"You must marry me!!!"
Itulah ucapan yang tiba tiba dikatakan oleh seorang wanita bernama Morning Dew Jensen pada seorang cassanova bernama Lucian Kingsford.
Pernah menjalani ONS, membuat Dew hamil anak dari Lucian Kingsford. Tapi Dew tak mengatakan hal tentang kehamilannya pada Lucian dan baru muncul setelah 8 tahun kemudian ketika anak mereka sudah beranjak besar.
Demi anak, akhirnya mereka pun terpaksa menikah meskipun tak ada rasa di antara mereka. Apakah akan tumbuh benih benih cinta pada mereka setelah menikah.
Yuk simak kisahnya...
FOLLOW instagram @ZARIN.VIOLETTA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Lucian Dew 30
Lucian dan Dew kini makan berdua saja di ruang makan dan Lucian masih melihat ke arah Dew hingga wanita itu terlihat risih.
"Luc," ucap Dew kesal.
"Ada apa? Apakah salah jika aku melihat istriku sendiri? Tak mungkin aku melihat wanita lain, bukan? Karena kau akan menggorok leherku jika aku melakukan hal itu," sahut Lucian.
"Whatever," kata Dew dan melanjutkan makan malamnya tanpa mempedulikan Lucian.
"Kau tahu? Kau justru semakin cantik jika marah," sahut Lucian.
"Luc, kau membuatku kesal sejak tadi," ucap Dew dan memakan makanannya cepat cepat.
"Dan kau akan menghabiskan waktu seumur hidupmu bersama pria menyebalkan ini, Honey. Kau siap?" tanya Lucian.
Dew menaruh pisau dan garpunya dan melihat ke arah Lucian.
"Kau melakukan ini karena Luca?" tanya Dew.
"Menurutmu?" tanya Lucian balik.
Dew terdiam dan melihat ke arah Lucian.
"Ayo kita bercinta," ucap Dew akhirnya.
Dan ucapan Dew itu hampir membuat Lucian tersedak makanannya.
Lucian segera menelan sisa makanannya dan menatap serius ke arah Dew.
"Kau yakin?" tanya Lucian.
"Menurutmu?" sahut Dew seperti yang dikatakan Lucian tadi.
Lucian tertawa kecil lalu meminum minumannya.
Kemudian pria itu beranjak dari kursinya dan mendekati Dew.
"Tubuhku bau cat. Jadi aku akan mandi dulu," ucap Dew.
Lalu Lucian mengangkat tubuh Dew dan membawanya ke kamar.
Dew diam saja dan mengalungkan tangannya ke leher Lucian sambil menatap wajah tampan pria itu yang mirip dengan sang putra.
"Luca sama sekali tak mewarisi gen ku," ucap Dew lirih.
Lucian tersenyum dan melihat Dew sekilas.
"Gen Kingsford terlalu kuat," jawab Lucian sembari berjalan ke arah kamar mereka.
Lalu Lucian membuka pintu kamar dan masuk ke dalam. Pria itu masih terus berjalan menuju kamar mandi dan menurunkan Dew di sana.
"Aku benar benar tak memaksamu, Dew," ucap Lucian sebelum pergi dari kamar mandi.
"Akan kutarik ucapanku tadi jika kau tak mau," kata Dew.
"Hei, bukan itu maksudku. Aku tak mau kau menariknya," sahut Lucian tersenyum miring.
"Maka tak perlu mengatakan hal itu lagi," jawab Dew.
"Oke, aku akan menunggumu di ranjang hangat kita," ucap Lucian.
"Aku akan menjadikannya panas malam ini," sahut Dew yang membuat Lucian tertawa.
"Kau lucu juga," ucap Lucian sembari menekan pipi Dew hingga bibir wanita itu mengerucut lucu.
"Luc!!" ucap Dew.
"Oke oke, cepatlah mandi," sahut Lucian dan berbalik ke luar dari pintu kamar mandi.
Dew kemudian membuka bajunya dan menyiapkan air hangat di bathtub nya karena ia akan berendam.
Dew memasukkan Bomb Soap ke dalam bath tub itu dan menunggu busa nya mengembang hingga akhirnya ia masuk ke dalam air hangat penuh busa sabun itu.
*
*
Ponsel Lucian berbunyi dan pria itu langsung mengangkatnya.
"Ada apa, Kak?" tanya Lucian pada Max -- kakak sulungnya.
"Kemarilah sebentar. Ada yang ingin kubicarakan tentang keberangkatan kita besok lusa ke Eropa," ucap Max.
"What??? Bukan Kak Davian yang akan menemani kakak? Aku akan bulan madu, Kak," sahut Lucian.
"Kau masih bulan madu minggu depan, bukan? Kita hanya tiga hari saja di Eropa," kata Max.
"Tapi Kak __"
"Ck, tak usah banyak membantah. Cepatlah kemari sekarang," kata Max.
"Besok saja karena aku akan melakukan malam pertamaku dengan Dew sebentar lagi," sahut Lucian.
"Oh my ..."
"Mengumpatlah semau kakak karena aku tak akan ke sana malam ini. Aku sudah cukup lama menunggu moment ini. Bye, Kak. Goodnight," kata Lucian dan mematikan panggilan teleponnya sepihak.
"Tak akan ada gangguan lagi malam ini. Akan kupastikan hal itu," gumam Lucian dan mematikan total ponselnya lalu mengunci pintu kamarnya.