Susuk

Lula berdiri dengan gaya sombong nya tidak karuan menatap sisa tanah yang dulu milik orang tua nya, tapi dia bukan mau melihat rumah atau pun tanah ini karena dia merasa sudah tidak butuh dengan rumah busuk seperti ini. rumah yang di kota juga sangat bagus, tidak akan tergoda melihat rumah bentuk nya begini.

Niat nya datang ya cuma mau pamer saja pada orang yang sejak dulu sering menghina nya, namun niat hati cuma mau mengejek orang orang itu saja, tapi sekarang malah orang yang pernah baik pada nya pun ikut menjadi benci karena gatal melihat tingkah Lula sok kaya dan tidak tau diri.

Apa lagi tadi sampai terlibat perkelahian dengan Kiara, anak gadis Arya itu tidak pernah banyak tingkah apa lagi suka mengatai orang. dia pendiam dan sopan apa bila bertemu dengan orang tua, jadi tidak mungkin bila Kiara duluan yang mencari masalah dengan Lula yang baru datang ke desa ini lagi.

Jelas orang orang tidak percaya dengan tuduhan Lula yang mengatakan kalau ini semua memang ulah nya Kiara, apa lagi tadi Lula dengan sok percaya diri mengatakan sudah punya mobil sendiri dan juga punya rumah di kota atas usaha nya sendiri, tidak menjadi orang miskin seperti dulu lagi di kampung ini.

Namun kesan pamer itu malah membuat orang orang menjadi ilfil, andai kata dia pamer secara halus maka bisa saja orang malah akan kagum akan tingkah nya. tapi kalau dengan cara begini maka dapat di pastikan kalau mereka tidak akan merasa kagum, kesal dan juga menatap Lula dengan amarah yang ada.

"Kamu tadi kenapa kok malah bertengkar dengan orang?" tanya Mili yang tidak tau.

"Dia yang cari masalah dengan ku duluan, awas saja kalau aku sudah bisa mengalahkan dia nanti." kesal Lula.

"Udah lah enggak usah di urus, nanti kamu malah banyak masalah." nasihat Mili.

"Enggak di urus bagai mana, sudah jelas dia yang banyak tingkah jadi bagai mana bisa aku cuma diam saja!" Lula tidak terima di nasehati teman nya.

"Ah terserah kamu lah, ini mau menginap di mana kita?" tanya Mili yang malas berdebat dengan Lula.

"Pulang lah ke kota, ngapain juga mau tidur di rumah busuk!" sinis Lula menatap rumah nya dengan mimik yang sangat jijik.

Mili kadang juga menyadari kalau Lula sangat luar biasa angkuh nya, mungkin karena hidup dia sedang naik sehingga tidak bisa bersikap seperti dulu lagi. jadi semua memang sudah berubah drastis, tidak bisa seperti dulu lagi karena sekarang sudah punya uang dan semua nya serba mewah.

"Hallo anak anak, kalian sudah jajan belum?" Lula menyapa anak anak yang lewat mau main bola.

"Belum, jajan nya nanti di lapangan." jawab anak anak.

"Em ini Kakak ada uang buat kalian, jajan ya yang banyak." Lula berkata agak keras agar orang yang ada di dekat rumah jadi mendengar.

"Wah yang benar ni, Kak?!" anak anak agak kaget juga karena perorang di kasih lima puluh ribu.

"Iya, ambil saja buat jajan kalian ya!" Lula tersenyum dan memberikan semua yang lima puluh ribu pada mereka.

"Terima kasih, Kakak yang cantik!" anak anak begitu meriah karena di beri banyak uang.

Mbak Nanda dan Bu Ita serta Kinan masih di sana dan mereka mendengar apa yang sedang Lula dan anak anak bicarakan, memang rumah Kinan yang paling dekat dengan rumah nya Lula zaman dulu sehingga mereka pun dengar semua yang sedang di bicarakan serta gaya nya Lula yang sok kaya ini.

"Ini memang Lula atau bukan ya?" Kinan malah bingung.

"Penampilan dan juga gaya ny amat sangat berbeda, sungguh jauh dengan Lula yang dulu." Mbak Nanda juga heran.

"Yang jadi pertanyaan ku itu, dia di kota kerja apa." Bu Ita berbisik pelan.

"Berapa umur dia? ada kan kalau dua puluhan!" Kinan menatap mereka berdua.

"Sekitar itu lah, usia segitu lagi ranum ranum nya di mata para hidung belang." celetuk Bu Ita pula.

"Hus malah ngomong gitu, jadi teman nya Kopsah nanti sampean." seru Kinan pada Bu Ita yang memang sudah kesal akan tingkah Lula tersebut.

"Ya logika saja lah, Kin! dia tidak sekolah dan tiba tiba pulang dengan pakaian yang kurang bahan, uang nya juga banyak." seru Bu Ita.

Kalau di pikir pikir memang aneh juga, sebab tidak mungkin segampang itu mencari uang halal di kota. kalau pun gampang maka pasti nya punya pendidikan tinggi sehingga bisa kerja yang mapan, ini saja Lula berangkat merantau saat dia baru kelas satu SMA jadi tidak mungkin bisa kerja yang mapan.

...****************...

Kiara membanting tas nya dengan hati yang amat sangat kesal, mood nya rusak gara gara di hadang Lula. mana di rumah tidak ada siapa siapa kecuali Zidan, jelas tidak mungkin mau curhat dengan Zidan karena tidak akan mungkin nyambung, lebih baik curhat dengan para member saja.

"Kok main banting saja, lagi kerasukan peri angsa putih ini seperti nya." ujar Maharani mengambil tas keponakan nya.

"Bibi tau tidak itu Lula yang dulu teman nya Arka?" Kiara menatap Maharani.

"Mana lah aku tau, Ra! hidup ku sebagai arwah sangat lah sibuk, tidak sempat mau mengurus teman teman Abang mu." jawab Maharani.

"Dia kan yang merantau di kota itu loh, terus tadi pulang dan menghadang aku." cerita Kiara.

"Lalu?!" Maharani langsung menoleh.

"Entah apa lah maksud nya, dia bicara tidak jelas dan aku jadi emosi hingga ku tendang dia." sahut Kiara langsung membuat kopi agar pikiran nya tenang.

Maharani berusaha mengingat nya dengan baik, dia sudah agak lupa karena banyak sekali urusan nya soal hantu hantu yang datang minta di urus. jadi kalau mau mengurus para manusia pun sudah tidak sempat, selagi mereka tidak mengusik nya maka Maharani tidak akan peduli soal itu.

"Dia bukan gadis biasa lagi, entah apa kerja nya di kota tapi dia pakai susuk." jelas Kiara.

"Itu yang di taksir Arya dulu bukan?" Maharani baru ingat.

"Kok Arya? kapan pula Ayah ku naksir dia!" rutuk Kiara.

"Arka maksud ku, lagian Bapak mu itu ngasih nama malah agak mirip dengan nama dia." Maharani salah bicara.

"Iya, kan sampai sekarang Bang Arka masih cinta berat sama dia." jelas Kiara.

Maharani mengangguk sambil hati nya penasaran juga ingin melihat seperti apa bentuk nya Lula ini, maka dia pun segera pergi kesana untuk melihat apa yang terjadi di tempat Lula dan bagai mana bentuk dia selama merantau di kota.

Bab ke empat guys, jangan lupa like dan komen kalian ya sayang ku.