NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Akhirnya

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Namun beberapa saat kemudian pasukan Edgar tampak gelagapan ketika tiba-tiba saja datang

pasukan bayangan hitam yang bergerak cepat

seperti ninja melumpuhkan lawan tanpa terlihat. Senjata di tangan mereka kini telah berpindah

tangan.

Mereka hanya bisa melongo di tengah kepanikan

dan kekagetan akan semua yang terjadi karena

begitu cepat di luar bayangan. Kini mereka sudah

ada di dalam kekuasaan pasukan bayangan itu.

"Angkat tangan kalian.. tempat ini sudah di

kepung.!"

Terdengar himbauan lewat pengeras suara.

Semua pasukan musuh terlihat semakin panik,

namun sudah tidak ada peluang lagi bagi

mereka melarikan diri karena kini dari setiap

sudut tempat tiba-tiba saja bermunculan prajurit militer dengan menodongkan senjata kearah

mereka. Tidak ada pilihan lain mereka serempak mengangkat tangan di kepala tanda menyerah.

Orang yang dari tadi berdiam diri di dalam mobil

terlihat panik. Dia segera keluar dan melihat ke

segala arah membaca situasi, namun matanya membelalak saat melihat dari arah jalan masuk

ada iringan mobil militer. Dia menggeleng kuat di

tengah kepanikan. Kenapa jadi begini.? siapa

yang menggerakkan aparat ke tempat ini.? Dan.. tunggu dulu..! sepertinya mereka adalah pasukan khusus dari markas besar. Lutut orang itu kini

gemetar sejadi jadinya saat melihat siapa yang

baru keluar dari mobil di barisan paling depan.

Dua pengawal orang itu yang tadi masih berani

mengokang senjata kini langsung berlutut

menyerah saat melihat kemunculan orang yang

baru keluar dari mobil itu. Bagaimana mereka

bisa melawan, lah itu atasan mereka sendiri.

"Tuan Abbas..menyerahlah baik-baik.!"

Perintah orang itu yang kini sudah berdiri tidak

jauh dari hadapan orang tadi yang tiada lain dan

tiada bukan adalah Tuan Abbas, sang penguasa daerah ini.

"Tunggu dulu.! ini pasti ada kekeliruan.! kalian

tidak ada urusan di tempat ini.!"

"Anda berhak untuk diam Tuan, sampai pengacara

datang ke kantor nanti. Jadi sebaiknya anda

bekerjasama dengan kami.!"

Tegas pemimpin pasukan tadi dengan sikap

dan suara yang sangat tenang dan berwibawa.

"Kalian tidak bisa menangkap ku begitu saja.

Ini adalah wilayahku, aku yang memilki kuasa

penuh atas daerah ini.!"

Tuan Abbas mencoba mengelak sambil melihat

ke sekeliling nya.

"Maaf sekali Tuan..kami memiliki surat perintah

penangkapan anda dari dua lembaga sekaligus.

Silahkan di lihat baik-baik.!"

Pemimpin pasukan mengeluarkan secarik kertas

di berikan pada Tuan Abbas yang tampak gemetar saat menerima dan membuka kertas tersebut. Dia menggeleng kuat mencoba menolak kenyataan ini.

"Tidak.! ini pasti ada kesalahpahaman.! kalian

tidak punya bukti apapun untuk menjerat ku !"

"Semua bukti sudah ada di tangan pihak yang

berwenang. Anda sudah terlalu lama bermain

main Tuan, selama ini kau menindas rakyat yang seharusnya berada di bawah perlindungan mu !"

Agra yang baru datang ke tempat itu berucap

dengan tegas dan lugas.Tuan Abbas tampak

menatap geram kearah kedatangan Agra. Rupa

nya ini dia orang nya yang sudah membawa

kesialan pada dirinya.

"Tuan Bimantara... terimakasih atas kerjasama

anda, maaf kami datang terlambat.!"

Sambut pemimpin pasukan seraya menunduk

hormat di hadapan Agra yang membuat Tuan

Abbas di buat terkejut dengan kejadian itu.

Agra hanya menepiskan tangan sedikit.

"Tidak apa-apa..anda membawa dokter dan

peralatan medis yang aku butuhkan.?"

Agra tampak melihat semua orang yang baru

datang dengan wajah tidak sabar.

"Semua sesuai instruksi anda Tuan.."

"Cepat suruh mereka masuk, di dalam banyak

sekali yang terluka..!"

"Baik Tuan..!"

Pemimpin pasukan itu langsung memberi

perintah pada dua orang yang membawa tas

hitam, mereka mengangguk langsung berlari

kearah pondok.

Semua pasukan Edgar dan orang-orang nya

Tuan Abbas kini sudah di amankan. Mereka

di giring masuk ke dalam mobil militer.

Agra kini berpaling pada Tuan Abbas yang

menunduk dalam keadaan terborgol.

"Jadi Tuan penguasa kejahatan yang sudah

anda lakukan pada akhir nya membawa mu

pada kehancuran.! "

Ucap Agra sambil berdiri tenang di hadapan

Tuan Abbas. Pria setengah baya itu tampak

mengangkat wajahnya, menatap tajam wajah

Agra penuh emosi.

"Siapa kamu sebenarnya ?"

Tanya Tuan Abbas menuntaskan rasa penasaran

yang mengganjal di hatinya. Agra tersenyum

miring sambil melirik kearah Bara yang langsung

mengeluarkan sesuatu dari dalam dompet nya

di berikan pada Tuan Abbas.

Mata pria itu tampak membulat tidak percaya.

Wajahnya terlihat semakin memucat. Kepalanya

kini tertunduk dalam.

"Kau sudah mencoba menghabisi ku dengan

berbagai cara.! tidak ku sangka orang yang

seharusnya menjadi pelindung malah menjadi

biang pencuri di daerah nya sendiri.!"

Geram Agra meluapkan segala kekesalannya.

Matanya menatap tajam wajah Tuan Abbas

yang kini hanya bisa tertunduk .

"Apa urusan anda di perkebunan ini Tuan.?"

Tanya Tuan Abbas sedikit ragu-ragu. Rahang

Agra tampak mengeras.

"Aku datang ke tempat ini untuk melindungi

milikku dari orang-orang serakah macam kalian.

Aku datang untuk melindungi istriku..Kiran..!"

Mata Tuan Abbas kembali melebar. Jadi kali

ini dia sudah salah berurusan dengan orang.

Dan akibatnya kehancuran kini menimpanya.

Beberapa prajurit tampak membawa Edgar yang

sudah siuman. Pria itu menatap tajam kearah

Agra dan Tuan Abbas. Dia di giring masuk ke

dalam mobil yang berbeda.

Dua orang prajurit pilihan segera menyeret Tuan Abbas di bawa masuk ke dalam mobil khusus.

Badar datang dengan langkah yang tertatih.

Wajahnya terlihat tidak percaya dengan apa

yang di lihatnya. Orang nomor satu di daerah

nya ternyata adalah pemimpin pencuri liar.

"Kumpulkan semua warga di landasan..mereka

harus tahu siapa pemimpin mereka selama ini.!"

Titah Agra pada para penjaga yang masih bugar

tidak menjadi korban penyerangan.

"Baik Tuan..!"

Sambut mereka semangat sambil kemudian

berlalu pergi. Pemimpin pasukan baru saja

kembali setelah dia melakukan inspeksi ke

seluruh wilayah untuk memastikan bahwa

tidak ada penjahat yang melarikan diri.

"Tuan Agra..kita akan kembali ke landasan.

Dua orang itu akan kami bawa ke markas.!"

Ucap pemimpin pasukan. Agra hanya mengangguk.

"Biarkan para dokter itu di sini dulu. Aku masih

memerlukan tenaga mereka !"

"Tentu Tuan.. mereka akan kembali setelah

semua tertangani.!"

Sahut pemimpin pasukan. Agra mengangguk

kemudian berlalu pergi menuju ke pondok untuk melihat kondisi Kiran sebelum dia pergi ke landasan dan memastikan bahwa semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan.

****** ******

Matahari saat ini sudah menampakkan diri di

ufuk timur. Suasana di sekitar pondok terlihat

sudah terang. Keadaan kini sudah kembali

normal karena pasukan bayangan hitam telah

bergerak cepat membersihkan sisa-sisa kejadian mengerikan dini hari tadi. Zack sendiri yang

langsung memimpin acara pembersihan itu.

Saat ini penebangan sudah di mulai sesuai

dengan rencana awal. Semua orang terlihat

cukup antusias walaupun masih tersisa rasa

trauma atas kejadian semalam.

Suara gemuruh mesin pemotong lumayan

menimbulkan sebuah trauma tersendiri bagi

orang-orang yang mengalami langsung

kejadian semalam. Namun kehadiran para

prajurit dan pasukan bayangan hitam sedikit

nya mampu memberikan rasa aman pada

mereka hingga semuanya bekerja dengan

sepenuh hati.

Kiran berdiri di depan pondok dengan tatapan

kosong. Tubuhnya saat ini berbalut mantel tebal.

Rambutnya digelung asal hingga wajahnya

terlihat semakin cantik dengan beberapa anak

rambut yang jatuh di pelipisnya. Namun saat

ini wajahnya terlihat sangat pucat tanpa rona.

Suhu tubuh nya juga tidak stabil. Dia masih

dalam masa trauma berat saat ini.

Dia menatap kosong kearah para pekerja yang

sedang sibuk dengan berbagai tugas dan bagian

kerja masing-masing. Tuntas sudah misinya di

sini. Dia ingin segera kembali ke kota, kembali

ke dalam kehangatan kasih sayang orang tuanya.

Semua hal yang di alaminya di tempat ini akan

dia kenang sebagai pengalaman hidup yang

sangat berharga karena tidak akan mungkin

lupa ataupun hilang dari ingatannya begitu saja.

Sedangkan Agra saat ini berada di landasan.

Terlihat warga desa datang berduyun-duyun

ke tempat baru itu. Mereka hanya bisa bengong

melihat landasan baru itu. Dan lebih melongo

lagi saat mengetahui fakta bahwa pemimpin

daerah mereka menjadi tersangka dengan

berbagai bukti kejahatan. Sebelum menjadi

pengusaha Tuan Abbas cukup terkenal sebagai

seorang pengusaha yang bergerak di bidang

ekspor impor.

Di landasan itu sudah terparkir 5 buah helikopter.

Satu di antaranya adalah helikopter yang sengaja

di persiapkan untuk kepulangan Agra ke ibu kota.

"Kami permisi Tuan.. sampai ketemu di kota

nanti. Saya harap tidak akan ada masalah lagi

yang menggangu ketenangan anda di sini.!"

Ucap pemimpin pasukan sambil berjabat tangan dengan Agra yang hanya tersenyum tipis.

"Terimakasih sudah datang tepat waktu..!"

Sambut Agra , keduanya saling mengangguk

sopan. Akhirnya para tersangka di angkut

dengan menggunakan 4 helikopter menuju

ke ibukota langsung .

Semua orang kini fokus dengan penebangan di

hari pertama ini. Memerlukan kurang lebih satu

minggu untuk menyelesaikan semua nya dan

itu pun tidak bisa bersih semuanya.

Hari ini Kiran benar-benar terlihat berbeda.

Dia lebih banyak diam seperti kehilangan

separuh jiwanya. Dokter yang menanganinya

mengatakan trauma Kiran akibat percobaan

pelecehan terhadap dirinya cukup membekas

dan membuat dia sulit untuk keluar dari

bayang-bayang peristiwa itu .

Agra memutuskan untuk membawa Kiran pulang

ke Villa agar dia bisa terhindar dari bayangan

kelam kejadian semalam. Saat ini mereka sudah

berada di villa. Rasmi segera membuatkan

makanan kesukaan Kiran dan menghidangkan

nya di meja taman belakang karena saat ini

Kiran sedang duduk di ayunan seperti yang

selama ini selalu di lakukan nya.

Namun lagi-lagi dia terlihat diam tak bergairah

hanya bisa memandang ke arah perbukitan

dengan sorot mata kosong.

"Kiran..lihat aku..! semuanya sudah berakhir

sekarang. Kamu sudah menyelesaikan misi

mu, kita akan segera kembali ke kota."

Agra berjongkok di hadapan Kiran yang kini

mengalihkan perhatian nya pada sosok tampan

yang ada di hadapannya itu. Sesungguhnya dia

sudah kembali sepenuhnya pada dirinya. Dia

hanya butuh waktu menenangkan diri saja.

Agra menatap lembut wajah cantik Kiran yang

masih saja terlihat pucat. Keduanya kini saling

pandang lekat.

"Aku baik-baik saja..kau tidak perlu khawatir.

Aku hanya butuh istirahat dan menenangkan

diri.."

Lirih Kiran dengan suara yang sangat lembut.

Agra meraih tangan Kiran, menciumnya pelan

dengan tatapan yang semakin dalam.

"Baiklah..aku percaya padamu ! Aku akan segera

menyelesaikan semua pekerjaan. Kau istirahat

di sini.."

"Kau mau ke perkebunan lagi.?"

Kiran tampak menatap berat kearah Agra yang

kini berdiri kemudian mengangkat tubuh gadis

itu ke dalam pangkuannya. Kiran melingkarkan

tangan nya di leher kokoh Agra dengan tatapan

yang semakin kuat.

"Hanya sebentar saja..aku akan segera kembali

setelah memastikan semuanya berjalan baik.."

"Kenapa kamu tidak pernah bisa diam Agra ?

aku membutuhkan mu saat ini."

Agra terhenyak dia menghentikan langkahnya.

Keduanya kembali saling pandang kuat..Ada

kehangatan yang kini mengalir di hati Agra.

"Malam ini aku akan menemanimu..aku janji

tidak akan lama..!"

Ucapnya penuh Semangat. Dia berjalan masuk

ke dalam Villa di iringi tatapan semua orang

yang hanya bisa terdiam tanpa kata. Agra

segera membawa Kiran ke dalam kamar nya

untuk membiarkan gadis itu beristirahat.

"Aku pergi dulu, istirahat lah.."

Kiran memegang tangan Agra kuat, matanya

terlihat berat melepas kepergian suaminya itu.

Agra mendekat, mencium lembut kening Kiran

cukup lama, setelah itu mengecup bibirnya

sekilas.

"Aku ingin segera memilikimu seutuhnya..!

pikirkan bagaimana cara nya.!"

Bisiknya di telinga Kiran yang membuat wajah

gadis itu di penuhi semburat merah.

"Pergilah..dasar otak mesum..!"

Kiran mendorong pelan tubuh Agra yang hanya

bisa tersenyum tipis, tanpa permisi dia kembali

menyergap bibir ranum Kiran, ********** kuat

hingga gadis itu melebarkan matanya, setelah

itu dia berlalu acuh meninggalkan Kiran yang

hanya bisa menahan rasa kesal karena laki-laki

itu selalu saja mencuri ciuman di bibirnya. Tapi

ada senyum malu yang tergambar di wajahnya.

Malam mulai merayap..

Tubuh Kiran sepertinya memang butuh istirahat

penuh, terbukti baru jam 8 tapi dia sudah

kembali terlelap dalam tidur lelahnya setelah sebelumnya melaksanakan kewajiban nya

terlebih dahulu. Sementara Agra belum juga

kembali dari perkebunan, sepertinya masih ada

urusan yang harus di bereskan nya.

Di lantai bawah saat ini Rasmi dan Bani sedang

di kejutkan oleh kedatangan 4 orang laki-laki

tidak di kenal. Seorang diantaranya adalah pria

bertubuh tinggi tegap dengan paras yang sangat

tampan dan berbeda.

"Dimana Kiran.. aku akan membawanya pulang.!"

Tanya pria muda itu yang langsung naik ke lantai

atas namun di halangi oleh Rasmi yang terlihat

mulai panik dan ketakutan. Apalagi ini.?? sedang

Bani tampak di cekal dan di bungkam oleh salah

satu pria yang datang.

"Tuan..siapa kalian ini ? kenapa tiba-tiba datang

mencari nona saya..?"

"Tunjukkan saja di mana dia ?"

"Tidak bisa ! kalian orang asing tidak boleh

masuk sembarangan.!"

"Hei..aku hanya ingin menjemput wanita ku.!

dan kau tidak berhak melarang ku.!"

"Hei.. tuan..! tunggu dulu..! jangan naik..!"

Rasmi berteriak kencang saat sosok pria tampan

itu berlalu acuh naik ke lantai atas bersama

dengan salah satu temannya. Sementara Rasmi

di cekal dan di tahan di tangga oleh satu teman

pria itu. Rasmi terus berteriak histeris hingga

akhirnya mulutnya di bungkam oleh telapak

tangan pria yang mencekal nya.

Pria tampan tadi kini sudah ada di kamar Kiran.

Matanya tampak menatap keseluruhan diri Kiran penuh dengan kerinduan. Dia mendekat, duduk

di sisi tempat tidur, menatap lekat wajah cantik Kiran.Tangan nya perlahan bergerak mengelus

lembut wajah putih mulus gadis itu.

"Kau sudah menyiksaku selama 2 minggu ini

Kiran sayang.. akhirnya aku menemukan mu."

Bisiknya dengan tatapan yang begitu dalam.

Dia melirik kearah pria yang bersamanya,

memberi isyarat agar dia melakukan sesuatu.

Pria itu segera mengeluarkan alat injeksi dari

saku jaketnya, mengisinya dengan cairan bening

dari botol kecil, kemudian perlahan di bantu

pria tampan tadi dia mulai menyuntikkan

cairan itu ke pangkal lengan Kiran. Gadis itu

tampak meringis dan mendesah pelan

membuat darah pria tampan tadi mendidih.

Dia segera meraih tubuh halus lembut Kiran

kedalam pangkuannya.

Rasmi membulatkan matanya saat melihat

pria tampan tadi kini turun ke lantai bawah

dengan memangku tubuh Kiran yang sudah

berbalut mantel tebal. Tas kecil milik Kiran

ada di tangan pria satunya lagi.

Mereka berempat bergegas keluar dari rumah

setelah sebelumnya membius Rasmi dan Bani

terlebih dahulu hingga wanita itu hanya bisa

menatap lemah kepergian orang-orang yang membawa Nona nya sebelum akhirnya

kesadaran nya perlahan menghilang..

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

TBC....

 

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!