NovelToon NovelToon
KEKUATAN 9 BATU BINTANG

KEKUATAN 9 BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sunardy Pemalang

***

Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.

Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?

**kita lanjut dari bab satu yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERPISAHAN

Kota Lupta Adripada terlihat begitu ramai. Hiruk pikuk orang orang yang datang dan pergi seolah tak ada habis habisnya. Mungkin karena kota ini adalah, Kota pusat perdagangan di wilayah Kerajaan Atas Awan, sehingga orang orang dari Kota Kota yang lain datang ke Kota ini, hanya sekedar untuk bertukar barang dagangannya.

Di salah satu penginapan, di Kota Lupta Adripada ini. Nampak Pangeran Zyandru beserta kedua adiknya serta Radif dan Urvashi sedang duduk di satu ruangan, sembari menyantap hidangan yang di sajikan oleh pihak penginapan tersebut.

Mereka menyantap hidangan sembari mengobrol dan saling bertanya. Terutama Radif yang terlihat sangat antusias setiap kali membahas tentang Urvashi.

Pembahasan yang paling mengejutkan buat Radif dan kawan kawan adalah, ketika Urvashi mengatakan bahwa dirinya adalah manusia dari Ras Peri, bahkan dirinya adalah Putri dari Ratu Peri itu sendiri.

Semua yang mendengar cerita dari Urvashi saat itu, terkejut bukan main. Saking terkejutnya membuat mereka semua bengong seperti patung. Urvashi sampai harus menyentuh mereka untuk membangunkan mereka dari mematungnya itu.

Mulut Radif tanpa sadar sampai berucap sendiri. "Pantas saja kamu begitu cantiknya?" Ucapnya. Membuat Urvashi tersipu malu.

Pembahasan mereka terus berlanjut, dengan Urvashi yang menceritakan mengenai dirinya yang terkena kutukan dan di sembuhkan olah Thantana. Hingga akhirnya Urvashi memutuskan untuk mengikuti Thantana ke dunia Manusia, dan bertemu dengan mereka di sini.

"Jadi selama bertahun tahun ini, kamu hanya tertidur saja?" Ucap Radif beberapa saat kemudian, setelah melihat Urvashi berhenti bercerita.

"Iya...! Tapi aku tak tau berapa lama aku tertidur?" Jawab Urvashi, dengan mimik muka yang sukar di jelaskan.

"Kak Urva...! Berapa usia kakak saat ini? Aku boleh memanggil kakak kan...?" Kata Lasya yang sedari tadi serius mendengarkan cerita dari Urvashi.

"Boleh lah...! Kamu kan lebih muda dari aku Lasya manis?" Jawab Urvashi atas pertanyaan dari Lasya. "Soal Usia, aku juga tidak tau usiaku berapa sekarang? Mungkin seratus tahun kali...?" Ucap Urvashi melanjutkan.

"Haaaah"

Semua terkejut. Bahkan Urvashi sendiri juga terkejut. Hanya, Urvasi terkejut oleh ekspresi terkejutnya mereka, yang terdiam dengan mulut ternganga.

"Haiii... Apa aku salah bicara lagi? Halooo...!" Ucap Urvashi dengan nada di keraskan untuk membangunkan mereka.

"Tii... Tidak salah sih, Urvashi... Cuma... Apa kamu yakin usia kamu segitu?" Kata Putri Brinda yang tersadar duluan.

"Aku kan bilang, mungkin...? Aku sendiri tidak tau?" Jawab Urvashi dengan polosnya.

"Huuuu... Kirain...?" Ucap mereka semua nyaris bersamaan.

*****

Sementara itu, Thantana yang sebelumnya mengejar Kaiya dan kini telah bersama Kaiya. Saat ini sedang menjelaskan mengenai kepergiannya pada saat berkemah waktu itu.

Kaiya yang masih dalam pelukan Thantana sembari menangis, mendengarkan perkataan Thantana tanpa sekalipun menyela ucapan dari Thantana. Bukan karena fokus mendengarkan, tapi karena Kaiya merasa nyaman berada dalam dekapan Thantana. Sehingga rasa nyaman itu membuatnya ingin berlama lama, dan tak memperdulikan apa yang sedang Thantana katakan. Sampai pada saat Thantana memanggil namanya.

"Kai...! Maafin Kakak ya...?" Ucap Thantana, yang langsung menyadarkan Kaiya.

Kaiya tergagap, dan berusaha menghapus air matanya sembari hendak melepaskan pelukan Thantana. Tapi Thantana justru mendekapnya makin erat.

"Jawab dulu Kai...?" Ucap Thantana lagi, sambil satu tangannya mengusap rambut Kaiya yang panjang terurai itu.

"I... Iya...?" Ucap Kaiya kemudian.

Setelah itu, Thantana dengan perlahan melepaskan pelukannya terhadap Kaiya. Sedang Kaiya hanya tertunduk dengan pipi yang memerah layaknya buah tomat yang baru saja di petik.

Selang beberapa saat kemudian, setelah Kaiya sudah bisa memahami tentang kepergiannya pada waktu itu, juga sudah mengerti tentang siapa Urvashi. Mereka berdua pun meninggalkan tempat itu dan menyusul Pangeran Zyandru dan kawan kawan ke penginapan.

Sesampainya di penginapan, mereka melihat Pangeran Zyandru beserta yang lain sedang asik mengobrol di salah satu ruangan. Lalu mereka berdua pun menghampirinya.

Melihat Thantana datang, Urvashi dengan segera berlari menyambut Thantana dengan memeluknya. Namun pelukan Urvashi terhadap Thantana kali ini tidak membuat Kaiya marah lagi, sebab Kaiya sudah mengetahui siapa Urvashi dari cerita Thantana sebelumnya. Malah kali ini Kaiya meminta maaf atas sikapnya yang tidak mau berkenalan sama Urvashi pada saat pertama bertemu.

Kemudian mereka semua duduk dan mengobrol kembali dengan Thantana dan Kaiya beserta mereka.

Obrolan kali ini, tidak membahas lagi mengenai Urvashi, melainkan tentang tugas selanjutnya dalam mencari dan mengumpulkan orang orang berkekuatan Batu Navavarna.

Pangeran Zayandru menjelaskan pada Thantana, jika mereka sudah menghadap Raja Kerajaan Atas Awan. Dan Sang Raja Atas Awan itu bersedia untuk membantunya, jika waktunya tiba. Hanya Pangeran Zyandru harus kembali ke Kerajaan Agraanila untuk memberi kabar terhadap Ayahanda. Di samping itu dirinya juga mendapat mandat untuk menyampaikan salam dari Raja Atas Awan itu untuk Ayahnya tersebut

Mendengar penjelasan dari Pangeran Zyandru, Thantana akhirnya memutuskan. Pangeran Zyandru harus kembali beserta Brinda dan Lasya dengan di temani oleh Radif. Sedangkan Thantana akan melanjutkan perjalanannya mencari orang orang dengan kekuatan Batu Navavarna yang betikutnya, beserta Kaiya dan Urvashi.

Namun ternyata, Brinda dan Lasya tidak mau kembali bersama kakaknya itu.Ia ngotot ingin terus mengikuti Thantana.

Thantana jadi bingung sendiri atas keputusan dua Putri Kerajaan itu.

"Bagaimana pendapat kamu Zyandru. Aku tidak bisa bilang apa apa lagi?" Ucap Thantana kemudian, meminta pendapat dari Pangeran Zyandru atas keputusan dari dua adiknya itu.

Tapi meski sudah di bujuk dengan berbagai cara oleh Pangeran Zyandru, tetap saja Brinda dan Lasya ngotot tidak mau kembali. Pada akhirnya Pangeran Zyandru membiarkan mereka berdua mengikuti Thantana, dan meminta Thantana untuk menjaga kedua adiknya itu. Sedangkan dirinya akan kembali ke Kerajaan berdua saja dengan Radif.

Setelah semua sudah sepakat, mereka pun berpisah. Thantana beserta empat orang gadis cantik akan melanjutkan menjelajah Kota dan Kerajaan lain guna mencari dan mengumpulkan orang orang dengan kekuatan Batu Navavarna. Sedangkan Pangeran Zyandru dan Radif akan kembali ke Kerajaan Agraanila, sekaligus guna menghimpun kekuatan dari dalam Kerajaan.

Beberapa waktu kemudian, terlihat Thantana yang sudah meninggalkan penginapan, di temani empat gadis cantik sedang berjalan menuju arah keluar dari Kota Lupta Adripada.

Thantana jadi seperti orang linglung, berjalan sendirian di depan, sedangkan ke empat gadis cantik itu asik mengobrol sambil jalan di belakangnya dan tidak memperdulikan Thantana.

"Hemmm... Begini nih, kalau jalan bareng gadis gadis yang baru saja saling kenal? Ngerumpi saja sepanjang jalan?" Gumam Thantana, tanpa melihat gadis gadis di belakangnya itu.

Namun ternyata, gumaman dari Thantana itu terdengar oleh ke empat gadis muda nan cantik itu. Dan dengan serentak mereka menghujani Thantana dengan pukulan manja di badan Thantana. Mendapati itu, Thantana lari terbirit birit sambil terus di kejar oleh keempat gadis gadis cantik tersebut...

*****Bersambung*****

1
Naomi Leon
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Sunardy Pemalang: Hai naomi, terimakasih atas support dan dukungannya ya di cerita aku..
Sunardy Pemalang: Makasih banyak ya, atas supportnya.. nantikan cerita selanjutnya ya.. 🙏
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Sunardy Pemalang: Hai devan, terimakasih atas support dan dukungannya di cerita aku ya..
Sunardy Pemalang: Terimakasih ya.. oke,, saya akan segera menerbitkan bab selanjutnya.. di tunggu ya..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!