Super MOM

Lama Tari dan juga El menunggu Arka puas bermain, mereka mengawasi di kursi taman.

" Apa tidak apa apa kamu menemani kami seperti ini " Tanya Tari.

El menatap Tari bingung

" Apa maksudmu Tar, aku sungguh tidak mengerti "

Tari menatap Putra kesayangan nya yang nampak masih asyik dengan wahana yang menguji adrenalin.

" Apa kamu tidak takut kalau sampai ada yang melihatmu dan membuat berita yang tidak tidak, bukankah ini akan merusak reputasi mu "

Bukan tanpa alasan Tari mengatakan itu, mengingat Pria di sampingnya adalah dari kalangan terpandang. Semua gerak geriknya akan selalu jadi santapan publik.

Setelah puas bermain akhirnya mereka meninggalkan taman bermain itu.

" Gimana tadi mainnya Ar, seru nggak " Tanya El.

" Seru Om Dokter, boleh nggak lain kali kita kesana lagi "

Tari langsung menoleh pada Putranya, kenapa belakangan ini Arka selalu bersikap manja.

" Om Dokter nya sibuk Nak tidak bisa selalu kesana, kita kesana lagi nanti kalau ada waktu "

El menunduk mendengar ucapan sang Ibu.

" Boleh dong Ar, nanti kita kesana lagi. Tinggal bilang sama Om kapan Arka mau kesana, biar Om yang antar "

El merasa kasihan melihat raut wajah Arka yang langsung berubah ketika keinginannya lagsung di tolak Tari.

" Nggak jadi Om, Arka lupa kalau Arka harus banyak belajar. Arka sudah mau ulangan semester, maaf ya Om sudah merepotkan Om Dokter " El tersenyum miris.

Mereka tiba di rumah, Tari berterima kasih paa El dan juga Arka. Ia mencium punggung tangan El.

" Makasih untuk waktunya hari ini Dok, hati hati di jalan. Hm kami masuk dulu "

Tari dan Arka langsung masuk kedalam rumah begitu juga dengan El, mobilnya mulai melaju ke jalan raya meninggalkan kediaman Tari dan Arka.

Tari mendatangi kamar Putranya setelah selesai membersihkan diri, Ia mengetuk pintu terlebih dahulu.

" Sayang, ini Mama. Boleh Mama masuk " Tanya Tari mengetuk pintu.

" Masuk saja Mama, pintunya nggak di kunci " Sahut Arka

Tari membuka pintu dan melangkah masuk, Ia melihat Arka juga sudah berganti pakaian.

" Apa kamu marah Nak " Tanya Tari

Arka menggeleng dengan tatapan bingung.

" Marah kenapa Ma " Tanya Arka kemudian.

" Marah karena Mama mengatakan pada Om Dokter kalau ~

" Tidak Ma, tidak apa apa. "

Tari memeluk tubuh Arka erat, matanya sudah mengembun.

" Maafkan Mama Nak, tapi kita tidak bisa selalu merepotkan orang lain. Apalagi orang itu seperti Om Dokter, dia punya kesibukan, punya keluarga yang harus Ia jaga juga. Kalau Om Dokter selalu sama kita gimana dengan keluarga nya. "

Arka mengangguk mendengar ucapan sang Ibu. Tari menghela nafas panjang dan tersenyum kembali pada Putranya.

" Mama janji, kita akan kesana lagi kalau Mama ada waktu luang. Arka bisa main apapun yang Arka mau, kita bisa pergi sama Oma pasti seru "

Arka kembali mengangguk

" Maafkan Arka Mama, Arka sudah buat Mama susah. Tidak apa apa Ma kalau kita tidak kesana lagi, Arka sudah puas tadi kok mainnya. Kita bisa kesana lagi nanti kalau Papa sudah pulang, Mama fokus saja bekerja "

Hati Tari bagai tertusuk tusuk seribu jarum mendengar kata kata Putranya.

" Tidak sayang, Arka tidak pernah menyusahkan Mama. Justru Arka sudah selalu buat Mama bangga, kuat dan bahagia tentunya. Makasih Nak "

Arka memeluk sang Ibu erat, dua Ibu dan anak yang selalu saling menguatkan.

***

Pagi hari di buka dengan berita yang menggemparkan. Benar saja, apa yang di takutkan Tari benar-benar terjadi. Seluruh acara TV menyiarkan tentang pewaris atmajaya grup yang sedang jalan bersama seorang wanita. Meskipun tidak nampak wajah sang wanita tapi Tari bisa mengetahui siapa wanita yang di maksud itu.

Bukan hanya acara TV tapi semua itu viral di semua jagat maya. Maudy yang membuka grup keluarga akhirnya mendapatkan kabar itu, dengan cepat Ia menghubungi keponakan nakalnya itu.

" Lihat kekacauan yang kamu ciptakan, cepat kamu urus atau harus aku sendiri yang turun tangan langsung "

El mendadak bingung, pagi pagi bukannya dapat sarapan lezat justru Ia langsung mendengar amukan Maudy sang Tante.

Dari luar seorang Pria masuk dengan terburu buru.

" Bos "

El menoleh dan melihat wajah orang kepercayaan nampak serius.

" Ada apa Hans " Tanya El.

Sekertaris Hans langsung memberikan koran pagi ini dan El langsung memeriksanya. El tertawa kecil meskipun hanya di ujung bibirnya, pantas saja sang Tante mengamuk kaya banteng karena masalah nya menyangkut anak angkatnya.

" Rupanya ada yang ingin main main dengan ku ya. Hans, bereskan semuanya. Cari stasiun mana yang pertama kali mengeluarkan berita ini dan buat perhitungan dengan mereka. Jangan sampai ada yang berani menyebar luaskan ini lagi "

Hans mengangguk dan segera menghilang dari hadapan El, Ia segera menjalankan tugas yang di berikan padanya.

Tentu bukan hal yang sulit bagi Hans dalam menjalankan tugas itu, Ia punya orang orang tertentu dimana mana yang bisa Ia mintai tolong, tinggal telpon dan semuanya akan bergerak sesuai arahan.