NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pembantu / Bercocok tanam / Keluarga / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:3.6M
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau akan melayaniku

Edel mencoba sebisa mungkin menyibukkan diri agar tak perlu lagi merasa keberadaan Basten yang seperti mengupas setiap lapisan tubuhnya dengan tatapan. Tapi tetap saja, setiap langkahnya terasa diawasi. Ruangan itu terasa seperti jerat tak kasatmata, dan di dalamnya ada singa yang sedang mengamati mangsanya dengan sabar. Nafasnya tak berani terlalu keras. Jantungnya masih bekerja terlalu cepat, menciptakan tekanan di dada yang membuatnya nyaris sesak.

Lap di tangannya berpindah dari meja ke rak buku, lalu ke laci-laci kecil di sisi tempat tidur. Tapi jemarinya bergetar, dan matanya, walau tak menoleh, bisa merasakan pandangan Basten tak lepas dari punggung dan lekuk tubuhnya. Rasanya seperti disentuh tanpa disentuh.

"Kau tidak menyangka aku tukang kebun lagi?" tanya Basten pelan, suaranya berat namun tenang.

Edel menahan napas. Ia menunduk dalam, mencoba mengabaikan kalimat itu, walau telinganya memerah hingga ke leher. Ia melirik ke Basten tapi hanya sekilas dengan senyum canggung, dalam sepersekian detik. Ia takut kalau laki-laki itu membahas tukang kebun, dia akan dipecat karena sudah sembarangan bahkan melanggar peraturan menatap mata para tuan muda.

Langkah kaki berat terdengar mendekat lagi. Edel baru saja selesai membersihkan rak terakhir ketika ia merasakan tubuhnya mematung. Sekali lagi, pria itu berdiri di belakangnya. Terlalu dekat.

"Aku tidak mengizinkan siapa pun masuk tempat pribadiku tanpa sepengetahuanku," bisiknya rendah, napasnya menyapu telinga Edel.

"Tapi kamu... Akan jadi pengecualian mulai hari ini."

Edel tak bisa bergerak.

Lalu tangannya, besar, kuat, dan hangat, menyentuh pelan lengan kirinya. Tubuh Edel melompat refleks, seperti kesetrum. Ia membalik badan dengan cepat, dan kembali menatap langsung mata pria itu.

Salah. Ia seharusnya tidak menatapnya lagi.

Tatapan itu... terlalu intens. Terlalu dalam. Seolah Basten sedang menariknya masuk ke dalam arus yang tidak bisa ia lawan.

"Kau tahu kau sudah berkali-kali melanggar aturan rumah ini?" gumam Basten pelan, di sisi wajah Edel.

Gadis itu menelan ludah. Ia cepat-cepat memalingkan wajah ke arah lain tapi dengan cepat tangan besar Basten menyentuh dagunya, membuatnya kembali menatap laki-laki itu. Jarak wajah keduanya sangat dekat. Dan lagi-lagi Edel di buat terpesona oleh ketampanan si tuan muda kedua. Kenapa bisa ada orang yang setampan ini? Di rumah ini, tuan mudanya tampan semua.

Bibir Edel terasa kering. Ia bahkan lupa cara bernapas. Jantungnya seperti menabrak tulang rusuk, memukul-mukul dengan panik. Matanya menatap mata Basten, mencoba mencari celah untuk lari dari cengkeraman halus namun kuat itu. Tapi semakin lama ia menatap, semakin ia terperangkap.

"Saya … saya nggak sengaja," bisik Edel nyaris tak terdengar.

Basten mengangkat salah satu alisnya, lalu mendekatkan wajahnya beberapa senti lagi. Napas hangatnya menyapu wajah Edel. Laki-laki itu tidak tersenyum, tapi sorot matanya seperti bermain-main, seolah menyimpan ribuan makna tersembunyi yang tak bisa ditebak Edel.

"Masalahnya," suara itu turun menjadi bisikan.

"Aku tidak suka ketidaksengajaan yang datang tanpa tanggung jawab."

Edel menggigit bibir bawahnya. Wajahnya kini benar-benar merah padam, bukan hanya karena malu, tapi juga karena gugup dan bingung harus berbuat apa. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, mencoba menahan diri agar tidak terlihat gemetar. Tapi Basten melihat semuanya.

"T-tapi saya cuma pembantu baru tu-tuan muda. Saya nggak bermaksud bikin masalah, saya cuma … tolong jangan pecat saya tuan muda ..." suaranya tercekat.

Basten akhirnya melepaskan dagunya. Tapi bukan berarti jaraknya menjauh. Justru kini jemarinya berpindah ke rambut Edel, merapikan helaian halus yang terlepas dari ikatan. Gerakan itu sangat pelan, sangat personal, hingga membuat Edel nyaris menahan napas lagi.

"Kau takut di pecat?"

Edel mengangguk. Takut sekali. Karena ia terlalu takut hidup sendirian di luar sana.

"Kalau begitu aku akan memberimu hukuman yang lain." ucap Basten. Jemarinya masih setia di rambut Edel.

Edel menatap pria itu dengan wajah bingungnya yang polos. Membuat Basten makin terbelenggu dengan tatapan polos dan menarik itu.

"Mulai sekarang," suara Basten serendah bisikan malam,

"Kau akan melayaniku."

Edel mengernyit bingung. Melayani? Bukankah sekarang dia sedang melayani pria itu? Kan dia pembantu, tugasnya melayani majikan. Gampang banget dong.

"Hanya itu saja tuan muda?" pertanyaannya berhasil membuat  ikut mengernyit. Pria itu menatap Edel lama seakan mencari tahu apakah gadis itu paham dengan ucapannya barusan atau tidak.

"Apa yang kau pahami dengan maksudku?" ia bertanya kemudian.

Edel mengangguk kuat dan tersenyum. Ia lupa kalau saat ini dia sedang berhadapan dengan laki-laki berbahaya.

"Melayani tuan muda. Contohnya, bersih-bersih kamar seperti sekarang, dan melakukan apa yang tuan muda suruh. Kayak tugas pembantu pada umumnya, begitu kan?"

Basten terkekeh. Gadis ini tidak mengerti apa maksud dari ucapannya barusan. Benar-benar masih polos. Dari tampangnya yang seakan belum tahu dunia, pasti gadis ini masih perawan.

Basten menatap gadis itu lama. Kemudian tangannya meraih pinggang Edel, mengangkat gadis itu duduk di atas meja. Edel terkejut bukan main. Tubuhnya terangkat dengan mudah, seperti kapas yang tak berbobot, lalu mendarat di atas meja kayu besar itu. Napasnya tercekat, dan matanya membulat saat wajah Basten semakin dekat, berdiri di antara kedua kakinya yang menggantung di tepi meja.

"T-tuan muda…" suaranya nyaris tercekat, namun tak mampu mengeluarkan kalimat lengkap. Jantungnya berdetak terlalu keras, dadanya terasa penuh, dan seluruh tubuhnya menegang.

Basten tidak langsung menyentuhnya. Ia menatap Edel dalam-dalam, seperti membaca isi pikirannya.

"Tugas melayani yang ku maksud… bukan seperti yang kau bayangkan." suaranya rendah, penuh tekanan, tapi tidak terburu-buru. Ia menikmatinya. Ketegangan, kebingungan, dan kepolosan yang terpampang jelas di wajah gadis itu.

Edel menelan ludah. Tangannya mencengkeram sisi meja, matanya masih terkunci pada sorot mata Basten yang tak memberinya kesempatan melarikan diri.

"Ma-maksud tuan muda?" bisiknya lemah.

Basten mengangkat jemarinya, menyentuh perlahan sisi wajah Edel, menyusuri garis rahang hingga ke leher yang halus.

"Kau polos sekali." gumamnya.

"Tapi sangat menarik untukku." gumam Basten lagi.

Wajah Edel memerah, tubuhnya tak mampu bergerak. Ia tidak tahu harus kabur atau tetap di tempat. Basten mendekat sedikit lagi, kini wajah mereka hanya berjarak beberapa inci.

"Melayani yang ku maksud adalah ini."

Tanpa ijin, dan dengan lancangnya Basten menyerang bibir Edel. Bukan hanya menempel, pria itu melumat bibirnya dengan ganas. Memberikan gigitan-gigitan kecil. nan menggoda yang sukses membuat Edel membeku di tempatnya.

1
~HartiWyn_Dee_
akhirnya si ratu kejam penuh kesombongan berhasil di kalahkan,, jangan beri ampun untuk para penghianat sekalipun itu keluarga kerajaan,,, tadinya sempet deg degan saat pasukan halver datang apa akan membela raja atau ratu tp ternyata raja lah yg di pilihnya....
May Maya
jangan kasih ampun pd ratu iblis itu karna ia jg GK punya rasa kasian pada Klian mengkhianati suami,ank n rakyat nya sendiri demi kekuasaan membunuh orang tak bersalah dmi ambisi nya jadi kematian lah yg patut tuk org seperti Ratu,toh ia baik jg cuma sandiwara bukan Krn tulus
Danendra Faiz
dikit amat thor😂
buk epi
udahhh langsung tebas aja,, jgn sampai ada amel jilid 2
Nita Nita
aisssss keren kak 🔥🔥🔥
Oktav
Pasti Raja ttp membunuh sang Ratu krn dia tdk memiliki perasaan sama sekali ke Raja. Jgn diulur2 Raja. Krn Ratu ingin mati di medan perang. Kalau dibawa pulang nanti ilang lagi. Masak ngajak perang lagi.... Kan gak seru....
🍭ͪ ͩ🅴cհαՇɧeeՐՏ🍻
abis ini kisah cinta nya Adelice sama Halver Thor😁
Vie
aku suka aneh bagi orang2 yang menolong para penghianat... udah tau itu hal yang salah, tapi tetep aja mau bantu mereka, yang pada akhirnya mereka sendiri yang rugi. walau alasan apapu mereka membantu, tapi secara logika itu tindakan yang salah 🤔🤔🤔
Nona aan Chayank
Mampus kau Ratu iblis....
Setetes Embun💝
Ini sih harusnya si ratu tengik dihukum dulu,jangan langsung mati enak aja dia sudah membuat kekacauan dan pertumpahan darah dikerajaan suaminya sendiri😤
j4v4n3s w0m3n
sok.langsung tebas leher.ratu ..pengkhianat mah udah biasa langsung di tebas
YuWie
pak Raja..jgn sampe kau ampuni ratumu ya
Syifa Azhar
apakah raja benar-benar akan menghabisi penghianat meski itu adalah istrinya sendiri??jadi deg deg kan aku😄
Yanti Yanti
tebas sekalian ratu nya 🔥
Ilfa Yarni
bunuh aja ratu raja dia ga pantas hidup klo dia hidup nanti dia bangkit lg dgn kekuatan yg lbh besar
Dwi Winarni Wina
Akhirnya sang ratu iblis kalah, kedatangan halver holt sangat membantu skl...
Sang raja duke gerald dan pangeran xavier sangat kecewa sekali sang ratu berkhianat, kasian pangeran xavier korban dari ibunya sangat berambisi dan serakah....

Sang ratu seharusnya jd ibunya baik dan panutan tp malah jd pengkhianat, perasaan pangeran xavier sangat hancur dan kecewa jd satu, tp pangeran xavier berusaha kuat dan tegar tidak mau menunjukan sisi kelemahannya....

Ibunya harus diadili dan pangeran xavier sendiri yg akan menyeret ibunya ke pengadilan kerajaan...
Salut sm harver holt yg terkenal sangat kejam dan licik tp membela kebenaran, berhak kpd raja duke gerald....

Tamat riwayat sang ratu iblis, mati ditangan raja/anakmu sendiri.....
Aditya hp/ bunda Lia: leganya mbak Dwi 😂😂
berasa ikut perang aku
total 1 replies
Bunda Abi
kasih ratu mati ajah lah Thor,
Masita Masita
Yang paling menyedihkan adalah anaknya. Anaknya menjadi korban keserakahan ibunya. Harus berperang dengan perasaannya melawan ibunya.
Dan yang tersakiti adalah suaminya... seperti ditikam dari belakang
🍃🥀Fatymah🥀🍃
kenapa gk jatuh aja sih
Winer Win
terlalu ambisi itu tidak bagus wahai ibunda ratu..sadar diri juga penting
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!