NovelToon NovelToon
Ketika Talak Telah Terucap

Ketika Talak Telah Terucap

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Leny Fairuz

Pernikahan yang terjadi antara Ajeng dan Bisma karena perjodohan. Seperti mendapat durian runtuh, itulah kebahagiaan yang dirasakan Ajeng seumur hidup. Suami yang tampan, tajir dan memiliki jabatan di instansi pemerintahan membuatnya tidak menginginkan hal lain lagi.
Ternyata pernikahan yang terjadi tak seindah bayangan Ajeng sebelumnya. Bisma tak lain hanya seorang lelaki dingin tak berhati. Kelahiran putri kecil mereka tak membuat nurani Bisma tersentuh.
Kehadiran Deby rekan kerja beda departemen membuat perasaan Bisma tersentuh dan ingin merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, sehingga ia mengakhiri pernikahan yang belum genap tiga tahun.
Walau dengan hati terluka Ajeng menerima keputusan sepihak yang diambil Bisma. Di saat ia telah membuka hati, ternyata Bisma baru menyadari bahwa keluarga kecilnya lah yang ia butuhkan bukan yang lain.
Apakah Ajeng akan kembali rujuk dengan Bisma atau menerima lelaki baru dalam hidupnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Marah Tak Beralasan

Selama ini yang membuatnya belum mengajukan gugatan perceraian, karena belum memiliki dasar untuk menuntut ke pengadilan agama. Akan sangat lucu bagi pengadilan jika mengabulkan gugatan perceraian hanya karena tidak ada rasa cinta diantara keduanya. Sedangkan pernikahan yang terjadi telah menghasilkan anak diantara mereka.

Bisma membuka ponsel dan mulai merekam percakapan keduanya dengan harapan menemukan sesuatu yang akan membuat persidangan perceraian mereka mudah tanpa aral.

Senyum mulai menghiasi bibirnya mengetahui bahwa sarapan paginya kali ini memberikan ia keuntungan. Ia ingin segera melepaskan statusnya dan memberikan kesempatan pada Ajeng untuk memulai hidup baru, dan mengenyampingkan perasaan yang mulai hadir mengganggu ketenangannya di setiap malam menjelang.

“Ajeng perempuan perfeksionis yang ku kenal .... “ Hilman mulai membuka pembicaraan.

“Benar. Aku sangat kagum akan karakternya yang satu itu,” puji Sigit menimpali.

Bisma mencibir mendengar puja-puji kedua sosok lelaki di belakangnya yang tak menyadari pembicaraan mereka kini telah direkam dan bakal dijadikan barang bukti.

“Aku baru tau kalau ia berpisah dengan suaminya setahun belakangan ini ... “

Bisma mengerutkan kening mendengar ucapan Hilman kemudian. Tapi ia tetap berprasangka terbalik dengan kenyataan sebenarnya.

“Ajeng tidak pernah menceritakan perihal rumah tangganya. Hendra pun tidak mau menceritakan penyebab perpisahan Ajeng dan suaminya. Aku yakin, keduanya mempunyai karakter yang sama, idealis.”

“Kalau sudah selama itu kamu menunggu, kenapa tidak mencari perempuan lain? Kamu kan lajang?”

Hilman tersenyum kecut mendengar pertanyaan Sigit yang terus mengorek keterangan darinya.

“Aku sudah terlalu banyak mengenal perempuan dari grade A hingga terendah sekalipun. Permainanku dengan perempuan sudah ku akhiri dua tahun belakangan ini semenjak aku mengenalnya. Di usiaku yang menginjak 38 tahun, aku hanya ingin ketenangan dan kenyamanan. Pada diri Ajeng kutemukan apa yang ku inginkan .... “

“Cuih .... “ Bisma meludah mendengar omongan Bisma.

“Apa Ajeng tau perasaanmu?”

Hilman mengangguk samar dan mengiyakan dengan pelan. Pandangannya menerawang jauh. Sudah beberapa kali ia mengungkapkan perasaannya, tapi Ajeng masih menganggapnya bercanda.

Bisma semakin menajamkan pendengarannya. Belum ada pertanda dari percakapan yang terjadi untuk dijadikan alat bukti. Ia masih penasaran dengan pengakuan Hilman.

“Ajeng pernah bilang, bahwa ia nyaman dengan kesendiriannya. Ia hanya ingin membesarkan Lala dan membantu anak-anak yang kurang beruntung yang ikut dengannya .... “

“Itu memang sifat Ajeng. Yang  ku dengar dari rekannya, ia paling tidak bisa melihat orang kesusahan, karena ia juga terlahir dari keluarga susah,” sambung Sigit menyela ucapan Hilman.

“Apa kamu mengenal mantan suami Ajeng?” Sigit merasa penasaran dengan sosok mantan suami Ajeng.

“Untuk apa mengetahui masa lalu Ajeng? Aku hanya ingin memberikan kebahagiaan jika ia menerima niat baikku. Kami akan melangkah bersama untuk masa depan yang lebih baik.”

“Apa mungkin Ajeng belum move on dari mantannya?”

Senyum tipis terulas di wajah Bisma mendengar pertanyaan Sigit yang tiba-tiba di luar dugaannya.

“Nggak lah,” jawab Hilman cepat, “Ajeng akan marah jika aku menyinggung hal tersebut. Ia hanya bilang belum siap untuk membuat komitmen. Ia hanya fokus pada putri dan usahanya.”

“Sebenarnya mudah saja jika kamu ingin mempercepat Ajeng menerima lamaranmu .... “

“Caranya?”

“Kamu dekati saja putrinya. Aku yakin perlahan Ajeng akan membuka hatinya untukmu. Perempuan akan mudah luluh jika putrinya mulai ada rasa ketergantungan. Paham kan apa yang ku maksud?”

Tangan Bisma mengepal mendengar percakapan keduanya. Bagaimana mungkin putrinya dijadikan alat untuk merebut hati Ajeng. Apa ia siap melepas putri kecilnya yang kini mulai lekat di hatinya....

Hatinya mulai terasa panas. Rasa amarah menyeruak ke dalam dada. Ia kesal dengan pembicaraan kedua laki-laki dewasa yang ingin mencuri perhatian pada putri kecilnya dan Ajeng.

Bisma menggelengkan kepala mengingat ia tidak punya hak untuk kesal atau pun marah, karena Ajeng bukanlah siapa-siapanya lagi. Tapi Lala ....

“Kamu sudah pengalaman sepertinya,” Hilman tertawa kecil mendengar ucapan Sigit yang sukup masuk akal baginya, “Apa pak Sigit sudah berkeluarga?”

Sigit menggelengkan kepala dengan cepat. Keasyikan bersekolah dan mengejar karier membuatnya tak memiliki waktu untuk mencari pendamping. Ia yakin seiring waktu akan menemukan orang  yang tepat.

Ketika bertemu dengan seseorang  yang telah menggetarkan hatinya, ternyata telah dimiliki orang lain. Tapi mendengar bisik angin  yang menceritakan tentang kegagalan rumah tangganya membuat Sigit bersemangat kembali.

Ia berusaha mencari informasi lebih banyak, hingga mutasi kerja untuk mengetahui semuanya. Di sinilah kini ia berlabuh, berharap masih ada asa untuk cinta yang ingin ia gapai.

“Atau pernah dekat dengan Ajeng?” Hilman tidak puas dengan jawaban Sigit yang mengundang tanda tanya besar di kepalanya.

Senyum tipis hadir di wajah Sigit. Kembali ia menggelengkan kepala melihat tatapan Hilman yang penuh selidik padanya. Ternyata perempuan yang ia damba telah memiliki calon di masa depan.

“Bagaimana pak Sigit mengenal Ajeng?” rasa penasaran hadir di benak Hilman melihat sikap Sigit yang begitu perhatian pada  Ajeng dan selalu datang  setiap pagi untuk sarapan.

“Saya dan Ajeng pernah bekerja di tempat yang sama,” tatapan Sigit beralih pada  pemandangan  alam yang terpampang menyegarkan di halaman kafe resto.

Ia mengingat kembali saat pertama menginjakkan kaki di salah satu bank milik pemerintah  kota Surabaya. Tatapan matanya terus mencuri pandang pada sosok kalem yang mengulas senyum tipis saat pertemuan dan perkenalan dengan staf yang akan ia pimpin.

Rasa penasaran membuatnya seharian membaca biodata para pegawai yang akan membantunya dalam bekerja. Rasa kecewa tak bisa ia hindari mengetahui status pegawai yang dihari pertama telah membuatnya merasa berbeda.

Walau pun tak terucap Sigit secara langsung, tapi Hilman merasa bahwa  mantan atasan Ajeng juga  memiliki perasaan khusus padanya. Ia tak ingin berspekulasi lebih jauh. Secepatnya ia akan memperkenalkan Ajeng pada kedua orang tuanya.

“Aku menyayangi Lala seperti putriku sendiri,” Hilman mulai mengalihkan pembicaraan.

Ia khawatir sekarang ia punya saingan baru untuk mendapatkan Ajeng. Tidak menutup kemungkinan lelaki muda yang pernah jadi atasan Ajeng akan bergerak dalam diam.

Seperti pepatah ‘sebelum janur kuning melengkung, semuanya bisa terjadi’. Dan Hilman tidak ingin usahanya untuk bersama Ajeng di masa depan menjadi sia-sia.

“Aku dapat melihatnya,” Sigit berkata sambil manggut-manggut, “Semoga keinginanmu terwujud secepatnya. Ajeng perempuan yang baik dan ia berbeda dari setiap yang ku kenal.”

“Seperti saranmu, sepertinya aku akan memberikan perhatian yang lebih pada Lala,”  Hilman berkata pelan, “Selama ini memang kedekatanku dan putri Ajeng masih kurang.”

“Jika seorang anak  telah merasakan ketergantungan pada sosok yang ia anggap dekat, tak mustahil keinginanmu untuk mempersunting Ajeng semakin cepat.”

“Ku rasa apa yang pak Sigit katakan sangat masuk akal. Selama ini aku tidak pernah melihat mantan suami Ajeng datang berkunjung.”

“Pak Hilman bisa menggantikan figur seorang ayah,” sambung Sigit seketika, “Jika ikatan batin antara putrinya dan laki-laki yang bisa menggantikan sosok ayah yang ta pernah hadir dalam kehidupan  Lala, saya yakin Ajeng semakin tersentuh.”

Rahang Bisma menegang mendengar ucapan Sigit yang sok tau dalam kehidupan Ajeng dan putrinya. Jemarinya mengepal menahan amarah yang tiba-tiba membuat darahnya mengalir cepat ke seluruh tubuh.

Ia merasa tidak terima keduanya membicarakan Ajeng dan Lala  yang nota bene orang paling dekat dalam hidupnya. Apa lagi Lala putri kecilnya yang kini jadi target perbincangan keduanya.

Bisma hanya bisa menahan luapan emosi, karena tak bisa menjeda percakapan kedua lelaki yang masih terus berbincang-bincang santai penuh keakraban.

Hilman tersenyum lega melihat ketulusan yang terpancar dari sorot mata Sigit saat mengatakannya. Tiada lagi kekhawatiran yang sempat hinggap di dada melihat keakraban yang terjadi antara Ajeng dan atasannya.

“Aamiin. Terima kasih atas doanya. Saya juga berdoa yang sama untuk pak Sigit.”

Keduanya mengakhiri percakapan begitu Ajeng tiba di hadapan mereka sambil membawa Lala yang sudah cantik dan wangi untuk bergabung kembali.

1
Sukaesih Esih
cerita bagus menginspirasi
Fani Indriyani
Wow Siska selamat bermain ma Gandi ya,tak ada Bisma,Gandi pun okelah wkwkk
Fani Indriyani
Ya sdhlah Ajeng mending menjauh dari keluarga mantan apalagi kamu menolak rujuk,kalo mereka kangen ma Lala ya bawa aja anaknya ga ush kamu ikut juga
Fani Indriyani
Makanya kalo mau berbuat sesuatu harus dipikir matang2 Bisma,skr menyesalpun ga ada guna,perempuan kalo udh pernah disakiti susah bt melupakannya,apalagi Ajeng skr udh nyaman dgn kesendiriannya
Fani Indriyani
Sudahlah Bosma biar Ajeng sendiri dulu,mungkin ini yg terbaik buat kalian,raih kebahagiaan kalian masing2,kalo dgn hidup sendiri bikin Ajeng bahagia ya sdh jgn dipaksa,masalah Lala toh kalian bs memberi kasih sayang tanpa harus menikah lagi
Rismawati Damhoeri
kenapa nggak di bikin tobat siskanya thor?
Fani Indriyani
Bisma ma Hilman tuh laki2 lemah yg beralasan "kasihan" hingga tdk bisa bertindak tegas,duh aku nunggu si Ibnu nongol nih soalnya berkas perceraian kan masih ma dia kan?kalo emang Bisma mau rujuk ma Ajeng sok atuh bs ga tegas ma Siska,greget aku ma Siska dan papanya
Assyfa Purti
Luar biasa
Fani Indriyani
Kayanya Ajeng bakal balik ma Bisma deh apalagi berkas perceraian ada dtangan Ibnu kan yg mungkin saja ga akan diurus ma Ibnu
Fani Indriyani
Laki2 kalo udh mengatasnamakan "kasihan" ya susah....bagus Ajeng dan Hilman blm menikah jd Ajeng ga terlalu sakit lagi
Khairul Azam
ya itulah klo pernah berselingkuh dianya yg klabakan sendiri
Fani Indriyani
Ya sdh mending sendiri aja Jeng ngurus Lala,ga ush mikirin cinta lagi,kamu perempuan kuat,mandiri pasti kamu bisa
Fani Indriyani
Waduh knp lagi dgn Hilman,jgn bilang tar ketemu masa lalu dan melupakan Ajeng
Khairul Azam
bisma takut karna dia pernah selingkuh
Fani Indriyani
Memang kurang ajar si Bisma mulutnya lemes ga pantes banget bilang istrinya ndeso ,matre... bener tuh cocok banget ma Dwby,semoga mereka berjodoh ya
Fani Indriyani
Bisma nyerah deh,kasian Ajeng juga..biarlah dia bahagia dan dicintai oleh Hilman..resmikan segera perceraian kalian
Fani Indriyani
Dimas awas aja kamu bantu Bisma buat rujuk,ga kasian apa liat mbakmu yg dulu tiap malem menangis karna Bisma...biarlah mbakmu bahagia dgn Hilman
Fani Indriyani
Selamat menikmati sakitnya merindukan seseorang yg ga mungkin bs digapai Bisma,begitulah yg dulu pernah dirasakan Ajeng
Khairul Azam
jujur aku kurang puas dgn jawaban ajeng disetiap dia direndahkan. baik boleh sopan boleh tp ketika kita direndahkan jgn sampai kita diam
Fani Indriyani
Lah selama ini kamu kemana aja,bukannya kamu yg menjaga jarak dgn Ajeng ya jd wajar kalo skr pun Ajeng begitu,dia ga nyaman ma kamu Bisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!