DENDAM (Aku Bukan Bayangan)

“Bagus, rencana berjalan dengan lancar. Kita tinggal tunggu saja hasilnya!” kata seseorang yang berada tidak jauh dari apartemen itu. Ia sedang berbicara pada salah satu rekannya.

.

.

.

“Mayang.. Mayang..!”

Duk duk duk.! Jack menggedor-gedor pintu kamar Mayang dengan keras sambil memanggil-manggil nama Mayang.

Mayang yang baru saja hendak tidur, tentu saja terkejut. Ia segera bangkit dan membuka pintu kamarnya.

Ia menjadi lebih terkejut lagi saat melihat keadaan Jack yang kacau, sedang bersandar di tembok sambil memegangi kepalanya.

“Mayang..” Jack mendekati Mayang, tatapan mata yang sayu dan juga wajah yang memerah.

“Ka-ka Kakak kenapa?” Bukannya menjawab, Jack malah mendorong paksa tubuh Mayang masuk ke dalam kamar tersebut.

Tubuh Jack terasa semakin panas, kepalanya pun semakin sakit. Ia tidak tahu harus berbuat seperti apa, yang ia inginkan saat ini ialah, bagaimana cara menuntaskan rasa panas yang menguasai tubuhnya.

Jack mendorong tubuh Mayang dengan kasar, membuat Mayang ketakutan. “Apa yang kakak lakukan?” Mayang mundur perlahan dari atas ranjang, tempat di mana Jack menghempaskan tubuhnya itu.

Jack ikut naik ke atas ranjang itu, ia meraih tubuh Mayang dengan paksa. “Mayang.!” Jack menatap wajah Mayang dengan penuh harap.

“Kak Rahmat mau ap-,” ucapan Mayang terputus, Jack segera membungkam bibir Mayang dengan bibirnya.

“Euuummn,” lenguh Mayang sambil memukuli punggung Jack.

Karena Jack yang berhenti mencium bibir Mayang, akhirnya Mayang menggigit bibir Jack hingga terluka.

“Mayang..!” Jack menggertakan gigi-giginya. Ia usap bibirnya yang mengeluarkan darah.

Mayang segera bergegas turun dari ranjang itu. Saat ia hendak berlari keluar kamar, Jack segera menarik nya kembali.

“Kak, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kakak seperti ini?” Mayang mencoba melepaskan diri dari Jack.

Jack menciumi leher jenjang Mayang, bahkan meninggalkan bekas perbuatannya di sana. Mayang hanya bisa menangis dan berusaha memberontak.

“Jangan, Kak. Jangan!” Mayang memberontak saat Jack menindih tubuhnya. “Mayang memang mencintai kakak, dan mau menyerahkan seluruhnya. Tapi tidak dalam keadaan seperti ini, hiks,” ucap Mayang yang sudah putus asa. Ia hanya menangis tanpa melawan saat Jack sudah mulai menjamah dan juga menggerayangi seluruh tubuhnya.

Jack menelusupkan sebelah tangannya ke dalam pakaian Mayang, ia mere*as dua bukit Mayang.

“Emmm..” Suara erangan Mayang tertahan oleh ciuman panas milik Jack.

“Tolong, sadarlah Kak,” ucap Mayang setelah Jack melepaskan tautan bibirnya.

Jack mencoba melepaskan kancing piyama yang di kenalan oleh Mayang, tapi semua itu membuat ia semakin tidak tahan. Hingga akhirnya, ia merobek pakaian itu secara kasar.

Setelah pakaian yang di kenalan Mayang terlepas, terpampang lah dua bukit yang indah. Membuat gairah Jack semakin mengebu, dengan cepat, Jack meywntuh bahkan melahap dua bukit itu dengan kasar. Membuat Mayang melenguh dan juga menjerit.

“Sssshhht.. Uhh..” lenguh Mayang. Setelah puas bermain dengan dua bukit itu, Jack segera melepaskan celana yang ia kenalan. Setelah itu, ia segera memainkan inti dari permainan yang ia kuasai.

“Jangan, Mayang mohon jangan lakukan!” teriak Mayang.

“Diam lah, hanya tinggal sedikit lagi. Ku mohon menurut lah, aku bisa mati jika terus seperti ini,” ucap Jack dengan suara parau.

“Hiks hiks.. Sadarlah, Kak.” Tanpa menghiraukan tangisan dan perkataan Mayang, Jack segera melancarkan aksinya.

Berulang kali ia mencoba untuk menembus gawang milik Mayang, namun berkali-kali ia gagal. Membuat Mayang menjerit kesakitan.

“Arrkkkhh, tolong berhenti, sakit!”

Bleb.. “Ahh.. Mayang, aku mencintaimu!” Pusaka milik Jack, akhirnya berhasil menembus gawang milik Mayang. Ia pun memeluk erat tubuh Mayang yang berada di bawah tubuhnya.

“Ahh.. Hiks, sakit kak,” tangis dan des*han Mayang terdengar bergantian.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Jack sudah menuntaskan hasratnya.

Jack menjatuhkan tubuhnya di samping Mayang, seketika darah bercampur cairan milik Jack mengalir dari milik Mayang.

Mayang segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos dan banyak tanda yang tertinggal hasil kerja Jack. Ia meringkuk, memunggungi Jack yang sudah terlelap ke alam mimpi.

Mayang terus menangis di malam itu, ia merasakan sakit dan perih di sekujur tubuhnya, terutama area inti miliknya. Hingga akhirnya, ia tertidur pada pukul 03:17 dini hari karena kelelahan.

.

.

.

“Rencana kita sudah berjalan dengan lancar, setelah ini. Jackson pasti akan terpuruk karena gadis itu membencinya,” ucap seseorang, seringai licik terlihat jelas dari senyumannya.

“Benar, sebentar lagi. Kita akan merebut kekuasaan Klan Dragon,” sahut rekan orang itu.

“Terimakasih, Kak. Karena kakak mau membantuku secara diam-diam selama ini,” ucap seseorang itu kepada rekannya yang ternyata adalah kakaknya sendiri.

“Apapun akan ku lakukan untukmu!” timbal kakak orang itu.

“Oiya, kak. Aku ingin, Brahma Widjhaja bergabung dengan kita,” ucap orang itu lagi.

“Tidak sulit untuk menundukkan Brahma, aku akan melepaskan putranya. Agar dia mau bergabung dengan kita,” kata kalak dari orang itu lagi. “Tapi masalahnya, kita harus membuka terlebih dahulu identitas Jackson di hadapan Brahma. Karena yang ia tahu, Jack adalah putranya yaitu Marco.” Jelas nya.

Orang itu manggut-manggut setelah mendengar penjelasan kakaknya. “Kalau begitu, kakak harus segera menyusun rencana secepatnya.”

Di sisi lain, Dean dan Sam sedang cemas memikirkan keadaan Jack. Berulang kali mereka menghubungi nomer Jack, namun tak ada jawaban.

“Bagaimana kak?” tanya Sam.

“Tidak ada jawaban,” jawab Dean sambil mengangkat bahunya.

“Pasti ada sesuatu yang tidak beres!” guman Sam.

“Jangan banyak berpikir, Jack mungkin baik-baik saja sekarang,” ucap Dean mencoba berpikir jernih.

“Kak Jack, tidak pernah seperti ini,” kata Sam.

“Sudahlah, hari sudah semakin larut. Kita harus segera kembali sebelum kakek menghubungi kita,” Dean mengajak Sam kembali ke rumah tua.

Sam, pun mengikuti Dean. Meski di hatinya merasakan kecemasan terhadap Jack. “Ku harap, saat ini Kak Jack baik-baik saja. Dan ia tidak melakukan kesalahan apapun,” batin Sam.

Yang sebenarnya terjadi pada musuh misterius adalah?

“Benar, Jackson adalah sosok yang kuat, tegar, dan kejam di luar. Tapi dari yang kakak lihat dan amati selama ini, dia adalah manusia yang rapuh, kita hanya perlu menyakiti dirinya lewat orang-orang terdekat yang ia lindungi,” kata seseorang kepada adiknya.

“Lalu, siapa orang-orang terdekatnya? Selama ini, aku tidak pernah melihat ia dekat dengan orang kecuali tua bangka itu dan juga Dean. Di tambah dengan Sam, saat ini!”

“Ada, dia menyembunyikan seorang gadis di apartemen nya. Namanya adalah Mayang, meski ia terkesan cuek bahkan membenci gadis itu. Tapi sebenarnya ia sangat perduli, bahkan ia tidak akan membiarkan gadis itu terluka sedikitpun.” Jelas orang itu kepada adiknya.

“Kakak tau di mana apartemen nya?”

“Aku pernah kesana sekali,” jawab orang itu kepada adiknya.

Orang itu langsung mengatakan rencana nya kepada sang adik. Dan mereka pun segera melaksanakan rencana mereka, melalui Mayang. Yaitu dengan membuat Jack hilang kesadaran dan menyakiti Mayang secara mental dan fisik.

Siapakah mereka? Musuh baru? Musuh lama? Atau musuh dalam kelambu?

Bersambung!