Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?
Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28: Menuju Sekte Api Phoenix
Keesokan harinya, saat sarapan, Xue Wei mengeluarkan giok berisi peta. "Tuan," katanya, "kita akan melanjutkan perjalanan ke Sekte Api Phoenix."
Xue Wei kemudian menjelaskan rute perjalanan darat mereka. "Dari Kota Bahagia, kita akan melakukan perjalanan ke selatan selama dua minggu. Di sana, kita akan melintasi dataran kering yang luas. Setelah itu, kita akan mendaki Gunung Api Phoenix selama empat hari, di mana kita akan melihat pemandangan gurun yang tandus dan lahar panas. Di puncak gunung itu, di tengah lahar, terletak Sekte Api Phoenix."
Sambil menjelaskan, Xue Wei juga memberikan sedikit informasi tentang sekte tersebut. "Sekte Api Phoenix adalah salah satu dari sepuluh sekte tertinggi yang terkenal dengan kekuatan api mereka. Sekte ini berada di puncak Gunung Api Phoenix yang selalu diselimuti oleh api abadi."
Yun Fei, yang mendengarkan dengan penuh perhatian, bertanya, "Apakah ada kota di dekat Sekte Api Phoenix?"
Xue Wei tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, Nona. Ada sebuah kota yang bernama Kota Api Merah. Kota itu terletak di kaki Gunung Api Phoenix. Meskipun berada di dekat gunung berapi, kota ini sangat ramai dan dipenuhi dengan kultivator. Kota ini terkenal dengan pedagang yang menjual artefak api dan herbal spiritual, yang semuanya dipengaruhi oleh energi api dari gunung."
°°°
Di sisi lain, di Istana Awan Giok, Lin Hao duduk di kamarnya dengan wajah geram. Ia merasa harga dirinya hancur karena Yue Li lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Zhong Li.
"Aku tidak akan membiarkan ini," gumam Lin Hao. Ia memanggil dua bawahannya, dua kultivator yang kuat dengan kemampuan api. "Dengarkan baik-baik," katanya. "Pergilah ke Sekte Api Phoenix. Aku ingin kalian mengirimkan pesan kepada Masterku bahwa aku akan datang dengan membawa Ramuan Api Es."
Kedua bawahan itu mengangguk dan segera pergi. Lin Hao menyeringai. "Aku akan membuktikan kepada Yue Li bahwa aku adalah yang terkuat, dan Zhong Li tidak ada apa-apanya di hadapanku."
°°°
Setelah bersiap, Zhong Li, Xue Wei, dan Yun Fei segera meninggalkan Kota Bahagia dan melanjutkan perjalanan menuju Sekte Api Phoenix. Sepanjang perjalanan, mereka diawasi oleh beberapa orang yang diperintahkan oleh Lin Hao. Zhong Li sudah menyadari kehadiran mereka, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya, terus berjalan santai menuju tujuannya.
Setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari, Zhong Li, Xue Wei, dan Yun Fei tiba di sebuah dataran yang sangat kering dan luas. Terik matahari membakar kulit, dan udara terasa sangat panas. Tanah di dataran itu retak-retak, menciptakan pola-pola besar yang mengerikan. Debu dan pasir beterbangan setiap kali angin berhembus, membuat pemandangan semakin tidak menyenangkan.
Yun Fei tertegun melihat pemandangan itu. "Ini... sungguh mengerikan," gumamnya. Tidak ada satu pun pohon yang tumbuh di sana, hanya ada tanah kering yang retak sejauh mata memandang.
Zhong Li terus berjalan, melangkah lebih dalam ke dataran kering yang luas. Setelah beberapa saat, tanah di depan mereka mulai bergetar. Dari kejauhan, terlihat sekelompok kultivator menunggangi Tikus Api, hewan buas yang memiliki kulit bersisik sekeras besi.
Melihat pemandangan itu, Yun Fei mendekat dan bersembunyi di belakang Xue Wei, sang pemandu. Zhong Li berhenti berjalan.
Kelompok kultivator itu mengenakan pakaian serba merah, tidak lain adalah murid dari Sekte Api Phoenix. Di atas kepala salah satu Tikus Api terbesar, terlihat Lin Hao dengan wajah yang memendam amarah.
Setelah mereka tiba di hadapan Zhong Li, salah satu kultivator yang kuat berteriak, "Kalian tidak bisa melewati gurun ini dan masuk ke Kota Api Merah! Kota Api Merah hanya untuk mereka yang memiliki token khusus!"
Xue Wei, sang pemandu, menjawab, "Sejak kapan Kota Api Merah menggunakan token masuk? Kami hanya ingin singgah."
Kultivator itu menjawab, "Kalian terlihat mencurigakan, berjalan santai di tengah dataran tandus ini. Tangkap mereka dan bawa ke pusat keamanan sekte!"
Puluhan kultivator segera menyerang ke arah Zhong Li. Xue Wei bersiap dan bertarung sekuat tenaga, tetapi ia kewalahan menghadapi puluhan kultivator itu. Beberapa berhasil melewati Xue Wei dan menyerang ke arah Zhong Li. Namun, Zhong Li dengan santai memukul mereka satu per satu hanya dengan jentikan jarinya.
Lin Hao, yang melihat Zhong Li bertarung dengan santai, menatapnya dengan tajam. Ia menarik pedangnya dan melompat ke arah Zhong Li, melepaskan aura api merah. Zhong Li dengan santai menghindari serangan Lin Hao. Lin Hao terus menebas pedangnya, setiap tebasan melepaskan aura api yang kuat dan merusak sekitarnya, tetapi Zhong Li terus menghindarinya.
Lin Hao berhenti sejenak. "Sepertinya kamu memiliki beberapa kemampuan," katanya. Ia kemudian mengeluarkan jurus rahasianya, Mata Api Merah. Dari belakangnya, sebuah mata dengan lingkaran api yang mencekam muncul. Udara di sekitarnya menjadi sangat panas, hingga Yun Fei kesulitan bernapas. Xue Wei dan puluhan kultivator lainnya yang bertarung segera mundur menjauh. Xue Wei bergegas menarik Yun Fei untuk menjauh dari Lin Hao.
"Hei, pengemis!" teriak Lin Hao, wajahnya penuh amarah. "Cobalah menghindar dari seranganku ini!"
Zhong Li hanya diam dan menatap Lin Hao. Aura Mata Api Merah Lin Hao semakin kuat. Di sisi lain, kultivator yang datang bersamanya berbisik, "Sungguh kekuatan yang dahsyat! Itu adalah salah satu jurus rahasia Ketua Sekte!" Kultivator di sebelahnya menyahut, "Sesuai reputasi Tuan Muda. Dia adalah murid kelima Master Sekte dan salah satu orang terkuat yang ranahnya sudah mencapai ranah Surgawi. Dan Tuan Muda sendiri sekarang berada di ranah Jiwa, bahkan sudah hampir menerobos. Bakatnya memang mengerikan."
Seluruh udara di sekitar mereka terbakar. Lin Hao melepaskan jurus rahasia Mata Api Merah-nya. Sepuluh pusaran api yang kuat keluar dan melesat ke arah Zhong Li. Zhong Li menahannya dengan mengeluarkan aura api emas miliknya. Setelah lama menyerang, Lin Hao berhenti dan tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha, lihatlah, Yue Li! Aku lebih kuat darinya! Dia hanya pengemis biasa dan entah dari mana!"
Setelah debu dari serangannya menghilang, Zhong Li masih berdiri. Serangan Lin Hao tidak mampu menembus aura api surgawi miliknya.
"Jadi, ini api terkuat yang ada di dunia ini?" gumam Zhong Li.
Melihat Zhong Li masih berdiri dan tidak terluka sedikit pun, Lin Hao berteriak dengan penuh amarah. "Sepertinya pengemis ini masih memiliki beberapa trik untuk menahan jurus rahasia Mata Api Merahku!"
Lin Hao kemudian melepaskan energi spiritual yang lebih besar hingga tanah bergetar. Mata Api Merah yang ada di belakangnya meledak, berubah menjadi ribuan Bunga Api Merah.
"Cobalah tahan ini!" teriak Lin Hao. "Ini adalah Bunga Api Merah! Satu bunga saja bisa meledak dengan kuat hingga bisa membunuh kultivator ranah Transformasi dengan mudah dan mengubahnya menjadi debu!"
Lin Hao mengarahkan tangannya ke arah Zhong Li dan berteriak, "Lenyaplah!" Seketika, ribuan bunga api bergerak bersama ke arah Zhong Li.
Zhong Li mengeluarkan aura energi spiritualnya, dan dari sekitarnya keluar pusaran Api Surgawi untuk menahan serangan Lin Hao. Tiba-tiba, Zhong Li melepaskan aura energi spiritualnya, meledakkan pusaran api yang mengelilingi tubuhnya. Ledakan aura itu menghantam Lin Hao, merusak organ dalamnya dan membuatnya terluka parah.
dan mampu membangun resto dan penginapan
terimakasih tuan zao li atas kebijakanmu
,semoga xue Wei bisa membantu masalah kecil tadi
tpi memang kamu orang baik shui, tak pandang bulu saat menolong rang lain,
semoga ttep. jadj orang baik