Yura yang terjerat masalah terpaksa meninggalkan Hanan suaminya dan putri yang baru dilahirkannya, agar mereka tetap hidup karena kritis dirumah sakit akibat kecelakaan. Hanya keluarga suaminya yang memiliki uang yang bisa membantunya dengan satu syarat menyakitkan!
Lima tahun kemudian, Yura dipertemukan dengan anak yang dilahirkan, dibawa sebagai pengasuh oleh istri baru Hanan. Dengan kebencian dari keluarga Maheswari serta pria yang di cintai, mampukan Yura bertahan demi anaknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22.
"Kamu sungguh baik-baik saja?" Tanya Nicko menyentuh pipi Yura yang dipukul Hanan saat melindunginya.
Yura mengangguk pelan, lalu tangannya menurunkan tangan pria itu dengan ragu. "Aku baik-baik saja!" Jawab Yura.
Melihat Yura dan Nicko semakin membuat darah Hanan mendidih, pria itu tiba-tiba saja membawa langkahnya dengan cepat menuju rumah untuk mempertanyakan semuanya pada Eva.
Gendhis justru tersenyum melihat Nicko sepupunya yang begitu perhatian dengan Yura. Setelah bercerai dari istrinya lima tahun yang lalu, Nicko tidak pernah membuka hatinya untuk siapapun.
Tapi sekarang Nicko justru terlihat seperti sangat perhatian dan mengkhawatirkan seorang wanita secara berlebihan. Pria yang begitu misterius didunia bisnis dan sangat dingin itu, sangat sulit jatuh cinta. Siapapun yang melihat, pasti mengira Nicko jatuh cinta pada Yura.
"Kalian sangat cocok!" Ucap Gendhis.
Yura seketika gugup mendengarnya, entah mengapa setiap bersama Nicko Yura merasa hatinya berbeda. Perasaan yang dulu dimiliki untuk Hanan, Yura merasa tidak seperti ini. Lebih berbeda dan entahlah...
Tapi Yura menepis semuanya, dia dan Nicko tidak cocok dan tidak akan pernah bisa bersama!
"Bu Gendhis, saya mau bertemu Aura! Apa dia marah sama saya karena telat jemput?" Tanya Yura mengalihkan pembicaraan.
Nicko justru tersenyum tipis melihat kegugupan wanita itu. "Kalau begitu aku pergi!" Nicko mengambil paper bag yang diberikan Herry. "Didalamnya ada obatmu dan makanan. Jangan lupa makan dan jangan sampai telat makan!" Titah pria itu mengingatkan.
Yura menerimanya dan mengangguk. "Terimakasih!"
Pria itu lalu masuk kedalam mobil, begitu mobil pergi, Gendhis menatap Yura.
"Mbak Yura sakit apa?" Tanya Gendhis.
"Hanya asam lambung. Bu Gendhis jangan khawatir!" Jawab Yura.
Gendhis menganggukkan kepalanya, namun sejujurnya dia penasaran kenapa Yura bisa asam lambung. Padahal kan makanan ada dan disediakan, bagaimana bisa telat makan.
.....
Hanan masuk kedalam rumah dengan marah, dia mencari keberadaan ibu tirinya ada dimana. Pria itu menuju ruang tengah, dan ternyata memang Eva berada diruang tengah.
Mendengar langkah sepatu yang memantul diatas lantai, Eva menoleh. Melihat Hanan mendekat, wanita itu berdiri begitu juga Aura yang tengah menonton kartun kesukaannya di televisi.
"Papa!" Aura berlari kecil lalu memeluk kaki papanya. "Papa kok sudah pulang?" Tanya Aura.
"Sudah sayang! Aura masuk kedalam kamar, papa mau bicara sebentar sama Oma. Nanti Papa susul Aura!" Ucap Hanan.
Aura yang penurut lalu menganggukkan kepalanya, "Baik papa!" Aura lalu pergi menuju kamarnya.
Eva bingung, wajah Hanan seperti diselimuti kemarahan. Seharusnya dia marah pada Yura kan, lagi pula kenapa anak itu pulang cepat bukannya menangani perusahaan.
"Kok kamu pulang cepat, Hanan?"
"Sekarang mama jelaskan, kenapa mama suruh sopir yang mengantar Aura pulang tanpa Yura! Kenapa mama bilang Yura pergi pacaran dengan pria lain dan tidak menjemput Aura!"
Eva tersentak kaget, dari mana Hanan tau kalau sopir dia yang suruh pulang dan meninggalkan Yura disekolahan. Eva berusaha untuk tenang. "Memang itu benar, Hanan. Pengasuh itu tidak becus, dia lebih milih pergi dengan pria lain dan mengabaikan anakmu!" Balas Eva.
"Itu tidak benar! Saya tidak mengabaikan Aura, bu Eva!" Yura muncul dan menyahut setelah difitnah ibu tirinya Hanan.
Eva tersentak, menoleh kepada Yura dengan tatapan tajam. "Berani kau muncul disini setelah meninggalkan Aura disekolah!"
"Saya tidak meninggalkan nona Aura disekolahnya, saya pingsan dijalan dan dibawa kerumah sakit. Saya juga menjemput Nona Aura bu, tapi bu Eva yang datang lebih awal dan memaksa Nona Aura untuk pulang dengan Bu Eva!" Sahut Yura membela diri dan menjelaskan yang terjadi.
Eva seketika menggelengkan kepalanya, ia bingung sejak kapan Yura menjadi berani padanya. Dulu Yura sangat penurut dan mengikuti segala perintahnya, bahkan disuruh menjadi pelayan rumah saja Yura menurut.
"Kamu fitnah saya? Jelas saya menjemput cucu saya karena tidak ada yang menjemputnya!" Bentak Eva.
"Sudahlah ma, masalahnya sudah selesai. Aku sudah tau cerita yang sebenarnya!" Balas Gendhis yang membuat Eva menahan kesal.
"Jadi kamu bela pengasuh tidak tau diri itu, Gendhis?" Bentak Eva.
Gendhis tidak bermaksud menentang ibu mertuanya, dia tidak suka Eva ikut campur rumah tangganya. "Aku tidak membela siapapun, ma. Tapi cukup saja sampai disini! Mama tidak tau kan, pekerjaanku dan mas Hanan jadi terganggu karena aduan mama!" Gendhis juga bisa protes karena mertuanya itu yang mencari masalah dirumahnya.
Kali ini Hanan setuju, meskipun dia tidak percaya Yura, tapi Hanan memiliki masalah di perusahaan. Karena Eva, dia cepat-cepat pulang begitu saja. Pria itu menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Aku tidak tau siapa yang benar dan siapa yang salah! Mama sebaiknya urusi papa yang sedang sakit! Dan kau..." Hanan menunjuk Yura sembari menatapnya dengan tajam. "Kalau sampai kau melakukannya lagi dan pergi diam-diam bersama pria itu, jangan harap bisa kembali lagi kerumah ini!" Hanan lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Yura yang tersentak dengan ancaman pria itu.
.....
Hanan kembali ke perusahaan dan bekerja, dia punya banyak masalah di perusahaan. Salah satunya ia harus bisa mendapatkan kontrak dari grup Wilson, dia tidak akan mengembangkan perusahaannya lebih maju.
Banyak perusahaan kecil yang bekerja sama dengan grup Wilson sampai bisa menjadi perusahaan besar dan terkenal, grup Wilson memiliki pengaruh didunia bisnis.
Sementara disisi lain, Nicko baru saja selesai meeting dengan klien-nya, klien yang tidak biasa, sudah lama hampir sepuluh tahun bekerja sama dengan Nicko dan terus menjalin hubungan baik. Hanya beberapa orang penting yang mengenal sosok pemimpin grup Wilson yang terkenal.
"Tuan, ada yang masu saya katakan!" Ucap Herry didalam mobil.
"Katakan!" Sahut Nicko.
"Ayah nona Yura sedang sakit. Orang suruhan kita yang mengawasi rumah orang tuanya mengatakan, kalau sekarang ayahnya Nona Yura dirawat dirumah sakit, tapi mereka tidak memberitahu Nona Yura!"
Nicko menyimak ucapan Herry dengan sungguh-sungguh, setelah dia kembali ke tanah air, Nicko menyuruh orang untuk mencari keberadaan Yura namun tidak ketemu, rupanya Yura kembali kekota untuk mencari pekerjaan.
"Urus semuanya! Dan jangan sampai Yura tau!" Balas Nicko.
"Baik tuan! Untuk grup Maheswari, apa tuan muda akan menerimanya?" Tanya Herry.
wah untung ajaa ada paman tampan 😌
kasihan tauuu 😥😥😥
buat yura sama nicko ajaaa lebih baik dari hanan yg oon 🙄