“Kenapa kau menangis?”
Rey yang merasa beruntung telah dijodohkan dengan Kikan. Kini ia bermaksud ingin menjodohkan Merry, putri semata wayangnya dengan anak dari kerabat dekatnya yang tak lain ialah kakak kelas sekaligus musuh bagi Merry sendiri.
Merry terpaksa menyetujuhi pernikahan itu. Tetapi dengan syarat, menyembunyikan identitas pernikahannya dari siapapun termasuk dari teman-temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merayu menghampiri
kikan pun mengikuti merry dan evelyn mereka bertiga pergi ke taman yang letaknya ada di halaman belakang rumah , kikan merangkul evelyn dan juga merry , kikan sudah menganggap evelyn seperti anaknya sendiri jadi tak heran jika evelyn sangat dekat juga dengan kikan.
sesampainya ditaman kikan pun mengajak merry dan evelyn duduk ia pun memulai pembicaraan
" elyn kata mami kamu , kamu sudah memiliki pacar apa benar ? " tanya kikan tersenyum kepada evelyn
" hehe iya ma " kata evelyn dengan wajah malu ia pun membenarkannya
" yatuhannnnn aku sangat benci pembicaraan semacam ini " gumam merry dalam hati
" merry .. " panggil kikan
" ah sialan pasti mama juga mau tanya kepadaku " gumam merry kesal kembali dalam hati
" iyaaa ma " saut merry memaksa senyumnya
" apa kamu sudah memliki pacar juga seperti elyn ? " tanya kikan
" belum ma " ujar merry lirih sembari menggelengkan kepalanya
" papa sama mama berniat mau menjodohkan kamu nak " tutur kikan
" nah elyn setuju itu ma kalau kak merry dijodohkan " celetuk evelyn bersemangat
" hei tutup mulutmu itu " teriak merry kepada evelyn
" merry ngga mau dijodohkan ma " sambung merry sembari memalingkan pandangannya dari kikan
" tapi mama berniat ngejodohkan kamu sama gio cucunya kakek vino sayang.. seenggaknya kan kamu sudah mengenalnya " ucap kikan
Tiba tiba dahi merry langsung mengerut seketika
" merry dijodohkan saja ngga mau apalagi dijodohkan sama gio , merry ngga mauuuuuu " teriak merry kesal meninggalkan kikan dan evelyn
kikan hanya menghela nafas panjang merry pun kembali masuk kedalam rumah , terlihat rey sedang membaca koran di ruang tengah , rey menegur merry yang terlihat sedang kesal namun merry hanya diam melewatkan papanya tersebut, ia masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintunya serapat mungkin
sementara kikan dan evelyn mengikuti merry masuk kembali kedalam rumah dan rey pun menegur kikan
" apa dia kesal karna masalah perjodohan? " tanya rey pada kikan
" iya, kak rey sudah liat sendiri kan " celetuk kikan kepada rey , rey pun hanya menghela nafas
" mama kikan sama papa rey tenang aja nanti biar elyn yang bujuk kak merry " saut evelyn rey dan kikan pun mengiyakannya
dengan wajah yang begitu semangat evelyn berjalan menuju kamar merry, ia ketuk pintu dihadapannya tersebut namun merry tidak membukakannya dan tidak ada jawaban tetapi evelyn tidak menyerah ia mengetuk pintu kamar merry semakin keras sampai
ia membukakan pintu untuknya
" berisik cepat masuk " teriak merry membuka pintu untuk evelyn kemudian ia menutupnya kembali, beberapa saat evelyn memberanikan diri untuk bertanya kepada merry
" kakak kenapa ngga mau dijodohkan " tanya evelyn
" ya kamu pikir aja sendiri, emangnya kamu mau apa dijodohkan " tanya merry sembari mengernyitkan dahinya
" yaaa kalau dijodohkannya sama laki laki tampan yang semalam ya aku pasti mau lah " saut evelyn tersenyum lebar namun merry tak menggubrisnya
" ehmm kak merry ngga mau kan dijodohkan dengan si gio itu ? " tanya evelyn
merry pun melirik dan menganggukan kepalanya
" elyn ada ide kak bagaimana kalau kak merry mendatangi si gio itu dan bicara dengannya untuk sama sama menolak perjodohan ini " ucap elyn
Merry langsung mengalihkan pandangan matanya ke arah elyn ia pun memutar otaknya dan mencerna baik baik ide elyn
" baiklah akan aku coba " kata merry menerima ide elyn
Merry pun mencoba menghubungi william untuk menanyakan gio karna william adalah teman dekat gio
" hallo kak willy " sapa merry
" iya mer tumben sekali telpon " tanya william
" iya kak aku mau tanya apa kau sekarang sedang bersama gio? Tanya merry balik
" engga mer kalau pagi seperti ini gio sangat sibuk sama bisnisnya, tapi nanti sore aku akan bertemu dengannya karna mau latian basket " kata william memberitahu merry
" baik kak nanti tolong kirim pesan ke aku ya kalau ketemu dengan gio nanti aku akan kesana " saut merry
" iya merr .. ada apa kamu nyariin gio tumben banget biasanya kalau ketemu kayak kucing sama anjing " tanya william meledek
" hmm aku ada sedikit urusan sama dia kak , yasudah ya kak aku tutup dulu terimakasih " jawab merry mengakhiri panggilannya
Sorenya ponsel merry pun berdering ada notif pesan yang masuk
[ mer, aku sudah sama gio nih di lapangan basket dekat kampus ~ william ]
[ okay kak terimakasih aku akan segera kesana ~ merry ]
Kemudian merry bersiap diri ia berpamitan kepada rey dan juga kikan beralasan hendak kerumah temannya, elyn sebenarnya ingin sekali ikut dengan merry namun merry melarang keras elyn untuk ikut dengannya
Merry menumpangi taxi menuju ke lapangan yang letaknya tidak jauh dari kampusnya tersebut
Sesampainya di lapangan ia pun turun dari taxi, matanya tak henti melirik ke kanan dan kekiri lalu terlihat william dan giordan sedang memainkan bola ditangannya badannya dibasahi oleh keringat gio mengenakan pengikat kepala di dahinya keringat dan peluh menetes bergantian melewati dagu runcingnya ,melihat merry yang berdiri di ujung lapangan gio pun langsung menghampirinya
" ada apa mencariku cepat bicaralah " teriak gio sembari membuka botol minum dan meneguk air yang ada didalam botol itu dengan kasar
" kamu pasti sudah tau kan tentang perjodohan ini ..
aku mau kamu ngomong sama kakek vino dan orang tuaku kalau kamu menolak perjodohan ini juga " pinta merry dengan wajah geram
" kalau ngomong sama orang yang lebih tua itu yang sopannnn " teriak gio menunjuk wajah merry
" kamu itu ngga pantas buat disopanin aku kesini hanya minta kamu buat nolak perjodohan ini.. Itu saja " ujar merry memalingkan pandangannya
" sepertinya kau sangat tidak menginginkan perjodohan ini " ucap gio
" tentu saja.. hanya wanita bodoh yang mau dijodohkan dengan laki laki macam sepertimu " saut merry menajamkan matanya
" Ada benar nya perkataanmu .. Akan ku buat kau yang menjadi wanita bodoh itu " kata gio tersenyum sinis
" kalau begitu aku akan berbicara kepada kakek untuk melanjutkan perjodohan ini " imbuhnya melirik ke arah merry
" Gioooooo " teriak merry darahnya seakan memuncak dikepala
" jangan berteriak seperti itu didepanku.. kau pikir kau itu siapa, wanita cantik? Bidadari? Kau dengan kekasihku saja masih jauh lebih cantik kekasihku ,kau sangat membenciku bukan? Akan ku buat kau semakin membenciku " ketus giordan meninggalkan merry ,dan gio pun melanjutkan latian basketnya bersama william
" dasar bajingannnnnn " gumam merry dengan geram
.
.
.
Jangan lupa setelah membaca tekan like ^_^
emang batu si mery egois
atau cwo miskin gitu ... soalnya kebanyakan novel kan cowok ya kata kaya