menceritakan kisah seorang pemuda yang menjadi renkarnasi seorang lima dewa element.
pemuda itu di asuh oleh seorang tabib tua serta di latih cara bertarung yang hebat. bukan hanya sekedar jurus biasa. melainkan jurus yang di ajarkan adalah jurus dari ninja.
penasaran dengan kisahnya?, ayo kita ikuti perjalanan pemuda tersebut.!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Igun 51p17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Di suatu tempat, lebih tepatnya di dalam istana besar Kerajaan Siluman Harimau. Yang berdiri kokoh dengan jumlah pasukannya yang cukup banyak.
Di dalam istana besar tersebut, terdapat dua bangsa berbeda yang sedang duduk berhadapan, saling berbicara, tanpa ada rasa permusuhan sama sekali.
Keduanya baru saja bertemu, dalam situasi yang tidak baik. Akan tetapi, terlepas dari itu semua, keadaan kembali berjalan dengan normal.
Kedua berbeda bangsa itu adalah Bayu Wirata dari bangsa manusia, sedangkan lawan bicaranya adalah Ki Belang, raja siluman harimau.
Keduanya saling bicara satu sama lain, tanpa ada kebencian. akan tetapi, pada posisi itu, Bayu Wirata sudah membuat kesalahan yang harus ia pertanggung jawabkan.
Ki Belang meminta Bayu Wirata untuk membantunya dalam menggulingkan kerajaan siluman naga, yang terkenal kuat, dan kejam.
Permintaan itu adalah bentuk dari pertanggung jawaban atas kesalahan yang di lakukan Bayu Wirata.
Bayu Wirata mendengar permintaan dari Ki Belang. Akan tetapi, ia langsung menolaknya dengan alasan yang masuk akal.
"Maaf Ki, aku tidak bisa mencampuri urusan kekerajaan kalian. Karena aku tidak ingin terlibat ke dalam urusan para siluman" kata Bayu Wirata menolak.
Ki Belang menggelengkan kepalanya sesaat.
"Sudah ku duga, kau pasti menolaknya. Akan tetapi, kau sudah masuk ke dalam dimensi siluman. Walaupun kau menolak permintaanku dalam menggulingkan kerajaan Siluman Naga. Cepat atau lambat kau juga akan tetap bertarung dengan raja siluman naga. Jadi sudah di pastikan kau akan tetap membantuku" kata Ki Belang.
Bayu Wirata mendengar apa yang di katakan oleh Ki Belang, hal itu membuatnya menjadi heran dengan perkataan tersebut.
"Mengapa aku akan bertarung dengannya?. Lagi pula, aku tidak memiliki masalah dengan mereka. Lebih baik aku cepat keluar dari tempat ini" kata Bayu Wirata yang berniat ingin keluar dari dimensi siluman.
Hahahaha..
Ki Belang tertawa dengan santai.
"Itulah yang aku katakan, kau tidak akan bisa keluar dari sini, tanpa bertarung dengan raja siluman naga. Perlu kau ketahui, hanya raja siluman naga yang memiliki satu benda yang dapat membuka portal dimensi untukmu keluar dari sini" kata Ki Belang memberitahu.
Bayu Wirata tersebar kaget ketika menyadari jika pada saat ini, dirinya sudah terjebak di dalam dimensi siluman. Matanya menatap ke arah Ki Belang seolah meminta bantuan darinya.
"Apakah kau tidak bisa membuka portal dimensi untukku keluar?" Tanya Bayu Wirata.
"Kami bangsa siluman hanya bisa membuka portal dimensi untuk diri kami sendiri. Dan tidak bisa membawa orang lain" jawab Ki Belang apa adanya.
Bayu Wirata menundukkan kepalanya. Mencoba memikirkan apa yang harus ia lakukan. cukup lama ia berpikir. Namun, ia sama sekali tidak bisa menemukan jalan keluarnya. Hingga pada akhirnya ia tidak memiliki pilihan lain. Kemudian pemuda itu memutuskan untuk mengikuti apa yang di katakan oleh Ki Belang.
Bayu Wiraya menghela napas pelan, sebelum ia mengeluarkan kata katanya dalam menyanggupi permintaan sosok di depannya.
Huhh..
Bayu Wirata menatap ke arah Ki Belang yang ada di depannya, lalu suaranya terdengar mantap.
"Baiklah, aku akan membantumu menggulingkan kekuasaan Siluman Naga. Tapi, kenapa kau ingin menjatuhkan kerajaan itu?" Ia menyipitkan mata, mencoba menangkap makna dari jawaban Ki Belang.
Ki Belang mengukir senyum tipis, seolah beban berat sudah lama menimpanya akan sirna karena jawaban Bayu Wirata.
"Karena kerajaan Siluman Naga selalu menangkap anggota kami, menjadikan mereka budak... bukan cuma prajurit siluman harimau, tapi juga siluman dari kerajaan lain." Suaranya lirih, tapi penuh luka yang tersimpan rapi.
Bayu Wirata mengangguk pelan. Di balik penjelasan itu, ia merasakan betapa kerasnya kehidupan para siluman, tak jauh beda dari manusia yang hidup di bawah penindasan oleh orang orang yang kuat. Hatinya berdebar, tekadnya menguat. Kini, ia benar-benar siap membantu para siluman membebaskan diri dari perbudakan siluman naga.
Selain membantu, Bayu Wirata juga tetap akan berhadapan dengan sosok dari siluman naga demi mendapatkan benda yang bisa membuatnya keluar dari dalam dimensi siluman itu.
"Jika yang di jadikan budak oleh kerjaan siluman naga juga, dari kerajaan lain. Maka kau juga harus mengajak mereka bersatu dalam rencana penggulingan ini" kata Bayu Wirata yang memberi saran kepada Ki Belang.
Ki Belang menganggukkan kepalanya, dan ia membenarkan apa yang di katakan oleh Bayu wirata memang ada benarnya.
"Baiklah.. kita akan mengajak kerajaan lain. Akan tetapi, kemungkinan kita akan sedikit mendapat halangan atau pun kesulitan ketika mengajak mereka bergabung" kata Ki Belang yang sudah mengetahui bagaimana sifat dari para raja kerajaan siluman lain
Bayu Wirata berdiri, lalu menepuk bahu Ki Belang dengan suara penuh semangat.
“Tidak masalah, setidaknya kita sudah berusaha meyakinkan mereka.” Matanya menyiratkan tekad yang tak tergoyahkan meski ragu masih mengintip di sudut hati.
Hari itu juga, mereka memutuskan untuk bertolak ke beberapa kerajaan siluman lain, berharap bisa merajut kerja sama untuk menjatuhkan kerajaan Siluman Naga yang selama ini menindas.
Mereka berangkat dengan membawa beberapa prajurit dan panglima perang, mencoba mengantisipasi satu hal yang tidak di inginkan. langkah kaki para prajurit dan panglima berat dipenuhi ketegangan dan waspada dalam menjalan misi mereka.
***
Kerajaan Siluman Naga adalah salah satu kerajaan yang ada di dimensi siluman. Serta kerajan itu adalah kerajan yang terkuat jika di bandingkan dengan kerajaan siluman lainnya.
berkat kekuatan mereka itu membuat mereka jadi sewenang wenang dalam bertindam. Kadang, tanpa sebab jelas, para siluman naga menyerang kerajaan lain, lalu memperbudak mereka dan menjadikan semuanya pekerja paksa tanpa belas kasih.
Hal itu jugalah yang membuat Ki Belang meminta Bayu Wirata untuk membantunya dalam menjatuhkan kerajaan Siluman Naga.
Kerajaan siluman naga di pimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Nagata. Dia adalah sosok raja kejam yang tidak segan segan untuk membunuh siapapun yang menentang perintahnya. Tidak peduli itu adalah siluman lain ataupun siluman sesamanya sendiri. Semuanya di sikat habis tanpa ampun.
Pada hari itu, Raja siluman naga duduk di dalam istananya dengan sangat nyaman, akan tetapi sesaat kemudian, ia merasakan satu kekuatan lain masuk ke dalam dimensi.
"Tidak mungkin, ada manusia yang berhasil masuk ke dalam dimensi ini" gumam Raja Nagata, ia berdiri dari tempatnya duduknya mencoba menerangkan sesuatu yang tidak dapat ia lihat.
Perasaan cemas mulai muncul di hatinya, ketika ia merasa jika kedatangan sosok manusia itu adalah pertanda jika bahaya bagi dirinya dan kerajaan yang sudah ia pimpin.
"Jika manusia itu dapat masuk ke dalam dimensi siluman, itu artinya dia bukan manusia biasa. Aku yakin jika sosok manusia itu memiliki kemampuan tinggi" gumam Raja Nagata.
Pada hari itu juga, raja Nagata memutuskan untuk memerintahkan semua prajurit naganya berjaga jaga di sekitar istana kerajaan.
Semua prajurit naga di letakan dalam beberapa titik sembari melihat situasi ke arah luar kerajaan, takut sesuatu yang tiba tiba datang menyerang.
"Jika sosok manusia itu datang ke istana ini. maka dia harus di bunuh. Dia bisa menjadi ancaman besar bagi diriku" gumam Raja Nagata.
***
Di sisi lain, rombongan dari Bayu Wirata dan Ki Belang sudah melesat cepat menuju salah satu istana kerajaan dari bangsa siluman lain.
Dalam satu hari perjalanan, akhirnya mereka tiba di kerajaan yang mereka tuju, yaitu kerajaan siluman beruang.
Bayu Wirata , Ki Belang beserta puluhan prajurit dan panglima sudah berada di depan gerbang dari istana kerajaan siluman beruang. Akan tetapi, kedatangan mereka tidak di sambut dengan baik oleh prajurit siluman beruang.
Pada saat ini, mereka semua sudah mengepung rombongan dari Ki Belang sembari mengagungkan senjata mereka yang tajam.
Ki Belang melihat situasi yang tidak bagus bagi mereka. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk berbicara kepada mereka.
"Turunkan senjata kalian, kami datang bukan untuk bertarung" kata Ki Belang dengan tenang.
"Jika kalian tidak ingin bertarung katakan apa yang menjadi tujuan kalian?" Tanya Salah satu dari mereka.
"Kami datang ingin menemui raja kalian, ada hal penting dan kerja sama yang harus aku bicarakan dengan raja kalian itu" kata Ki Belang menjawab pertanyaan para siluman beruang.
Sesaat para prajurit siluman beruang saling bertatapan, mata mereka berkilat waspada. Setelah beberapa detik, salah satu dari mereka mengangguk pelan lalu melangkah masuk ke dalam istana. niatnya hanya satu, yaitu melaporkan kedatangan rombongan siluman harimau kepada sang raja.
“Kalian tunggu di sini,” suara prajurit itu tegas tapi tenang. “Beberapa dari kami akan menyampaikan kedatangan kalian ke raja. Kalau beliau setuju bertemu dengan kalian, maka, kalian akan kami perbolehkan masuk.” kata prajurit siluman beruang.
Ki Belang mengangguk pelan, bibirnya membentuk senyum kecil penuh harap. Sementara itu, rombongan Ki Belang menunggu di depan gerbang dengan napas tertahan, setiap detik terasa seperti menambah beban di dada mereka.
Setengah jam berlalu dalam sunyi yang mendesak. Akhirnya, pintu gerbang terbuka dan beberapa prajurit siluman beruang keluar.
“Raja kami bersedia bertemu. Namun, hanya beberapa dari kalian yang diperbolehkan masuk,” kata salah seorang dengan wajah serius penuh ketegasan.
Mendengar hal itu, senyum Ki Belang mengembang, matanya berbinar. Itu sudah lebih dari cukup baginya. tanda kecil bahwa harapan mereka belum padam untuk membangun kerja sama dengan kerajaan siluman beruang
"Cukup aku dan manusia ini yang akan masuk" kata Ki Belang menyahuti perkataan sosok siluman beruang.
Akhirnya Ki Belang dan Bayu Wirata di bawa masuk oleh satu prajurit siluman beruang. Sedangkan rombongan yang mereka bawa tetap tinggal di depan gerbang istana.
Tidak berapa lama kemudian, tibalah mereka di depan sebuah ruangan yang cukup besar dengan hiasan mewah di dinding istana tersebut.
Ruangan itu adalah ruangan tempat pertemuan dari Raja Siluman beruang kepada para peninggalan kerajaan yang ia pimpin.
Di dalam ruang yang cukup luas itu, terlihat sosok sang raja sedang duduk tegap di salah satu kursi yang ada di sana. Namanya adalah Ki Raga, sang Raja Siluman Beruang.
Di kiri dan kanannya, beberapa pengawal berdiri bak tembok kokoh, siap menghadapi apapun yang bisa membayakan tuan mereka. tubuh mereka terlihat sedikit lebih kekar dan besar jika dibanding dengan prajurit siluman beruang biasa.
Mata Ki Raga menyorot tajam ketika menyambut kedatanganKi Belang yang masuk bersama sosok manusia di sampingnya. Sekilas raut wajahnya berubah, ada kilatan terkejut yang segera ditutupi dengan sikap tenang. “Selamat datang di istana kerajaanku, Ki Belang. Silakan duduk,” sapanya dengan suara berat namun terkontrol.
Ki Belang dan Bayu Wirata akhirnya duduk berhadapan dengan Ki Raga, dipisahkan oleh meja besar yang megah namun sederhana.
Tatapan Ki Raga beralih dari Ki Belang ke Bayu Wirata, menahan rasa ingin tahu.
“Aku dengar kabar tentang niat kerja samamu. Jelaskan, kerja sama macam apa yang kau maksudkan? Dan siapa sebenarnya manusia yang kau bawa ini?” tanyanya, mata tajam tak beranjak dari Bayu Wirata.
Ki Belang menghela napas sejenak lalu mengenalkan sosok manusia di sampingnya dengan tegas, “Perkenalkan, dia Bayu Wirata.”
Ki Raga mengangguk pelan, setelah mendengar nama dari sosok manusia yang di bawa oleh Ki Belang.
"Kedatangan ku kesini memang ingin mengajakmu bekerja sama, yaitu menggulingkan kerajaan Siluman Naga yang sangat meresahkan" kata Ki Belang yang mengatakan tujuan kedatangannya.
Ki Raga menatap tajam ke arah Ki Belang. ada raut wajah keterkejutan yang di perlihatkan oleh Ki Raga, ketika telinganya mendengar kata kata mustahil dari mulut Ki Belang.
"Apakah kau sudah gila, kerajaan siluman naga bukanlah kerajaan lemah. Mereka sangat kuat, apalagi mereka di pimpin oleh Raja Nagata. Kita hanya akan mencari mati jika berniat melawan mereka" sahut Ki Raga yang sedikit ada kata kata penolakan.
Ki Belang sudah menduga atas penolakan tersebut. Akan tetapi, ia berusaha untuk mencoba meyakinkan Ki Raga akan kemenangan yang pasti mereka raih.
"Ki Raga, kita akan memenangkan perang ini, dan menggulingkan kekuasaan Siluman Naga yang kejam itu. Pada saat ini, Bayu Wirata dari bangsa manusia akan membantu kita" kata Ki Belang yang mengandalkan Bayu Wirata dalam meyakinkan sosok raja siluman beruang.
Ki Raga menatap ke arah Bayu Wirata, matanya melihat dari atas sampai bawah dengan penuh selidik. Pada saat ini, ia sedang berusaha untuk mencari hal istimewa dari pemuda tersbut. akan tetapi, ia sama sekali tidak dapat melihat hal istimewa ataupun kekuatan yang ada pada tubuh manusia itu.
"Apa yang bisa kau banggakan dari manusia ini?, lalu siapa yang akan menghadapi Raja Nagata?" Kata Ki Raga bertanya, namun pandangannya tetap ke arah Bayu Wirata tanpa berpindah sama sekali.
"Manusia ini yang akan menghadapi Raja Nagata, sedangkan kita hanya perlu melawan para prajuritnya saja. Aku rasa kita tidak akan mendapatkan kesulitan sama sekali, ketik Raja Nagata sibuk dengan Bayu Wirata" jawab Ki Belang dengan mantap.
KI Raga mendengar jawaban dari Ki Belang. Akan tetapi pandangan matanya masih tetap ke arah Bayu Wirata. Seolah ada rasa penasaran dengan sosok manusia yang ada di depannya itu.
"Apa yang membuatmu yakin jika manusia ini bisa berhadapan dengan Raja Nagata, aku sama sekali tidak melihat hal istimewa darinya" kata Ki Raga.
"Dia sudah membunuh banyak prajuritku dalam waktu cepat, dan aku sangat yakin akan kemampuannya" sahut Ki Belang yang membuat Ki Raga sedikit terkejut.
"Apa?, bagaimana mungkin dia bisa membunuh banyak prajuritmu?" Kata Ki Raga dengan ekspresi terkejut yang tidak bisa ia sembunyikan.
Sesaat matanya menatap dalam dalam ke arah Bayu Wirata. Hingga ia meyakini jika memang sosok manusia yang ada di depannya memiliki kemampuan dalam memanipulasi kekuatan di dalam dirinya.
"Sepertinya manusia ini menyembunyikan kekuatannya" gumam Ki Raga sambil menganggukkan kepalanya.