Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 34 - Ada Alasan Yang Jelas
"Ka-kamu kenal dengan pria itu?" tanya Elma dengan gugup, bertanya pada Tiara tentang Danu.
Awalnya nyaris saja Elma keceplosan bahwa pria itu adalah suaminya. Namun ketika ingat statusnya disini yang sudah menjadi janda membuat mulutnya terpaksa bungkam.
Kini malah bersikap seolah tak mengenal suaminya sendiri. Hanya Diaz yang tahu bahwa Danu adalah kakaknya, sementara Puspa dan Lena hanya mengira jika Danu adalah kenalan Elma.
Gosip Danu mendatangi toko aksesoris mereka hanya diketahui anak shift malam, sementara yang shift siang tidak.
"Kenal Mbak, namanya mas Danu. Rata-rata semua karyawan di Mall ini saling kenal. Apalagi kita sama-sama di lantai 1. Kalau beda lantai baru banyak yang tidak kenal," jelas Tiara apa adanya. Terkadang saat senggang, dia dan teman-temannya juga mendatangi toko ponsel itu. Sekedar melihat-lihat, bukan melihat hp tapi curi-curi pandang dengan sesama karyawan.
"Tapi Mas Danu itu orangnya pendiam, dia cuma ngomong sama pelanggan." Jelas Tiara lagi, saat bicara itu raut wajahnya seperti tak suka.
"Oh satu lagi, cuma bicara sama temennya, mas Bayu namanya." Timpal Tiara, membicarakan Danu cukup membuatnya bersemangat. Itu karena dia pun tertarik dengan Danu. Bukan hanya dia, mungkin semua karyawan wanita pun akan menaruh hati pada pria matang dan tampan itu.
Cukup lama Elma dan Tiara berbincang, namun selama itu pula Tiara terus membicarakan Danu, terus memuji tanpa jeda.
Bukan hanya tampan, Danu juga pria yang bekerja keras. Akan sangat beruntung wanita yang akan menikah dengan Danu kelak.
Mendengar itu, ada sudut hati Elma yang sesak. Menyadari pula jika selama ini Danu menutupi statusnya yang sudah menikah.
Jangan cemburu El, apalagi sampai marah. Lihat dirimu sendiri, bahkan kamu harus jadi janda untuk bekerja disini. Dan saat mbak Diaz tanya, kamu malah bilang mas Danu itu kakak mu. Batin Elma, bicara pada dirinya sendiri agar sadar. Agar tak cemburu buta apalagi marah pada sang suami.
Karena semuanya itu ada alasan yang jelas.
Hari ini ternyata Diaz tidak datang ke toko. Jadilah Elma tak bisa menyampaikan keinginannya untuk dipindah Shift.
Saat malam hujan juga turun, ketika waktu pulang Danu menghampiri toko milik Elma dan menjemput istrinya pulang.
Puspa dan Lena yang melihat itu sedikit tak suka, bagi mereka Elma yang sudah tua terlalu banyak memiliki keberuntungan. Cantik dan dikelilingi pria tampan.
"Di luar hujan Mas," ucap Elma, saat mereka mulai berjalan keluar.
"Tidak apa, aku sudah membelikan mu mantel."
"Tadi mbak Diaz tidak masuk, jadi aku belum bilang tentang minta ganti jadi shift siang."
Danu mengangguk, "Semoga besok mbak Diaz datang ya, aku tidak mau kamu semakin lama pulang malam seperti ini. Juga tidak mungkin kita minta Arkan pulang kalau kamu masih bekerja shift malam."
Kini Elma yang mengangguk, dia juga tak akan tega membiarkan sang anak sendirian di rumah saat malam hari.
Di pinggiran gedung CSM. Danu dan Elma memakai jas hujan. Danu bahkan membantu sang istri untuk memakai baju berbahan plastik itu.
Setelah selesai, mereka sedikit berlari menuju motor yang kini terparkir lebih dekat dengan pintu masuk. Danu coba menghidupkan, namun gagal.
Dia coba lagi, namun gagal lagi. Motor itu tidak mau menyala.
"Bagaimana ini Mas?" tanya Elma dengan suara sedikit tinggi, guyuran hujan ini membuat suaranya jadi terdengar kecil.