TIGA PRIA DARI DESA

Sementara di tempat lain, Rizal masih tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Tuan Tomi yang memiliki wajah sangat tampan karena ada campuran darah eropa yang mengalir di tubuhnya. Bentuk tubuh yang atletis dan tegap serta gagah saat melangkah dan bersikap tapi malah memiliki kecenderungan yang menyimpang.

Sungguh itu kejutan yang membuat Rizal berpikir keras dengan kejadian yang dia alami di rumah ini. Dari pandangan Tuan Tomi yang terasa aneh juga sikapnya yang terkesan lembut kepadanya, serta mesranya Tomi dengan laki laki yang Rizal lihat di suatu tempat ketika dia menunggu Miranda, dan yang paling parah malam ini. Tomi lagi berhubungan dengan tamu laki laki yang datang saat Tomi dan Miranda makan malam.

Pikiran Rizal pun akhirnya membawanya kepada Nona cantik majikannya. Rizal mengingat ingat juga kejadian selama bersama Nona Miranda. Dari penemuan benda rahasia milik nona Miranda dimana bentuk benda itu mirip isi dalam celananya. Miranda yang mengajaknya ciuman serta Mbak Sari dan Miranda yang membohongi Tomi kalau dirinya adalah sepupu Sari.

Rizal sekarang juga mempunyai kesimpulan kenapa dia tiap malam harus kunci kamar pas tidur dan di larang naik lantai dua. Bisa jadi ini ada hubungannya dengan Tuan Tomi. Rizal berpikir hanya pria gemulai yang mempunyai orientasi bukan pada kodratnya, namun dengan mata kepala sendiri, Rizal melihat dua pria tampan dan tubuh yang atletis juga mempesona justru memiliki orientasi yang sama dengan pria gemulai.

Beberapa saat setelah memergoki Tuan Tomi melakukan perbuatan yang tidak pantas dengan temannya, Rizal secara perlahan mengendap endap kembali ke kamarnya.

Namun saat Rizal sedang memikirkan kejadian yang baru saja dia lihat, Rizal dibuat terkejut karena pintu kamarnya nampak berbunyi seperti orang yang yang mau membuka pintu. Bahkan Rizal melihat gagang pintu yang di dalam bergerak pertanda memang ada yang mau memasuki kamarnya. Rizal pun panik dan dia benar benar mematung.

Karena merasa tidak berhasil membuka pintu, seseorang itu pun menyerah lalu pergi. Rizal yakin kalau itu adalah Tuan Tomi. Ada rasa lega saat keadaan hening kembali. Rizal kembali berbaring dan akhirnya dia pun terlelap setelah lelah memikirkan kejadian tersebut dan bekerja seharian.

Waktu terus merangkak hingga malam kini akan beranjak pergi. Seperti biasa dan memang sudah menjadi tugasnya, Rizal membantu meringankan pekerjaan Mbak Sari.

Saat Rizal sedang asyik menikmati tugasnya di ruang tamu dia dikejutkan dengan suara berat seorang pria.

"Ehem!"

Sontak Saja Rizal kaget dan segera menoleh. Ternyata ada Tuan Tomi disana yang seperti biasa dengan tatapan yang membuat Rizal bergidig. Apa lagi setelah tahu belang asli dari majikannya tersebut, Rizal benar benar merasa tak nyaman dengan tatapan Tuannya.

"Eh, Tuan. Selamat pagi," sapa Rizal cangnggung sekaligus panik. Dia langsung berdiri tegap dan berusaha bersikap biasa saja.

"Pagi, lagi sibuk?" tanya Tomi dengan suara beratnya. Suara khas laki laki, namun sayang kelakuannya tidak segagah penampilannya.

"Ya seperti yang Tuan lihat, kenapa, Tuan?" tanya Rizal setenang mungkin agar Tomi tak curiga kalau supir barunya sudah tau sisi buruk dirinya.

"Saya cuma mau bicara sebentar dengan kamu, duduklah," titahnya dan Rizal pun menurutinya. "Bagaimana bekerja disini? Betah?"

Awalnya Rizal memang betah kerja disini. Apalagi dia di tugaskan menjadi supir wanita cantik meskipun itu istri orang. Tapi setelah Rizal tahu sesuatu tentang Tuannya, mendadak hatinya menjadi bimbang. Sebagai lelaki normal tentu saja dia takut hidup bersama pria yang menyimpang.

"Betah, Tuan." kilah Rizal.

"Syukurlah kalau kamu betah. Apa kamu sudah membicarakan dengan Miranda, soal berapa gaji yang akan kamu terima?" tanya Tomi lagi dengan tatapan yang semakin membuat Rizal tak nyaman, namun tetap dia harus menghadapinya.

"Belum, Tuan."

Tomi manggut manggut. " Mungkin dia lupa, nanti kamu bisa tanyakan yah?"

"Baik tuan." Hanya itu yang bisa Rizal jawab. Dia berharap tuannya segera pergi karena dia benar benar tak nyaman dipandang penuh damba oleh pria di hadapannya.

"Kamu lulusannya apa sih? Pendidikan terakhir kamu apa?" Bukannya pergi, Tomi malah kembali mengajukan pertanyaan lagi membuat Rizal semakin panik.

"SMP tuan," balas Rizal pelan. Tentu saja sebenarnya dia sedikit malu.

"Yah sayang sekali, coba saja kalau kamu SMA, kamu akan aku pekerjaan di kantorku saja." Ucap Tomi dengan menunjukkan wajah prihatin. Rizal pun hanya tersenyum canggung.

"Bagaimana kalau kamu saya ajari, biar kamu bisa kerja di kantor?" seketika Rizal terkesiap mendengar penawaran tuannya.

"Apa!"

...@@@@@...

Masih pada bingung ya dengan cerita ini? hihihi. Padahal ceritanya ringan loh. Maaf, berhubung ini tokoh utamanya tiga pria jadi aku harus menonjolkan semuanya dong. Kalau saya hanya fokus satu tokoh saja malah nanti ceritanya dan alurnya akan berbeda dengan apa yang sudah aku siapin. Alasan saya membuat tiga bab sehari agar semua tokoh itu bisa diceritakan dengan porsinya hingga waktunya tamat nanti pas porsinya. Maaf atas ketidaknyamanannya ya?