung, padahal sekarang sedang masa nifas. Mau pinjam uang Barra lagi malu, apa lagi bosnya itu sudah membelikan panyak pakaian.

"Jangan bengong, selagi anak-anak bobo kamu segera mandi, Faiz" Barra tiba-tiba muncul di belakang Faiz. Ia heran, baru beberapa jam bersama Faizah, tapi sering memergoki ketika sedang melamun, murung, bahkan mata sembab.

Faizah terkejut segera berdiri berhadapan dengan Barra yang menatapnya tajam, tapi teduh.

"Saya mau mandi Tuan, tapi tidak punya sesuatu, boleh saya pinjam uang lagi." bibir Faiz akhirnya runtut bicara tetapi tidak menyebutkan barang yang akan dia beli.

"Berapa?" Barra ternyata bukan pria yang pelit, nyatanya segera menarik dompet dari saku celana.

"Dua ratus ribu, nanti potong gaji saya, jadi total 300 ribu sama yang tadi siang, Tuan." Faizah sebenarnya malu, kerja saja baru sehari sudah membahas gaji.

Barra tidak menjawab segera memberikan uang yang Faizah minta.

 Faizah segera pamit ke pasar tradisional sebentar, karena jika membeli online akan lama. Tidak mungkin juga pakaian dalam yang hanya satu dan sudah melar itu dia cuci, jemur kering, lalu dipakai lagi. Faizah membayangkan berapa jam membiarkan asetnya keanginan.

"Kamu tidak boleh ke mana-mana." Barra menolak tegas, pengalaman tadi siang, Faiz izin pergi sebentar tapi ngaret.

"Maaf Tuan, tapi yang akan saya beli sekarang penting sekali." Faizah berjanji tidak akan lama.

"Biar supir yang membeli, kamu butuh apa?" Barra menatap Faiz yang gelisah tidak bisa menjawab. "Faiz..." Barra jengkel padahal si kembar keburu bangun.

"Anu Tuan" Faiz nyengir, malu untuk menjawab.

"Kamu ini, dari tadi anu-anu terus, sudah. Jika tidak ada yang kamu butuhkan lebih baik mandi." Barra mendekati box akan menjaga si kembar selagi Faizah mandi. Karena baby sitter baru akan datang malam nanti.

"Itu Tuan, perlengkapan wanita." Faiz tersenyum kikuk.

Barra paham apa yang Faiz katakan, lalu meninggalkan Faizah yang wajahnya merah karena malu.

Di luar pintu, seorang wanita tengah memperhatikan keakraban Barra dan Faizah. Begitu Barra keluar, dia bersembunyi di kamar sebelah yang masih kosong. Wanita berkaca mata tebal, rambut ikal sepundak, bagian atas sudah memutih campur hitam itu menyembulkan wajahnya ke luar kamar. Ketika Barra sudah tidak ada, ia masuk ke kamar Faizah.

Dia masuk begitu saja, karena pintu belum ditutup oleh Faiz.

"Ibu..." Faiz yang baru saja rebahan, bangun kaget karena wanita setengah umur itu masuk.

"Jangan panggil saya Ibu, tapi Nyonya Chana" ujarnya memprotes.

"Maaf, Nyonya" Faizah menatap mata Chana, wanita seperti itu biasanya selalu ingin dihargai, menuntut pengakuan, ingin menjadi pusat perhatian, dan selalu menganggap dirinya istimewa.

"Kamu baru melahirkan? Tapi kenapa tidak menyusui anakmu sendiri?" Tanya Chana seolah tidak mau ada dia di rumah ini.

"Benar Nyonya, tapi anak saya meninggal." Faizah sudah siap-siap, jika Chana ini adalah bibit masalah, tapi siapapun Chana, Faiz tidak mau berpikiran buruk yang akan menambah dosa.

"Lalu suami kamu?" Chana masih terus mencecar.

"Kami sudah bercerai Nyonya."

"Awas! Saya ingatkan ya, jika kamu ingin lama bekerja di sini jangan sampai jatuh cinta pada Barra." Tukas Chana dengan nada mengancam.

...~Bersambung~...

1
Maryami
aku udh baca dan sangat sukaaaa, trm ksh thor
Nadine Zahra
jangan2 yg menabrak mereka
Sri Rejeki
judulnya apa kak kisah abdulallah selfi dan dila
Buna Seta: Ketika Cinta Harus Memilih
total 1 replies
Nur Hidayah
Rohman Rohim 🤗🤗
Nur Hidayah
Selamat Faiz, anaknya cewek dan cowok 😊
Nur Hidayah
Semoga lahirannya kancar, nggak ada halangan apa2 Faiz 😊
Nur Hidayah
Alhamdulillah, ternyata Chana udah tobat beneran 😊
Nur Hidayah
Untungnya Faiz nggak kenapa2.
Tp semoga Chana juga nggak kenapa2, kyknya Chana udah tobat 😢
Nur Hidayah
Semoga Faiz nggak kenapa2 😢
Nur Hidayah
Alesha Alesha 😠😠
Sri Rejeki
pasti papa kandung fais yg dtg utk jd walinya🤭
Modish Line
good job 👍👍
Ellya Muchdiana
dianggap si Barra perempuan hanya dijadikan produsen anak
Nur Hidayah
Laiya, uangmu selama ini jadi artis tuh kemana aja Alesha,,,
Nur Hidayah
Berdamailah dgn keadaan Alesha, trs perbaiki karirmu
Nur Hidayah
Rasain tuh Alesha Alesha
Nur Hidayah
Alesha Alesha. mending memperbaiki karirmu aja 😌😌
Nur Hidayah
Habiskan hartamu Alesha, kamu tidak akan menang dari Barra
Nur Hidayah
Alesha Alesha 😠😠
Nur Hidayah
Tunggu kekalahanmu Alesha,,,😠😠
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!