NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Cintapertama
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menagih

“Sa! Kamu tau jaket—ku?” Langkah Zidan terhenti saat melihat Khansa yang sedang berdiri di depan cermin.

Seketika Zidan menjadi patung karena terpana melihat penampilan Khansa saat ini. Di matanya Khansa begitu cantik, lebih cantik dari terakhir mereka keluar bersama.

Khansa mengenakan dress berwarna putih dengan lengan panjang yang transparan. Menambah cantik alami dari dalam diri Khansa.

Setiap kali Khansa memakai dress, mata Zidan akan selalu tertuju pada istrinya. Baginya Khansa sangatlah cantik, meskipun dengan riasan yang tipis.

Selain itu, Khansa juga berkulit putih dan bersih seperti susu. Khansa memang berasal dari desa, tapi keluarganya keturunan dari asia timur. Karena itu Khansa memiliki warna kulit yang putih.

Khansa berjalan mendekati Zidan yang berdiri seperti patung, karena sudah berkali-kali Khansa memanggilnya dia tidak merespon sama sekali.

Zidan tersadar saat Khansa menepuk bahu Zidan. Itupun Zidan langsung terjingat kaget kaget.

“Sa?!” kagetnya.

“Kenapa? Mau marah?” tanya Khansa dengan tatapan yang tajam.

“Tidak, aku hanya kaget aja kok. Bukan marah, tadi cuma spontan aja.” Sebisa mungkin Zidan tidak ingin mencari masalah dengan Khansa apalagi berdebat.

Sejak bangun tidur Zidan merasa jika Khansa sedikit sensitif. Zidan berpikir jika ini tanda-tanda jika istrinya akan kedatangan tamu.

Untuk masalah ini Zidan sangat tahu, sebelumnya juga Zidan sudah bertanya pada Khansa kapan tamunya akan datang. Jadi ia bisa memprediksinya, jika sebentar lagi Khansa akan bertemu dengan tamu setiap bulannya.

“Oh iya, kamu tau jaketku yang berwarna hitam? Jika tidak salah ada di tumpukan baju, tapi aku cari tidak ada,” ujar Zidan dengan sangat hati-hati.

“Kamu cari sampai nangi sore pun nggak akan ketemu, karena jaketnya sudah aku gantung!” ketus Khansa.

“Baiklah, aku akan ambil sekarang. Oh iya kamu sudah selesai?”

“Mmm!” Khansa mengangguk.

“Tunggu sebentar, lalu kita akan sarapan.” Zidan langsung pergi untuk mengambil jaket kulitnya sesuai dengan petunjuk Khansa.

Benar saja jika jaketnya berada di sisi lain, dan digantung dengan rapi dan wangi. Zidan yakin jika Khansa yang melakukannya.

“Ada?” tanya Khansa yang melihat Zidan berjalan menghampiri dirinya.

“Ini!” Zidan menunjukan jaket yang ia pegang.

“Kalo begitu ayo!” Khansa menarik tangan Zidan. Namun, Zidan menahan tangannya membuat langkah Khansa terhenti.

Khansa berbalik melihat Zidan, “Ada apa? Kenapa cuma diam aja? Ada yang kelupaan?”

Zidan mengangguk karena memang masih ada hal yang terlupakan. Khansa mengernyitkan dahinya bingung. “Apa?”

Zidan hanya tersenyum, berjalan mendekati Khansa dan menarik pinggangnya hingga membuat tubuh mereka bertabrakan.

Dengan wajah yang sangat bingung, Khansa menatap wajah Zidan dengan sorot mata yang penuh dengan pertanyaan.

“Pagi ini apakah aku bisa mendapatkannya?” tanya Zidan yang penuh dengan harap.

Khansa sedikit berjinjit lalu mencium bibir Zidan, lalu menarik tangan suaminya keluar dari kamar. Bukan tanpa alasan Khansa terlihat terburu-buru, karena ia merasa sangat lapar.

Sepanjang jalan Zidan melamun, ia berjalan mengikuti arahan Khansa. Zidan memang bibirnya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya ditarik oleh Khansa.

Sampai di meja makan pun Zidan masih melamun membuat Khansa merasa kesal hingga menghempaskan tangan Zidan.

Zidan langsung tersadar, bisa dilihat jika Khansa sudah duduk dan mengambil makanannya tanpa mempedulikan Zidan.

Khansa menikmati makanan yang sudah disiapkan oleh bibi. Ada banyak menu, dan semuanya Khansa ambil.

Fase yang mendekati tamu bulanannya, nafsu Khansa selalu meningkat. Beda lagi saat hari dimana tamu itu datang. Nafsu makan Khansa seketika menghilang.

Khansa akan makan jika tubuhnya sudah bergetar, barulah ia akan makan. Sudah menjadi kebiasaan Khansa sejak lama. Memang kebiasaan buruk, tapi Khansa tidak bisa mengendalikannya.

“Sa—” Khansa mengangkat tangannya, memberikan isyarat agar Zidan tidak mengatakan apapun.

“Jadi pergi atau nggak? Kalau nggak jadi ya sudah,” ucap Khansa lalu memakan makanannya.

“Jadi dong!” Zidan langsung duduk dan mengambil makanan ke piringnya.

...* * *...

Saat ini Naya sudah berdiri di depan apartemen Dion. Sudah berkali-kali Naya menekan belnya. Namun, Dion tidak kunjung membuka pintunya.

“Kayanya Dion nggak ada deh, Nay. Kenapa si lo tiba-tiba ngajak gue kesini? Diakan sahabat lo, kenapa gue juga harus dilibatkan?” tanya Ara, teman Naya satu tahun ini karena mereka satu prodi.

Ara tidak tau hubungan Naya dan Dion yang sebenarnya. Yang ia tau jika Dion adalah sahabat Naya dari lama. Bahkan sebelum mereka bertemu. Yang Ara tau Naya memiliki hubungan dengan Zidan.

Untuk selebihnya Ara sama sekali tidak tau. Bahkan putusnya Naya dan Zidan, Ara sangat terkejut karena melihat postingan Zidan. Selama ini Naya tidak mengatakan apapun padanya.

“Nggak! Gue yakin Dion ada di dalam. Ra, dia marah sama gue, jadi dia nggak mau bukain pintunya.” Naya masih kekeh dengan keyakinannya jika Dion berada di dalam.

Tanpa diketahui jika Dion sudah pergi pagi-pagi sekali. Ia pergi ke cafe baru miliknya yang akan buka hari ini.

Itulah kenapa Dion tidak membuka pintunya, bahkan Naya dan Ara sudah berdiri sekitar lima belas menit. Mau satu jam pun mereka berdiri, pintunya tidak akan terbuka, karena Dion tidak ada di dalamnya.

“Coba deh lo hubungin Dion, siapa tau diangkat. Gue yakin kalo Dion nggak ada di di dalam. Mungkin aja dia lagi ada urusan. Semarah apapun dia ke lo, gue yakin dia pasti akan nemuin lo. Setidaknya buat negur lo,” kata Ara yang berusaha meyakinkan Naya jika Dion tidak ada di apartemennya.

Kali ini Naya mengikuti nasehat Ara untuk menghubungi Dion. Sayangnya nomor Dion sedang sibuk. Yang artinya Dion sedang telponan dengan orang lain.

“Nomornya sibuk,” ucap Naya yang menatap layat ponselnya.

“Nah Kan! Gue yakin kalo Dion pasti lagi sibuk. Bisa aja dia lagi ada kerjaan, makanya ponselnya sibuk. Kalo lo masih nggak yakin, lo bisa coba hubungin lagi. Kalo masih sibuk itu artinya dia benar-benar ada pekerjaan.”

Naya mengangguk, mencoba untuk menghubungi Dion kembali. Please! Kali ini aja, Ion! Gue hanya pengen tau keadaan dan posisi lo saat ini. Gue tau kalo saat ini lo sangat kecewa sama gue, tapi gue nggak ada pilihan lain. Semua ini gue lakuin untuk masa depan gue. Tunggu sampai gue udah dikenal banyak orang, batin Naya yang berharap Dion menjawab panggilannya.

Dion masih tidak mengangkat panggilan Naya, dan itu membuat Naya semakin bersedih.

“Bagaimana? Apa masih tidak diangkat?” Naya menggelengkan kepalanya.

“Kalo begitu kita pergi dulu. Lo bisa kesini lagi sore atau malam hari. Gue akan temani kalo lo mau,” Ara menawarkan dirinya untuk kembali menemani Naya jika ingin datang lagi ke apartemen Dion.

Naya mengangguk, mungkin Ara benar. Ia akan datang lagi nanti, bersama atau tidaknya ditemani Ara, tergantung keputusan Naya.

1
partini
se bar bar apa sih kamu za ,,good kalau seperti itu
partini
waktu yg tepat hemmmm?
keburu masalah yg datang makin ruwet malahan apa lagi ada ini itu
partini
tak kira terucap ga taunya di dalam hati hemmmm Ampe kiamat dia ga bakal tau Hadehhh 🤦🤦🤦
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!