NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:634
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Usai Deni membacanya, embusan angin tiba-tiba datang dari celah jendela. Sementara tak jauh dari lemari muncul asap warna-warni yang membumbung tinggi hingga membentuk sesosok wanita.

Deni terkejut, ia mengucek mata dengan kejadian itu. Mantra yang ia anggap lucu ternyata berhasil mengundangnya.

"Hah?Beneran berhasil nih?"

Monik mengulas senyum, ia melayang menghampiri Deni yang masih ternganga

"Aku gak bohong kan mas. Aku beneran dateng"

"Oh oke, sekarang aku percaya. Sekarang jelaskan tentang kematian mbok yem. Dan apa hubungannya dengan pemuda yang hilang itu" tanya Deni menagih informasi

"Aku nggak tau pasti gimana meninggalnya, tapi aku tau, mbok yem jadi pocong gundul gara-gara bocil indigo itu"

"Bocil indigo? Maksudmu Sukma?" tanya Deni yang diangguki oleh Monik

"Tunggu, apa benar yang aku lihat hari itu adalah tali pocong milik mbok yem? Jadi kesimpulannya yang bikin mbok yem gentayangan itu Sukma?" Monik mengangguk lagi membenarkan

"Tapi kenapa Sukma melakukan itu? apakah itu murni karena tak mengerti? Atau ada campur tangan orang lain? Wah kalo bener gak bisa dibiarin nih"

"Maka dari itu, aku akan bantu cari tau sekaligus untuk menyempurnakan kematian ku" mendengar itu membuat Deni menautkan alisnya

"Menyempurnakan kematianmu? Gimana maksudnya? Aku gak paham"

Monik tertunduk ,ia meremas dasternya yang berlumuran darah. Kesan seram yang dimiliki seketika musnah. Hingga menyisakan rasa pilu dan kesedihan yang mendalam

"Dulu aku itu biduan kampung, selain punya body yang bagus, aku juga punya suara yang merdu. Tapi kemalangan tak bisa di hindari, mobil yang aku tumpangi mengalami rem blong hingga jatuh ke jurang. Kami berdua meninggal di tempat, tepatnya malam 1 suro" terang Monik

"Lalu apa itu alesan kematianmu gak sempurna? Atau jangan-jangan mobilmu disabotase orang?"

"Entah, aku juga tak tau, tapi setelah kecelakaan itu aku terbangun, aku melihat kondisi mobil hancur, begitu juga denganku didalamnya. Namun anehnya Deni Sukma ku terjebak di dunia, aku tak menemukan jalan pulang"

"Jadi, apa yang kamu inginkan dariku agar arwahmu bisa kembali ke alam asalnya?"

"Aku juga gak tau, tapi yang kupikirkan sekarang yaitu ingin melakukan kebaikan. Barangkali kebaikan yang kulakukan bisa mengantarkan kembali ke jalannya"

Deni tertegun, ia heran sekaligus bingung, kemunculan setan dengan wujud mengerikan justru membawa aura kesedihan. Ia juga merasa sedih jika berada di posisi Monik.

"Kamu kenapa malah nangis mas?"

"Baru kali ini aku ketemu setan bukannya serem malah bikin nangis, ternyata aku selama ini kurang bersyukur. Diluar sana banyak orang yang lebih parah daripada aku" ujarnya sambil mengelap ingus.

"Ya begitulah mas, tidak ada yang dapat menghindar jika semesta sudah berkehendak. Maka untuk itu, hal yang kita lakukan adalah memperbanyak amal baik, agar saat waktunya berpulang, kita dalam keadaan baik pula"

"Kalo gitu, apa yang bisa ku bantu?"

"Pertama, kita tolong dulu pemuda itu. Sambil cari tau apa sebenarnya yang menimpa Sukma. Sejujurnya aku kasihan, anak sekecil itu berkelahi dengan waktu. Eh, maksudnya anak sekecil itu jadi nyinyiran para warga"

Deni mengangguk, kesepakatan akhirnya terjadi, mulai malam itu mereka berteman.

...****************...

Deni baru terbangun dari tidur segera menyambar makanan di atas meja, sedangkan Sulastri masih menyicipi rasa makanannya.

"Cuci muka dulu ih. Bekas ilermu tuh masih nempel di pipi" ujar Sulastri pada anaknya

"Nggak tahan aku sama baunya bu. Tumben banget ibu masak banyak? Ada tamu ya?"

"Bukan, ibu mau anter ke rumah Ratih. Kasihan dia gak sempat masak karena begadang nungguin Sukma yang lagi sakit"

"Sakit apa bu?"

"Nah, kalo mau tau, kamu jenguk dia sekalian bawa makanan ini"

Sulastri memberikan rantang kepada anaknya. Batinnya sebenernya menolak, ia masih trauma dengan teror yang ia temui sewaktu kesana, tapi ia coba memberanikan diri usai teringat perjanjiannya dengan Monik.

Sambil membawa rantang, ia berangkat menuju rumah Ratih, sejenak ragu saat hendak mengetuk pintu, saat itu juga pintu utama tiba-tiba terbuka. Hingga Ratih maupun Deni terkejut saat melihat satu sama lain.

"Loh, kamu Den? Ada apa?"

"Ini mbak, aku dapat titipan dari ibu. Sama sekalian jenguk Sukma, katanya dia sakit ya?"

"Iya, semalam badannya panas sampai kejang-kejang, dia juga kesakitan sambil manggil neneknya. Dan saat ku periksa, di punggung Sukma ada luka"

"Luka? Apa aku bisa lihat keadaan Sukma mbak?"

Kemudian Ratih mengantar Deni menuju kamar anaknya. Gadis itu tidur dalam posisi miring hingga Deni dapat melihat luka melepuh di bagian punggung secara langsung, bahkan itu mengeluarkan aroma busuk.

Sebenarnya Deni tak bisa menahan mual, perutnya tiba-tiba bergejolak, namun karena ia menjaga perasaan Ratih, ia pun berpura-pura bersikap biasa

"Nih pakai masker" Ratih mengulurkan masker ke arah Deni

"Gak usah sungkan, kamu pasti nahan bau kan?" Deni mengangguk

Tiba-tiba saja ia teringat peristiwa tempo hari waktu melihat penampakan di rumah itu, ia melihat jelas meski dari sudut mata, yang mana sosok gadis kecil yang menyerupai Sukma juga punya borok yang sama. Sedangkan satunya yang menyerupai Ratih begitu liar menjilati luka itu hingga Sukma kegelian.

Mendadak pandangan Deni nanar dengan pikiran yang berkelana. Sebelum akhirnya tersadar dan memutuskan berjalan pelan mendekati Sukma.

"Sukma mau jalan-jalan sama mas Deni nggak? Kebetulan mas nggak kerja nih" bujuk Deni, namun hanya dibalas gelengan kepala

"Jadi Sukma mau apa? Nanti biar mas belikan"

"Mau pipis" katanya lirih, maka tanpa menunggu lama Ratih segera membantu Sukma untuk ke kamar mandi.

Awalnya tidak ada kejanggalan yang ia rasakan, tetapi semua berubah ketika Sukma melihat seekor tikus yang berjalan di dapur. Tanpa mereka duga, Sukma segera lari dan menangkap tikus itu. Bahkan langsung melahap tikus itu dengan rakus.

Hwek! Hwek! Hwek!

Ratih terkesiap, sedangkan Deni langsung memuntahkan segala isi perutnya.

"Sukma!" Seketika wajah Ratih terlihat murka. Ia tak menyangka jika anak bungsunya akan melakukan tindakan yang sangat ekstrem.

"Kalo kamu masih seperti ini, ibu tidak segan-segan mengikat tanganmu! Cepat buang!" Suasana berubah jadi tegang, bahkan Deni sendiri syok berat. Tak pernah sedikit pun terbesit dalam benaknya jika Sukma akan memakannya.

"Kalo gitu aku pamit pulang dulu ya mbak. Aku harus nganter ibu ke pasar" Deni pamit karena merasa tak enak. Badannya berkeringat, tengkuknya merinding hebat manakala ingat mulut mungil itu mengoyak leher tikus seperti orang kelaparan. Bahkan sampai rumah pun, ia tetap terbayang-bayang kejadian itu.

"Kamu kenapa Den? Kok kegelian gitu?" tanya Sulastri.

"Gak ada apa-apa bu, aku tadi cuma gak sengaja liat bangkai di jalan" jawabnya berbohong.

Setelah itu mereka tak membahas apapun lagi. Ia segera mengantar ibunya pergi ke pasar. Seperti biasa, Deni masih menyempatkan diri mengamati kios sebrang jalan. Hatinya gelisah karena tidak melihat keberadaan Vira disana.

"Kemana Vira ya?" gumamnya bertanya-tanya

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!