NovelToon NovelToon
Daisy

Daisy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Kriminal dan Bidadari / Chicklit
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Inisabine

Hidup Singgih yang penuh kegelapan di masa lalu tanpa sengaja bertemu dengan Daisy yang memintanya untuk menjadi bodyguard-nya.


Daisy
Penulis: Inisabine
Copyright Oktober 2018

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inisabine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Sekali lagi, dan lagi, Daisy mendesah. Telapak tangan mengusap wajah berulang kali untuk menyadarkan dirinya bahwa ia harus berkonsentrasi membuat panel cerita. Sayangnya, konsentrasinya tidak bisa terpusat di otak. Pikirannya terus saja mengingat kejadian tadi malam.

Kepala Daisy mendongak ke arah pintu saat terdengar dua kali ketukan pada pintu kamar.

Mama?

Tidak mungkin.

Kamarnya masih terkunci dari luar dan mama memegang kuncinya, jadi tak mungkin mama yang mengetuki pintu kamarnya. Sedangkan, asisten rumah tangga dilarang mendekati kamarnya.

Daisy yang sibuk menebak-nebak sendiri siapa yang mengetuki kamarnya pun terputus tebakannya saat pintu kamar terbuka, dan menampakkan kehadiran Sofie dan Gendis.

"Kalian―" Daisy bangkit dari duduk, "―kok bisa?"

"Bisa dong." Sofie mengerling, tiba-tiba ia menempelkan jari telunjuk di bibir. "Ssshht. Kita berdua sedang dalam misi menyelamatkanmu."

"Please, deh, Sof. Nggak usah sok drama."

"Sapa tau gue dapat film action."

Gendis menggeleng-geleng kepala di antara geli. Ia menghampiri Daisy, lalu memeluk tubuh sahabatnya. "Kamu baik-baik aja, kan?"

Kepala Daisy menggeleng di atas pundak Gendis. Sejurus kemudian terdengar isak tangis Daisy. Gendis mengusap lembut punggung Daisy, bahkan ia membiarkan Daisy menangis.

Sofie ikut bergabung memeluk dua sahabatnya. Sedih yang dialami Daisy seolah ikut dirasakan oleh Sofie dan Gendis.

Setelah dirasa puas menangis, dan dirasa Daisy sudah bisa menenangkan emosi, Gendis lalu menggiring Daisy untuk duduk di atas karpet hijau.

'Kalian kok bisa ada di sini?" Daisy membersit hidung dengan tisu. Di atas pangkuannya kini berubah menjadi tempat sampah menampung setumpuk tisu bekas ingusnya.

"Mamamu menelepon kita dan meminta kita datang ke sini."

"Lo nggak kira-kira ya, menyembunyikan rahasia sebesar ini dari kita," sewot Sofie dengan lagak drama.

Gendis mendelik tajam ke Sofie agar mengunci mulut bawelnya. Biarkan Daisy yang bercerita tanpa harus mereka yang menuntut.

"Maaf..." sesal Daisy. "Aku nggak ada maksud buat menyembunyikan."

Sebelah tangan Gendis mencengkeram cepat lengan Sofie, menahannya agar sahabat yang super-drama ini tidak menyela ataupun menghakimi sikap Daisy.

"Kamu tahu nggak gimana khawatirnya kita?" Meski Gendis berusaha menahan diri, tapi tetap saja ia menukas Daisy, oke, sedikit.

Daisy menunduk menyesal. "Maaf..." sesalnya lagi.

"Wajar kalau papamu memaksamu pulang. Kalau aku jadi papamu, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama. Mana ada orang tua yang membiarkan anaknya dekat-dekat dengan mantan napi. Sori, Dai, bukannya aku ikut menghakimi. Tapi inilah yang ada di pikiran masyarakat kita."

"Dia kabur..." Sofie melirik hati-hati ke Daisy, "mungkin ini yang terbaik."

"Tadi malam dia datang." Daisy mengangkat kepala.

"Singgih?" Sofie mengulangi sekadar memastikan.

Daisy mengangguk, lalu berujar, "Tapi aku malah memecatnya..." air matanya kembali jatuh.

Embusan napas mengeluar dari mulut Gendis. Entah ia harus senang atau sedih mendengarnya. Namun, ia merasa lega karena laki-laki itu tidak berada di dekat Daisy lagi.

"Dai." Gendis menggenggam punggung tangan Daisy. "Sejak kapan kamu tahu Singgih... mantan napi?"

"Sejak awal."

"Dan, kamu tetap mengiakan dia jadi bodyguard-mu?" Gendis nyaris tak percaya dengan tindakan bodoh Daisy ini.

"Gue akuin dia ganteng." Sofie lalu menggeleng kecewa pada Daisy. "Tapi dia punya catatan kriminal, Dai."

"Aku tahu. Aku tahu!" seru Daisy berputus asa. "Sejak awal dia memang nggak mau jadi bodyguard-ku. Dan, waktu dia cerita tentang dirinya... aku pikir itu hanya alasannya saja untuk menolakku. Sampai akhirnya aku tahu dia teman sekolahnya Rolan."

"Rolan?!" Gendis dan Sofie memekikkan nama itu nyaris bersamaan.

"Waktu Rolan bilang dia orang yang berbahaya, jadi kupikir... dia sama juga seperti Rolan. Jadi, kuminta Azka menyelidikinya."

"Pantes." Gendis mulai paham alasan Azka terus menolak permintaannya. "Terus alasanmu apa tetap mempertahankannya?"

Terdiam Daisy. "Nggak tahu, akunya bingung. "Kupikir hanya alasan..."

"Alasan? Kamu menyukainya?" Gendis bertanya halus.

"Nggak tahu..." kepala Daisy menggeleng ragu, tapi ia tak bisa menyembunyikan linangan air matanya.

Sofie langsung memeluk tubuh Daisy yang bergetar. Sedangkan, Gendis menggenggam erat tangan Daisy, dan sebelah tangannya mengusap air mata yang menetes jatuh.

"Hei." Gendis menggoyang-goyangkan tangan Daisy. "Kayaknya kita perlu liburan, deh."

Sofie melepaskan pelukannya dari Daisy. Tersenyum setuju mengenai usulan Gendis. "Sudah lama mereka tidak liburan bersama. Terakhir liburan sekitar dua tahun lalu, di Bali."

"Nyari suasana segar." Gendis menambahkan dengan riang. "Ke tempat yang hijau-hijau. Atau ke pantai. Yang ada pasir putihnya. Rehat sejenak dari rutinitas kita."

"Bentar lagi kan, kamu nikah. Boleh apa?" Daisy ragu dengan usulan Gendis.

"Wah, ketinggalan kereta labu nih Princess Daisy kita," ledek Sofie. "Nggak ada pernikahan. Bubar. Ambyaaar."

"Maksudnya?" Daisy membersit hidungnya yang sesak berair dengan tisu.

Gendis mengembus napas pasrah. "Aku dan Ivan... kita udah putus."

"Ekh!?' Daisy membeliak kaget. "Kenapa?" tampak menyayangkan keputusan Gendis.

"Kita nggak cocok. Berantem mulu. Kalau dipaksakan nikah pun takutnya akan makin parah," ungkap Gendis dibalik keputusan beratnya.

"Orang tuamu gimana?"

"Yaa―mau gimana lagi?" Gendis mengedik bahu. "Yang nikah kan, aku. Yang ngerasain bahagia kan, juga aku. Kalau aku nggak bahagia masa aku harus tetap paksain buat nikah?"

Daisy ingin bersuara, tapi ragu menahannya. Kadang ia merasa masalah yang dihadapinya berat, tapi ternyata orang lain pun memiliki masalah yang lebih berat darinya. Inilah hidup. Keputusan yang diambil menentukan ke mana langkah kita selanjutnya.

"Jadi, kita mau liburan ke mana?" Daisy mengangkat senyum.

"Minggu ini jadwal gue kosong."

"Aku masih punya beberapa stok panel cerita.'

"Aku harus ngajuin cuti dulu."

"Yaa, elaaah, Dis," lenguh Sofie gemas. "Perusahaan punya bapak lo juga. Lagian lo juga nggak pernah ambil cuti, deh. Kalau dikumpulin cuti lo bisa dapat setahun kali."

"Nggak sebanyak itu juga kali, Sof," bantah Gendis tertawa geli. "Tetap aja kan, aku ini pegawai. Harus mengikuti prosedur yang ada."

"Gendis emang anak yang patuh. Taat peraturan. Dan, nggak suka absen." Daisy merangkul sebelah pundak Gendis, kemudian mendecak dengan prihatin. "Aku lupa bilang, nih," jedanya seraya tersenyum jenaka. "Selamat bergabung, Mblo!" tawanya terbahak.

Sofie terpingkal geli.

"Kalian ini." Gendis menggeram gemas. Tangannya memukul punggung tangan Daisy yang berada di pundaknya. "Bye, bye, pacar pertama." Ia membesarkan hati melepas kekasih yang telah dipacarinya hampir sepuluh tahun.

Sofie menyenggol lengan Daisy.

"Hmp?" Daisy tak mengerti.

Sofie memberi kode mata agar Daisy pun ikut berucap sesuatu. Sayangnya, Daisy gagal paham dengan maksud Sofie dan membuat sahabatnya itu menggeram gemas.

"Daisy perlu waktu buat move-on." Gendis menjelaskan kode mata Sofie barusan.

"Aah..." Daisy mengangguk paham.

"Oke." Sofie mengibaskan sebelah tangan. "Move-on hanya masalah waktu. Siapa tahu pas liburan nanti kita ketemu cogan. Atau kalau nggak," ia melirik Daisy jenaka, "sama Kak Armand aja."

Terdiam hening Daisy. Matanya melirik sekilas ke Gendis, di mana sahabat kalemnya itu menatapnya dengan wajah kaku.

    *

1
elica
wahhh keren bangettt🤩🤩
mampir di ceritaku juga dong kak🤩✨
elica
hai kak aku mampirrr🤩✨
Inisabine: Haii, makasih udah mampir 😚✨
total 1 replies
US
smg aksyen baku hantam /Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!