Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34 - Pernikahan Laluna
Dani berniat mengabaikan Laluna. Dia akan tetap dengan rencananya untuk mendekati Kalina.
Kini Dani sedang berada di kamar bersama Kalina. Ia duduk di depan jendela sambil bermain ponsel.
Sedangkan Kalina ada di ranjang dan dalam pengaruh hipnotis Dani. Ia mendesah nikmat seolah-olah sedang bercinta dengan Dani.
Di sisi lain, Laluna baru selesai mandi. Ia segera berpakaian dan keluar dari kamar. Laluna memeriksa ke kamar anaknya berada. Dia melihat Sofi baru ditidurkan oleh pengasuhnya.
"Baru tidur?" tanya Laluna.
"Iya, Nonya..." jawab Dewi.
"Bagus deh," tanggap Laluna yang segera beranjak. Dia melangkah menuruni tangga. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara lenguhan dari kamar ibunya.
"Sean..." gumam Laluna. Dia menduga sang ibu sedang bercinta dengan Dani.
Perlahan Laluna berjalan ke depan pintu kamar Kalina. Menempelkan telinga ke pintu hingga bisa mendengar suara lebih jelas.
Laluna menggigit bibir bawahnya. Satu tangannya bergerak dan mencengkeram bagian bawah perut. Sudah lama sekali dia tidak merasakan nikmat seperti kenikmatan yang dirasakan Kalina sekarang. Wanita itu mendesah dengan bebas.
Di dalam kamar, Dani tak berhenti melirik ke bawah pintu. Ia mengawasi gerak gerik orang luar dari sana.
Pada saat Laluna berdiri di depan pintu, Dani bisa melihat bayangan perempuan tersebut. Buru-buru Dani menghentikan Kalina, dia buat wanita itu jatuh tertidur. Hingga suara desahannya tak terdengar lagi.
Di depan pintu, Laluna mengerutkan dahi. Dia terkejut saat seseorang memanggilnya.
"Ngapain kau di sana?" timpal Nico. Dia tak lain adalah suami Laluna sendiri. Raut wajahnya sekarang tampak marah. Menatap tajam Laluna.
"Nggak apa-apa. Aku baru menemui Mama," kilah Laluna.
"Sudah selesai?" tanya Nico.
"Sudah," jawab Laluna.
"Ayo ke kamar!" ajak Nico. Dia dan Laluna beranjak.
Dari dalam kamar Kalina, kini Dani yang menguping. Dia jadi tahu siapa orang yang tadi berdiri di depan pintu.
"Laluna?" ucap Dani.
...***...
Nico dan Laluna telah berada di kamar. Laluna kala itu tersenyum tipis. Gara-gara mendengar suara orang bercinta, dia jadi bergairah.
"Kok pulang cepat?" tanya Laluna seraya mendekati Nico.
"Semua urusan sudah selesai. Di sini sangat membosankan. Sebaiknya kita pulang besok!" ujar Nico.
"Oke. Kau mau aku pijiti?" tawar Laluna sembari meremas remas lengan Nico.
"Apaan sih kamu! Lagi gatal?!" timpal Nico. Dia menghempaskan tangan Laluna. Menatap tajam sang istri.
"Bisakah kali ini kau melakukannya dengan lembut?" ujar Laluna. Mengingat Nico selalu bersikap kasar padanya. Bahkan saat berhubungan intim. Tak ada yang tahu kalau ada banyak lebam di tubuh Laluna karena kekasaran Nico. Suaminya itu sangat temperamen.
Pernikahan Laluna jauh dari kata bahagia. Namun Laluna lebih memilih merahasiakannya karena orang tuanya yang sangat menyukai Nico. Tidak! Semua orang menyukai Nico.
Nico memecahkan tawa. "Lembut kau bilang?! Jadi maksudmu selama ini aku kasar? Begitu?" pungkasnya.
"Tidak. Aku hanya ingin menikmatinya seperti dulu," ungkap Laluna yang perlahan menundukkan kepala.
"Apa?! Seperti dulu?" Nico mendekat ke hadapan Laluna. "Maksudmu saat kau bercinta dengan ayahnya anak haram itu?! Iyakan?! Berani-beraninya kau membicarakan ini denganku! Harusnya kau berterima kasih padaku karena sudah mau menerima wanita hina sepertimu!" lanjutnya.
Begitulah Nico, dia seringkali menganggap dirinya pahlawan untuk Laluna. Karena itu dia menuntut Laluna agar patuh kepadanya.
Laluna meremas dressnya. Dia memberanikan diri menatap Nico. "Kau boleh menghinaku sesuka hatimu. Tapi tidak untuk Sofi!" geramnya.
Akhirnya tamat juga, walaupun ceritanya sempat amburadul.
Jangan putus asa, selalu hasilkan karya terbaik.
Semoga kedepannya sukses selalu...🌹🌹🌹
untuk para pemenang saya ucapkan selamat atas kemenangan anda...🎁🎁🎁
semoga berkah...🤲🤲🤲