kisah yang dibuat dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata dan bisa dikatakan sebagai Fiksi tapi jadi kenyataan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasanah Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Maya
"Bu, ibu pernah liat orang ini gak?!" Tanya Feri pada ibu ibu yang lewat dijalan.
"Enggak nak, apa dia hilang?!" Tanya ibu itu
penasaran.
"Iya Bu, dia ini adalah teman saya yang pergi dari rumah sampai sekarang belum ketemu.. barang kali ibu lihat perempuan ciri-cirinya kaya yang di foto ini bisa langsung hubungi nomor ini yaa..." Terang Feri sambil memberikan kartu nama kepada ibu itu.
Ibu itu menerimanya dan berjanji akan membantu menemukan Maya pada Feri." Baiklah nak, ibu akan bantu sebisa ibu untuk cari teman kamu itu, ibu Do'a kan agar teman kamu cepat ketemu yaa nak." kata ibu itu sambil mendoakan agar Maya cepat ketemu.
" Aamiin... Makasih Bu atas doanya kalau gitu saya pamit dulu... assalamualaikum.." pamitnya.
"Wa'alaikum salam nak
hati-hati ya.!!" Jawab ibu itu sambil menatap punggung Feri hingga tak terlihat lagi.
Beberapa temannya yang lain melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Feri, mereka bertanya kepada siapapun yang mereka temui di setiap jalan.
Irwan mencari keberadaan Maya bekerja sama dengan teman-temannya, mereka terus
mencari tanpa mengenal lelah dan waktu, sementara itu dikediaman pak Indro, Bu Henny menangis dan menyalahkan keluarga Marshel Wijaya atas perginya Maya dari rumah saat mendengar percekcokan pak Marshel dengan sang ayah.
*****
Maya adalah anak yang ceria dan juga dewasa selain itu Maya juga memiliki sifat manja dan kadangkala keras kepala, namun dibalik semua itu Maya memiliki trauma saat
mendengar orang yang bertengkar dia akan merasakan sakit dikepalanya dan stress bisa tiba-tiba melukai dirinya sendiri, hingga orang tua nya kewalahan dengan apa yang dialami
oleh Maya dan Irwan sendiri pun belum tau soal trauma yang dialami oleh Maya.
"Sebar semua orang untuk 0mencari keberadaan Maya, harus ditemukan gadis itu jangan sampai kalian gagal apapun caranya yang kalian tempuh, gadis itu harus berhasil ditemukan.!"' Ucap Rio pada
orang kepercayaan nya.
" Baik tuan muda, kalo begitu saya permisi!" Ucap pria itu sambil membungkuk hormat
kepada Rio.
Ya saat Rio mendengar kabar perginya Maya dari rumah, ia langsung meminta orang-orangnya untuk mencari keberadaan Maya saat itu juga dia tak bisa tenang, semenjak pertama bertemu dengan Maya ia merasa tertarik pada gadis itu, namun dia tak mungkin merebut Maya dari Irwan yang notabene nya adalah sahabat nya sendiri dia tak mungkin merusak kebahagiaan Maya dengan Irwan, dan dia berjanji pada dirinya sendiri sekalipun dia tak bisa memiliki Maya setidaknya dia bisa ikut melindungi Maya apapun caranya, dan itu janjinya pada hatinya.
Asap mengepul diudara terbang melayang bebas dan hilang disapu angin senja yang sunyi, disebuah ruangan seorang pria dengan pandangan sendu menatap jauh kedepan mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada pujaannya yang pergi begitu saja tanpa ada kabar sedikitpun dari Maya.
Ya pria itu adalah Irwan yang begitu merasa hampa tanpa hadirnya Maya disisinya, dan dia sendiripun tak tahu kemana pujaannya itu pergi. "Angel kamu dimana sih... Kenapa kamu tega banget ninggalin aku malam itu, kamu gak tau ya kalo aku tuh kangennnn!! Banget sama kamu yank..." Gumamnya sambil menyesap rokoknya yang hanya tinggal sedikit lagi.
"Kak!" Panggil Rangga dari depan pintu ruangan kerja Irwan.
"Hmmm"
"Ada apa Ran...?" Tanya Irwan seraya membalikan tubuhnya yang membelakangi pintu.
"Kakak udah dapat kabar belum dari kak Rio tentang Maya...?" Tanya Rangga penuh rasa penasaran.
Irwan hanya mampu menggelengkan kepalanya sambil menatap sendu pada Rangga yang sama-sama merasa putus asa, karena belum bisa menemukan Maya.
Sementara ditempat lain Raya, Fira, Gita, Laras dan Risma juga Feri dan kawan kawan sedang berkumpul di taman kota, dengan perasaan sedih dan campur aduk mereka semua duduk sambil sesekali mencoba menghibur satu sama lainnya.
"Ya elah May, lu tuh kemana sih pake acara pergi dari rumah segala, mana kagak ngajak ngajak lagi ke gue bener-bener tega lu..hiks..hiks..hiks!" Gerutu Raya sambil tersedu-sedu.
"Iya nih padahal ajakin kita kek, supaya kita gak kesepian kalo Lo ajakin kita...!"' Timpal Gita sambil diangguki oleh yang lain.
"Kalo Maya ngajakin kalian pergi dari rumah, itu bukan minggat namanya tapi jalan jalan anjirr!!" Kata Feri.
"Iya terus kita juga gak akan nyariin dia karena kalian ada sama dia, kaya orang sinting aja lu kalo ngomong, bukannya cari solusi malah bicara ngalor ngidul gak jelas..!" Ucap Reza ikut menimpali kata-kata Feri.
" lya juga ya..sorry hehehe" jawab Raya sambil nyengir kuda memperlihatkan Sederet giginya yang putih bersih.
"Udah... ahh mending sekarang kita makan dulu gue udah laper banget nih woy!!!" Ajak Laras sambil memasang wajah yang memelas.
" Ya udah yok!!" Jawab mereka serempak dan memang pada kenyataannya Mereka juga merasakan lapar dan segera diisi dengan makanan.
Akhirnya mereka pun pergi mencari tempat makan yang enak, sementara itu Rangga yang masih berusaha untuk menghubungi nomor Maya hanya bisa menghela nafas panjang, rasa putus asa dan semangat untuk mencari Maya tercampur menjadi satu rasa khawatir juga menyelimuti hatinya.
Kembali pada rumah pak Indro yang sunyi dan sesekali terdengar Isak tangis yang sulit untuk mereda, Bu Henny yang terus-menerus menyalahkan keluarga Marshel Wijaya dan mengatakan sumpah serapahnya pada keluarga Marshel Wijaya.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk pelan dan terdengar juga salam yang berlari-lari kecil dipendengaran Bu Henny yang kebetulan sedang ada di ruang tengah, saat mendengar seseorang yang mengucapkan salam Bu Henny pun segera bangkit dan segera membukakan pintu.
" Wa'alaikum salam, siapa yaa..!" Jawab Bu Henny pelan dan saat ia membuka pintu terlihatlah sosok Irwan yang masih menunggu pintu rumah terbuka.
"Loh nak Irwan ternyata bunda pikir siapa, mari masuk ayah ada kok...!" Jawab Bu Henny sambil mempersilahkan Irwan masuk.
Irwan pun masuk kedalam dengan keadaan mata yang sembab karena tak bisa menahan rindunya pada Maya.
"Eh... Ada nak Irwan ternyata gimana sudah ada kabar tentang keberadaan Maya belum..?!" Tanya pak Indro.
"Belum yah, tapi ayah jangan khawatir Irwan akan melakukan apapun itu untuk bisa menemukan Maya.." kata Irwan mencoba meyakinkan
hati pak Indro.
"Iya Irwan ayah percaya sama kamu kok." jawab pak Indro sambil menepuk-nepuk pundak Irwan yang terlihat gemetar.
"Kamu pasti bisa menemukan Maya dan ayah yakin kamu bisa menjaga Maya dari orang-orang yang memiliki niat buruk pada Maya...!" Tambah pak Indro lagi Irwan
pun hanya bisa mengangguk.
"Terima kasih atas kepercayaan ayah pada saya.."
" Mungkin ini langkah yang harus ku ambil untuk bisa menemukan Maya, Tunggu aku Maya aku akan menjemputmu..! " Gumamnya dalam hati dengan segala tekadnya.
terusin donk!!!