NovelToon NovelToon
Dinikahi Calon Ayah Mertua

Dinikahi Calon Ayah Mertua

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Al-Humaira

Aura Mejalani hubungan dengan kekasihnya selama dua tahun, dan mereka sudah merencanakan sebuah pertunangan, namun siapa sangka jika Aura justru melihat sang kekasih sedang berciuman di bandara dengan sahabatnya sendiri. Aura yang marah memiliki dendam, gadis 23 tahun itu memilih menggunakan calon ayah mertuanya untuk membalaskan dendamnya. Lalu apakah Aura akan terjebak dengan permainannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Lisa keluar rumah Haikal dengan wajah masam dan marah, apalagi melihat Mario yang hanya diam tanpa mau membantunya.

"Sayang, kenapa kamu diam saja saat Papa mu mengusir kita," Katanya kekesalan yang belum mereda.

Mario hanya bisa menjebak rambutnya frustasi, dia masih tak percaya jika Aura akan menikah dengan Papanya.

"Memangnya aku harus apa! Aku juga tidak berhak untuk tinggal di sana!" Ucap Mario dengan nada kesal.

Otaknya tak bisa berpikir dengan jernih, tapi Lisa terus saja marah-marah menyalahkannya.

Mendengar suara Mario meninggi membuat Lisa semakin bertambah kesal.

"Kamu kan anaknya, jika kita tinggal di sana, kita bisa mengawasi Aura di sana!" Ucap Lisa yang masih tak rela dengan apa yang di dapatkan Aura.

Mata Mario memicing, "Aku pikir-pikir semenjak hubungan kita terendus, aku selalu sial! Andai aku tidak tergoda dengan rayuan mu aku pasti akan melanjutkan pernikahan ku dengan Aura." Ucap Mario dengan sinis.

Mata Lisa melotot tajam, dia tidak suka disalahkan sebagai penggoda.

"Jika kamu pria baik, seribu wanita yang menggoda, kamu pasti tidak akan tergoda, tapi nyatanya..." Lisa berganti melirik Mario sinis, "Kau sama saja, buaya!"

Keduanya justru bertengkar dengan keadaan yang membuat mereka susah sendiri. Sedangkan di kediaman Haikal, wajah Aura begitu puas saat tadi melihat bagaimana Lisa begitu tertekan dan kesal.

Aura yakin jika diluar sana keduanya pasti sedang berseteru.

"Sepertinya kamu senang sekali sayang," Tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar di perutnya.

Aura yang berada di balkon menikmati angin malam pun tersenyum dengan lebar.

"Tentu saja, aku senang melihat wajah Lisa yang seperti terlempar kotoran, wanita itu ternyata memiliki hati yang busuk, aku tak menyangka akan berteman dengan orang seperti itu," tangan Aura membalas pelukan Haikal, ia mengusap lengan kokoh yang di tumbuhi bulu halus itu.

Aura menyandarkan kepalanya belakangnya pada dada bidang Haikal, keduanya saling berpelukan menatap langit gelap yang di taburi bintang.

Pemandangan yang begitu indah untuk disaksikan berdua, dengan orang terkasih.

Haikal menghirup aroma wangi rambut Aura berulang kali, begitu segar dan menyenangkan, ia menyukainya.

"Jadi kau senang karena melihat Lisa kesal?"

Aura mengangguk, "Dia selalu menyombongkan diri setelah ketahuan menjadi pelakor," Katanya lagi dengan suara tak suka, "Dia berbangga diri hanya karena berhasil mendapatkan apa yang ku miliki, aku rasa dia punya penyakit hati yang tak tertolong,"

"Lalu kau?" Tanya Haikal dengan posisi masih betah menciumi rambut Aura.

Aura membalikkan tubuhnya, dan kini keduanya berdiri saling berhadapan. Haikal memeluk pinggang ramping Aura, sedangkan Aura sendiri memilih mengusap dada bidang Haikal dari balik kaos yang di pakai.

"Em.. mungkin aku pantas disebut merebut calon ayah mertua," katanya sambil tersenyum geli.

Haikal ikut tersenyum, lalu tangannya bergerak menyelipkan anak rambut kebelakang telinga Aura.

"Bukan merebut, tapi menggoda calon ayah mertua,"

Bugh

"Masss!"

Aura tertawa setelah memukul dada Haikal, meskipun benar adanya.

"Aku tidak menggodanya mu, tapi kamu yang datang menyodorkan diri," katanya sambil mencebikkan bibirnya.

Alis Haikal menukik, tatapannya begitu intens, "Kamu panggil aku apa?" Tanya Haikal. Yang justru menangapi panggilan Aura, bukan ucapan wanita itu.

Meskipun dia mendengar, tapi ingin mengulangi panggilan yang diberikan Aura padanya.

"Kenapa, kamu tidak suka?" Kini giliran Aura yang menaikkan alisnya sebelah.

"Bukan, tapi coba panggil aku lagi dengan sebutan itu," katanya dengan penuh harap.

Aura menaikkan sudut bibirnya sebelah, wanita itu tersenyum menyeringai.

"Mas...Mas...Mas...Mas Arsya!" Panggilnya dengan suara campur tawa.

Haikal pun tertawa dengan lebar, kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Aura dan berkata.

"Aku suka panggilan itu."

Cup

Sebuah kecupan mendarat di bibir Aura.

"Dan kamu juga suka wanita lain memanggil mu seperti itu juga!" Ucap Aura dengan bibir cemberut dan nadanya ketus.

Haikal menahan senyum, ia tahu kekasihnya sedang merajuk, mengingat kemarin Aura juga kesal setelah bertemu Vina.

"Tidak! Aku lebih suka panggilan itu dari bibirmu ini," Ucap Haikal disertai dengan usapan lembut dibibir Aura dengan ibu jarinya.

Aura hanya tersenyum manis, gadis itu mengalungkan tangannya di leher Haikal.

"Jadi lebih suka aku panggil Om, atau Mas?" Tanyanya dengan nada manja.

"Apapun, asalkan kau yang memanggil," Haikal pun nyentuh dagu Aura.

Tatapannya begitu intens hingga wajah keduanya saling mendekat dan bibir keduanya saling menempel.

Haikal memangut daging kenyal Aura dengan lembut, gerakan bibirnya begitu lembut namun dalam.

Pangutan keduanya begitu intens, hingga ciuman yang awalnya lembut kini berubah semakin menuntut dan ganas.

Emphh...

Aura melenguh saat pangutan Haikal semakin dalam dan menuntut, pria itu mengobrak abrik mulutnya dengan rakus dengan lidahnya yang hangat, bahkan saliva keduanya tak bisa terbendung, mengalir dari sudut bibir yang masih saling menyesap, membelit dan melumat itu.

Hah

Aura mendorong dada Haikal, saat napasnya mulai kehabisan, wajahnya memerah dengan deru napas yang memburu.

"Kamu mau membunuhmu, Mas!" Pekiknya dengan kesal.

Haikal justru tersenyum, sambil menjilat area bibirnya dengan lidahnya sendiri, sedangkan ibu jarinya mengusap sudut bibir Aura yang basah sisa saliva keduanya.

"Maaf, membuat bibir mu bengkak," Ucapnya namun dengan kekehan kecil, bukan sebuah penyesalan.

Aura mendelikkan matanya tajam," Kamu nyebelin Mas,"

Aura hendak pergi namun tangannya di raih Haikal membuat Aura kembali kedalam pelukan pria dewasa dan matang itu. Posisi Aura membelakangi Haikal.

"Aku suka kamu memanggilku dengan nama tengah ku," katanya sambil mengecup leher Aura, membuat wanita itu kembali menegang.

"Dulu, hanya ibuku yang memanggil nama ku seperti itu," Gumamnya lagi dengan nada lirih.

Aura memiringkan wajahnya agar bisa menatap wajah Haikal, meskipun tersenyum tapi keduanya matanya memancarkan sebuah kesedihan.

"Aku tidak tahu tentang hal itu, maafkan aku." Ucap Aura dengan rasa bersalah. Melihat tatapan sedih Haikal membuat Aura merasa bersalah.

"Kamu tidak salah sayang, aku saja yang terlalu melow."

"Sudah malam ayo istrirahat," Haikal mengajak Aura untuk masuk kedalam kamar, pria itu masuk kedalam kamar mandi sedangkan Aura duduk diatas ranjang sambil memainkan ponselnya.

Sky blue

"Hay... Apa kau sibuk?"

Aura mengirim pesan pada salah satu nama di kontaknya. Dan tak lama pesan itupun terbalas.

"Tidak, aku pikir kamu yang sibuk!" 

Aura tersenyum membaca pesan yang baru saja masuk.

"Ah, ya... maafkan aku, aku sedikit sibuk memang.."

"Btw.. bagaimana dengan hubungan kalian, apakah aku akan segera mendapatkan undangan?" 

Aura mendelikkan matanya membaca pesan yang dikirim, jari lentiknya segera berlayar di atas layar ponselnya.

"Tidak, kami justru sudah usai...dia berselingkuh," balas Aura disertai dengan emot patah hati.

"Jangan terpuruk, masih ada seribu satu pria yang lebih baik darinya, dan salah satunya adalah aku.." disertai dengan emot memakai kacamata.

1
Jetva
BEROTASI Thor bukan BERORASI....
Mio Rie
nah kaaan
Mio Rie
jangan kasih kepercayaan buat mario
Mio Rie
julid banget lisa
Mio Rie
Lisa kayak Mak lampir
Mio Rie
jangan jangan mario bukan anak kandung haikal
Agustina Banne Padang
wah, cepat skli tamat...padahal alur ceritanya sngt bagus
Umi Maryam
aku sudah baca tapi ga bosen , seneng baca ada oeg sirik dan julud nya kelewatan ,tapi ahir nya kena batu nya.🤣🤣🤣🤣
Hamimah Jamal
astagah kalean benar" ya gatau tempat dan keadaan🤦🤦😄
Hamimah Jamal
baru kamu menyadari kalo kamu telah salah memilih Mario
Hamimah Jamal
menyala unboxing🔥🔥🔥
Hamimah Jamal
thor riques unboxing dg detail ya😂
Hamimah Jamal
benar Haikal lekas halalin aura agar kamu tau nikmatnya anakonda menjelajah hutan rimba🔥🔥😄
Hamimah Jamal
nah Mario apa kamu tau kalo Lisa itu cuman ngincar harta kaya rayamu saja, bukan tulus Nerima kamu apa adanya.
Hamimah Jamal
astagah Mario Lisa kalean benar" hyper😬
Hamimah Jamal
kok aku gamudeng ya dg kata' diakhirnya🤦
Hamimah Jamal
tak semudah itu kamu tinggal dirumah Haikal markonah😡😄
Hamimah Jamal
tapi ingat Haikal kalo dah tinggal bareng Jan Sampek bubuk bareng dulu sblm negara dan agama mengakui hubungan kalean 🤭
Hamimah Jamal
pelan pelan Haikal ngungkapin perasaanya dg gesture, nantik kelepasan deh secara kan kamunya dah matang 😄😄😄
Hamimah Jamal
yes aura yes gitu, justru pria matang lah yg bikin nyaman dlm suatu hubungan kek lain gitu🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!