NovelToon NovelToon
Om Duda Teman Papa

Om Duda Teman Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Addryuli

"Hai Om, ganteng banget sih. mana lucu, gemesin lagi."

"Odel. a-ah, maaf tuan. teman saya tipsy."

Niccole Odelia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang pria dewasa yang ditemuinya di bar. meski mabuk, dia masih menginggat dengan baik pria tampan itu.

Edgar Lysander, seorang pengusaha yang tampan dan kaya. dia tertarik pada Odelia yang terus menggodanya. namun dibalik sikap romantisnya, ada sesuatu yang dia sembunyikan dari Odelia.

Akankah cinta mereka semulus perkiraan Odelia? atau Odelia akan kecewa dan meninggalkan Edgar saat mengetahui fakta yang disembunyikan Edgar?

ikuti terus kisah cinta mereka. jangan lupa follow akun Atuhor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28

Drrtt....drrtt.

Edgar meletakkan spatulanya saat ponselnya bergetar, dia melihat nama papanya yang menghubungi. Edgar mengelap tangannya lalu mengangkat panggilan itu.

"Halo pah."

"Halo, berkasnya mau papa antar atau kamu yang ambil?"

"Nanti Edgar suruh Theo ngambil ke rumah, Edgar lagi sibuk."

"Sibuk apa? Setelah pulang pun kamu sama sekali belum ngabarin papah."

"Ada sesuatu yang harus Edgar selesaikan pah. Sebelumnya terima kasih sudah membantu Edgar. Ed tutup dulu."

Tut.

Edgar meletakkan kembali ponselnya kemdian melanjutkan mengaduk tumis seafood yang tengah dia buat. Tangan Edgar dengan cekatan memasukkan bumbu pelengkapnya.

Setelah matang, dia menuangkannya ke piring. Edgar beralih memasak ayam fillet yang akan dia masak dengan saus lada hitam.

"Kalau Theo tahu, aku pasti diejek habis-habisan." gumam Edgar.

Setelah menghabiskan waktu selama dua jam, akhirnya menu makan malam buatan Edgar selesai juga. Dia mengusap peluh yang ada dikening menggunakan punggung tangannya. Edgar tersenyum menatap dua menu sederhana itu.

Dia menatap jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Edgar segera menata meja makan dengan kain putih, dia meletakkan bunga mawar serta menyalakan lilin. Dia mulai menata piring serta meletakkan makanan yang tadi dia buat.

"Aku harus segera bersiap." gumamnya.

Edgar melepaskan apron kemudian menaiki anak tangga lalu masuk ke kamarnya. Edgar segera mandi kemudian bersiap.

Di mansionnya, Odelia tengah merias wajahnya agar terlihat lebih fresh. Dia mengoleskan lipstick berwarna rose pink dibibirnya yang sudah diberi pelembab sebelumnya.

"Kok gue jadi deg-degan gini sih." gumam Odelia sambil senyum-senyum sendiri.

Setelah selesai merias wajahnya, dia menyemprotkan parfume ice vanila ke perpotongan leher serta pergelangan tangannya.

"Sendal, jangan sampai gue lupa lagi."

Odelia masuk ke walk-in closet lalu mengambil high hills dengan hak setinggi 5cm berwarna hitam. Dia menatap pantulan tubuhnya yang nampak cantik dengan balutan dress dark blue.

"Apa ya yang kurang?" gumam Odelia.

Dia meraba bagian lehernya, dia berjala lalu membuka laci dan mengambil kalung serut dengan liontin kecil. Odelia keluar dari walk-in closet lalu mengambil tas dan ponselnya. Dia segera keluar dari kamar lalu turun.

"Mama papa kemana?"

Odelia pergi ke ruang keluarga untuk berpamitan pada orang tuanya, namun sampai disana dia tak menjumpai kedua orang tuanya. Odelia kembali ke depan lalu pergi ke dapur.

"Mama sama papa kemana bik?"

"Mereka baru saja pergi non."

Odelia mengangguk. "Kalo gitu Odel pergi dulu ya bik."

Odelia berjalan keluar dari mansionnya, dia segera masuk ke mobil lalu melajukan mobilnya. Jarak rumah dan apartemen Edgar lumayan jauh, dia menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai tepat waktu.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, mobil Odelia berhenti di basement apartemen. Dia menarik nafas lalu menghembuskannya, mengulanginya selama beberapa kali hingga dia merasa tenang.

"Tenang Odelia."

"Huft."

Setelah meyakinkan dirinya, Odelia membuka pintu mobilnya kemudian keluar. Dia masuk ke dalam lift kemudian naik ke unit milik Edgar.

Ting.

Pintu lift terbuka, Odelia keluar lalu berjalan dengan pelan. Sampai di depan unit Edgar, tangannya terangkat hendak menekan bel namun dia urungkan.

"Kok gue makin deg-degan sih?"

Odelia mengambil ponsel yang berada ditasnya. Dia melihat ada pesan yang dikirimkan oleh Edgar.

Om Edgar: sudah perjalanan ke sini?"

"Gue bales nggak ya?"

Pluk.

"Astaga."

Odelia terkejut saat pundaknya ditepuk, dia menoleh mendapati Theodore berdiri disampingnya.

"Ya ampun om Theo, bikin Odelia kaget aja sih."

Odelia mengelus dadanya lega karena Theo yang menepuknya.

"Kenapa nggak masuk?" tanya Theo dengan alis terangkat sebelah.

Odelia tersenyum kecil. "Nyiapin mental dulu om."

Theodore terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pelan, dia mulai memencet nomor pin apartemen Edgar.

Klik.

Theodore membuka pintu apartemen Edgar, saat dia hendak masuk dia menoleh ke belakang dimana Odelia hanya diam saja tak mengikutinya masuk.

"Kenapa diam saja, ayo masuk." ajak Theodore.

Odelia mengangguk kemudian ikut masuk ke dalam.

"Kamu tunggu disini dulu, aku mau memberikan ini dulu pada Edgar."

Lagi-lagi Odelia mengangguk, dia duduk disofa dengan tenang.

Tok.

Tok.

"Masuk."

Theodore masuk ke kamar Edgar, dia menghampiri sahabatnya yang tengah memakai kemeja.

"Dari bokap lo."

"Letakkan disitu." ucap Edgar sambil mengancingkan kemejanya.

"Oh ya, Odelia udah dibawah." ucapnya.

Edgar mengangguk. "Pulang, jangan ganggu." usirnya.

Theodore memutar bola matanya malas saat Edgar mengusirnya dia segera berdiri. Edgar berbalik lalu keluar bersama Theo.

Tap.

Tap.

Bunyi sepatu beradu dengan lantai anak tangga membuat Odelia mendongak, dia menggigit bibir bawahnya saat melihat Edgar menuruni anak tangga.

"Astaga, ganteng banget." batin Odelia kegirangan.

"Del, aku pergi dulu." ucap Theodore.

"I-iya om, hati-hati."

"Ehem."

Deheman Edgar membuat Theo mendengus sebal, dia segera pergi dari sana sebelum Edgar mengeluarkan taringnya.

Setelah pintu tertutup rapat, Edgar menoleh ke arah Odelia yang nampak cantik sekali malam ini. Dia tersenyum lalu duduk di sebelah Odelia.

"Sudah lama?"

"Belum om, tadi bareng sama om Theo. Kebetulan ketemu di depan."

Edgar mengangguk. "Kamu cantik sekali malam ini." pujinya.

Odelia memutar tubuhnya hingga membelakangi Edgar. Dia tak bisa menahan salah tingkahnya saat Edgar memujinya, dia memejamkan matanya erat sambil menggigit bibir bawanya. Di perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan.

Edgar terkekeh pelan melihat respon Odelia. "Sudah makan?"

"Ehem." Odelia berdehem pelan untuk meredakan rasa gugupnya.

"Belum om." jawabnya sambil kembali menghadap ke Edgar.

"Aku udah masakin sesuatu buat kita makan malam."

Odelia membelakan matanya. "Masak untuk makan malam?"

Edgar mengangguk, dia berdiri lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Odelia. Dengan senyum manis terpatri diwajah cantiknya, Odelia menerima uluran tangan Edgar.

Mereka berjalan dengan bergandengan tangan menuju ruang makan. Odelia merasa tersentuh saat melihat meja makan yang sudah dihias sebaik mungkin. Dia menoleh ke arah Edgar yang juga tengah menatapnya.

"Suka?"

Odelia mengangguk. "Suka."

Edgar menarik kursi untuk Odelia lalu mempersilakannya duduk. Mereka duduk saling berhadapan, Edgar mengambilkan nasi lalu menyendokkan lauknya ke piring Odelia.

"Selamat makan gadis kecil." ucap Edgar.

Odelia merasa tersipu lagi, Edgar benar-benar romantis. Siapakah mantan istrinya yang bodoh itu hingga membuat Edgar menduda? Pikir Odelia.

"Emm, ini enak Om." puji Odelia.

"Syukurlah kalau kamu suka. Makan yang banyak."

Mereka makan dengan tenang. Edgar sesekali memperhatikan Odelia yang menggelengkan kepalanya sambil tersenyum membuatnya ikut tersenyum.

"Kenapa gadis ini lucu sekali?" batin Edgar.

"Ini om semua yang masak?" tanya Odelia.

"Iya."

"Tck, Om pinter banget sih bisa masak seenak ini."

Edgar tertawa pelan. "Kamu bisa saja."

Melihat makanan di piring Edgar hanya tinggal nasi Odelia berinisiatif mengambikan lauk lalu meletakkan ke piring Edgar.

"Ayamnya kurang nggak om?" tanya Odelia.

Edgar menghentikan pergerakannya saat Odelia mengambilkan makanan untuknya, dia mendongak menatap gadis kecil yang kini tengah tersenyum ke arahnya.

Jantung Edgar berdegup cepat, dia terkesan dengan gadis SMA didepannya ini.

"Cukup kok, makasih ya."

Setelah selesai makan malam, Edgar mengajak Odelia duduk kembali ke sofa.

"Sebentar ya."

Odelia mengangguk, setelah Edgar pergi. Dia melihat-lihat ruang tamu Edgar. Disana ada beberapa foto Edgar dan orang tuanya.

"Apa ini adik om Edgar?" gumam Odelia.

"Del."

Odelia menoleh, dia sedikit terkejut saat Edgar membawa paper bag besar ditangannya.

"Aku beliin kamu oleh-oleh dari Amsterdam." ucap Edgar.

"Oleh-oleh?"

Edgar mengangguk, dia menepuk sofa disebelahnya. Odelia mendekat lalu duduk disamping Edgar.

"Semoga kamu suka." Edgar memberikan paper bag itu ke Odelia.

"Om, kenapa repot-repot sih."

"Nggak repot sama sekali."

Odelia tertawa pelan. "Makasih ya om. Em, boleh dibuka sekarang?"

Edgar mengangguk sebagai jawaban. Odelia mulai membuka paper bag yang paling besar. Dia mengeluarkan sebuah bok yang dia ketahui adalah bok sepatu.

"Bagus banget." puji Odelia saat membuka bok sepatu itu.

Sepatu berwarna coklat muda dengan merk yang sangat terkenal di Belanda, harganya pun sudah pasti bukan main-main.

Odelia mengeluarkan sepatu itu lalu melihat ukuranya.

"Om, ini ukurannya bener loh ukuran kaki aku."

Odelia membuka satu paper bag lagi, dia menemukan dua boneka kelinci dan dua gantungan kunci.

"Kamu mau yang mana? Nanti yang satu buat aku." ucap Edgar.

Odelia lagi-lagi dibuat salah tingkah oleh Edgar. Dia mengambil boneka kelinci warna merah lalu yang hijau dia berikan pada Edgar.

"Ini artinya apa om?" tanya Odelia pada tulisan digantungan kunci.

"Ini huruf Belanda, yang ini nama kamu dan yang ini nama aku."

Odelia mengambil gantungan kunci yang ada nama milik Edgar.

"Om, makasih banyak ya."

Edgar merentangkan tangannya, tanpa ragu Odelia masuk ke pelukan Edgar.

"Sama-sama gadis kecil, apapun yang bisa bikin kamu senang maka akan aku turuti." ucap Edgar.

1
Adinda
Duda palsu del belum cerai🤣🤣🤣
Liana Alda: lagi bucin"nya padahal 🤭
total 1 replies
Adinda
del kalau Minta hadiah lebih baik minta rumah atau perhiasan🤣🤣🤣
Fitria Syafei
Waduh jika ntuh bukan darah dagingnya sih gpp akan tetapi klu itu benar darah daging nya gimana? Edgar dan Odel ga bisa bersatu dong 🙄 Kk yang baik hati kereen 😘😘
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Kasandra Kasandra
double up
nur adam
lnjut
Fitria Syafei
Kk yang baik mungkinkah mereka bersatu 😔 Kk cantik kereeen 😘😘
Kasandra Kasandra
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Kasandra Kasandra
double up
Fitria Syafei
Waduh Zara serba salah yaa seperti nya dia tau siapa Edgar tetapi ga bisa mengungkapkan ke Pdel nih 🤔 Kk cantik kereeen 😍😍
nur adam
lnjut
Hardware Solution
sebenarnya ada rahasia apa sih thor Ama si zarra?
Liana Alda: tunggu eps selanjutnya 😁
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up thor
Dwi Winarni Wina
Jodoh emang gak akan lari kemana odelia, tetep semangat kejar cintamu itu..
Dwi Winarni Wina
Selera odelia yg lebih dewasa om gitu dah sangat tampan skl...
Dwi Winarni Wina
Pasti itu om2 tampan ditemui diclub mlm itu, odelia terpesona sm om2 tampan itu jatuh cinta pd pandangan pertama....
Dwi Winarni Wina
Dasar odelia gadis nakal mengoda om-om sangat hot, smg odelia berjodoh sm om2 tampan itu......
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!