NovelToon NovelToon
Tuan Valente Dan Tawanan Hatinya

Tuan Valente Dan Tawanan Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pelakor jahat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Saskya

"Pasar tidak mengenal itu, hutang tetaplah hutang"

"Kalau anda manusia, beri kami sedikit waktu"

"Kau terlalu berani Signorina Ricci"

"Aku bukan mainan mu"

"Aku yang punya kendali atas dirimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Saskya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mata Tajam Katanya

Usai menutup pintu kamar mandi dengan tenang, Kairos melangkah keluar dan mendorong pintu kamarnya dengan santai. Namun begitu pintu terbuka, langkahnya terhenti seketika.

Seorang pria tertungkup ke depan, hampir terjatuh karena terlalu menempel di daun pintu.

Kairos menaikkan alis, senyum tipis muncul di wajahnya.

“Dasar bodoh!, dari sekian banyak kebodohan yang bisa lu lakuin di dunia ini, kenapa lu berfikir kamar gue gak kedap suara Matt?” suaranya terdengar rendah mengejek.

Matteo tersentak, buru-buru berdiri tegak, wajahnya memerah seperti anak kecil yang ketahuan curang.

Tidak jauh dari kejadian itu, Lucca masih bersandar di sofa, matanya menyipit geli melihat kedua sahabatnya.

“Ng…Gak! Gue tadi cuma… eh…” katanya terbata, jelas gelagapan.

Kairos menyilangkan tangan di dada, menunggu dengan tatapan penuh tekanan yang sengaja ia buat-buat.

Matteo menelan ludah, lalu menghembuskan napas panjang sebelum mengeluarkan alasan konyol.

“Gue tadi lihat cicak, Kai. Iya! Ada cicak yang gede banget nempel di pintu terus gue mau tangkep, takut masuk ke kamar.”

Hening sejenak.

Kairos menatapnya datar, lalu menghela napas panjang.

“Oh ada cicak? Berarti gue harus mecat petugas kebersihan karena gak becus kerja di penthouse ini ya?.”

Matteo cepat-cepat mengibaskan tangan. “Damn it bro! gak gitu juga!.” Pria itu menutup mulut rapat, wajahnya makin merah.

Kairos menatap sahabatnya santai. “Elu sendiri bilang kalau petugas kebersihan gak becus kerjanya, ngapain gue pertahanin pekerja yang gak maksimal ngejalanin tugasnya?”

Matteo bergeming, merasa bersalah.

Kairos menepuk bahunya ringan, lalu menyeringai. “Dasar bego. Kalau telinga elu gatal pengen tahu urusan gue, lain kali jangan pasang badan di pintu kayak maling kelas teri.”

Lucca yang dari tadi menonton akhirnya terkekeh, menepuk lututnya.

“Gue bilang juga apa, Matt. Kalau mau nguping, paling nggak belajar dulu dari orang yang ahli.”

Matteo mendengus. “Si~alan kalian berdua.”

Kairos melangkah pergi santai, masih dengan senyum sinis yang membuat Matteo ingin melempar bantal ke punggungnya.

Di ruangan yang sedikit lebih tenang itu, Kairos mengambil ponselnya. Ia membuka daftar kontak tanpa terburu-buru, lalu menekan nomor dengan satu jari, gerakan sederhana, tapi penuh otoritas.

“Stella, datang ke butik sekarang. Ambilkan beberapa hal seperti underwear wanita dan pakaian ganti,” suaranya pendek, tanpa basa-basi saat asistennya menjawab di seberang.

“Ada preferensi model atau ukuran, Tuan?” tanya suara Stella yang sopan namun cekatan.

Kairos menghela napas tipis, memikirkan apa yang barusan dilihatnya. Ia tidak suka teka-teki.

“Untuk di rumah pilih sesuatu yang longgar dan sopan seperti robe katun, kaus longgar, celana rumah. Untuk dipakai keluar pilih blouse yang rapi, blazer simpel, celana atau rok kerja yang pas. Warna netral saja putih, hitam, krem.”

Setelah jeda singkat, suara Stella menanyakan hal yang membuat Kairos sedikit berhenti.

“Bra~ size-nya berapa, Tuan? Mau saya bawa beberapa ukuran?”

Kairos menutup mata sejenak.

Mempertimbangkan ukuran yang pas untuk Aurora. Dia tidak akan menebak asal-asalan, di benaknya, bentuk dada Aurora terasa penuh dan proporsional bukan kecil, bukan berlebihan, tapi jelas membutuhkan cup yang lebih besar.

“Bawa ukuran 36D, ambil yang kualitas bagus.” Suaranya singkat, tegas.

“Baik Tuan, kalau ukuran baju bagaimana?” tanya Stella.

“Ya. Ambil S dan M untuk blouse dan rok/pants, robe ukuran M. Kalau ragu, ambil dua ukuran untuk tiap item.”

Stella mengulang pesanan singkat, menegaskan waktu dan alamat pengiriman. Kairos mengiyakan. Ia menutup ponsel, napasnya tetap tenang, tidak ada kerusuhan emosi, hanya perhitungan.

Kairos menjatuhkan tubuhnya ke sofa seberang, gerakannya santai seakan tidak ada hal yang baru saja terjadi.

Ponsel ia letakkan di meja, jemarinya mengetuk ringan dengan ritme pelan.

Matteo melirik sekilas, wajahnya masih merah, namun kali ini bukan malu semata. Bibirnya bergerak tipis, menirukan gerakan seolah-olah sedang mengeja sesuatu.

“Tiga… enam… D…” gerakan mulutnya tanpa suara, tapi cukup jelas terbaca.

Kairos menoleh sekilas, lalu menggeleng kecil, senyum tipis mengembang seperti seseorang yang baru saja melihat lelucon murahan.

Ia tidak perlu menanggapi dengan kata-kata, tatapannya saja sudah membuat Matteo mendengus kesal.

Lucca, yang dari tadi memperhatikan, akhirnya bersuara. Nada bicaranya tidak sekeras Matteo, tapi lebih serius, meski dibalut nada santai khas dirinya.

“Jadi, gadis itu mau lu apain?”

Pertanyaan itu menggantung di udara, menambah beban suasana.

Kairos menyandarkan punggung ke sofa, kepala sedikit miring, sorot matanya dingin tapi tenang. Ia tidak terburu-buru menjawab, membiarkan kedua sahabatnya menunggu.

“Gue gak perlu menjelaskan apa pun,” ucapnya akhirnya, datar. “Yang perlu kalian tahu, dia akan tetap di sini. Sejauh ini, itu aja.”

Matteo mendecak pelan, menyilangkan tangan di dada.

“Tapi lu sampe apal ukuran underwear-nya, Kai. Nggak usah pura-pura cool. Itu—”

“Berhenti sebelum lu makin keliatan tolol, Matt.” Suaranya rendah, tapi cukup untuk menampar ego Matteo.

Lucca justru terkekeh, menepuk lututnya lagi.

“Dia benar juga sih, Kai. Nggak semua orang bisa nebak ukuran cewek cuma dari sekali lihat. Lu sebenarnya jenius atau udah terlalu lama main di level ini?”

Kairos hanya mengangkat alis, senyumnya melebar sinis.

“Kalau mata lu cukup tajem, elu juga bakal tahu bedanya observasi sama fantasi.”

tbc🐼

1
lollipop_lolly
🥰
lollipop_lolly
gimana mansion keluarga Lendro Valente guyss?☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!