NovelToon NovelToon
Kesucian Istri Tuan Arrogant

Kesucian Istri Tuan Arrogant

Status: tamat
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Tamat
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: ainuncepenis

Kembali Ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan s2-nya. Anindya harus dihadapkan masalah yang selama ini disembunyikan Abinya yang ternyata memiliki hutang yang sangat besar dan belum lagi jumlah bunga yang sangat tidak masuk akal.
Kavindra, Pria tampan berusia 34 tahun yang telah memberikan hutang dan disebut sebagai rentenir yang sangat dingin dan tegas yang tidak memberikan toleransi kepada orang yang membuatnya sulit. Kavindra begitu sangat penasaran dengan Anindya yang datang kepadanya meminta toleransi atas hutang Abinya.
Dengan penampilan Anindya yang tertutup dan bahkan wajahnya juga memakai cadar yang membuat jiwa rasa penasaran seorang pemain itu menggebu-gebu.
Situasi yang sulit yang dihadapi gadis lemah itu membuat Kavindra memanfaatkan situasi yang menginginkan Anindya.
Tetapi Anindya meminta syarat untuk dinikahi. Karena walau berkorban demi Abinya dia juga tidak ingin melakukan zina tanpa pernikahan.
Bagaimana hubungan pernikahan Anindya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29 Jangan Sampai.

Anindya yang berada di dalam kamarnya yang duduk di pinggir ranjang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan yang mencoba untuk menenangkan diri.

"Kenapa Anindya? Kau nekat melakukan semua ini. Apa yang ada di pikiranmu Anindya. Apa yang kau lakukan. Kenapa kau bertindak sejauh ini. Anindya kau benar-benar sudah membuat tuan Kavindra marah," ucapnya yang sampai saat ini benar-benar sangat menyesal.

"Ya. Allah pulihkan hati hamba dan jika hamba mencurigai suami hamba dengan segala urusannya. Maka engkau berikan kemudahan kepadanya dan lindungi dia," batin Anindya yang tiba-tiba saja memang sangat sensitif dengan perasaannya.

***

Karena kesalahan yang dia lakukan yang akhirnya Anindya benar-benar berada di dalam kamar 24 jam. Ketika mendengar suara mesin mobil maka dia akan berlari menuju jendela dan hanya bisa melihat saat suami pergi atau pulang. Anindya mendapatkan hukuman itu sudah lebih satu minggu dan ternyata hukuman itu membuatnya gelisah.

Semenjak kejadian itu yang ternyata Kavindra tidak pernah menemuinya sama sekali. Anindya diantarkan makan oleh pelayan dan Anindya juga tidak pernah mempertanyakan apapun. Dia sangat takut melakukan kesalahan lagi. Walau sebenarnya Anindya ingin bertemu dengan suaminya.

Anindya menghela nafas yang melihat mobil yang biasa dipakai suaminya pergi.

"Apa dia sangat membenciku saat ini. Kenapa tidak pernah datang menemui ku atau mempertanyakan sesuatu padaku," batinya yang terlihat sedih.

"Jadi dari tempat ini kau terus mengawasiku," Anindya yang tiba-tiba saja terkejut mendengar suara yang tiba-tiba membuat hatinya bergetar.

Anindya membalikkan tubuh dan tidak percaya jika orang yang dia pikirkan muncul di Anindya tampak begitu takut bahwa apa yang dia lakukan adalah kesalahan dan semakin mendapatkan amarah.

"Kenapa kau terus mengawasiku?" tanya Kavindra yang membuat Anindya menggelengkan kepala.

"Kau tidak mengakuinya. Apa kau pikir aku tidak melihatmu setiap hari, saat aku pergi dan pulang selalu melihat ke arah kamarmu dan melihatmu berada di sini," ucap Kavindra.

"Itu hanya kebetulan," ucapnya dengan sedikit takut-takut.

"Kebetulan yang sangat kebetulan," sahut Kavindra dengan tersenyum miring.

Anindya terus saja menatap sang suami, dari raut wajahnya tampak bahagia melihat kehadiran Kavindra, walau jantungnya berdebar dengan kencang sedikit merasa takut.

Kavindra yang tiba-tiba saja mendekatinya dan membelai rambut Anindya.

"Bukan hanya terlalu sering memperlihatkan wajahmu dan bahkan juga sekarang rambutmu di tempat umum," ucap Kavindra. Anindya mengerutkan dahi.

"Dengan kau terus berdiri di sini. Apa kau pikir para penjaga yang berada di luar tidak melihatmu. Bagaimana mungkin ada orang lain harus melihat dirimu tanpa memakai kerudung selain aku. Anindya apakah sengaja membuatku kesal," ucap Kavindra.

"Maaf," ucap Anindya.

Terkadang terlalu excited yang ingin melihat Kavindra, sampai Anindya memang terkadang lupa memakai jilbabnya saat berlari ke teras kamar, tetapi Anindya bisa yakin bahwa itu dia lakukan hanya dua kali saja sama dengan saat ini dan selebihnya Anindya selalu memakai jilbabnya karena sudah terpakai di kepalanya.

Kavindra tiba-tiba mendekatkan bibirnya dan mengecup bibir yang sejak tadi sangat menggodanya.

Kecupan itu terlepas bersamaan dengan mata Anindya terbuka perlahan dan tatapan mata mereka bertemu.

"Kenapa bibirmu ini seringkali mengatakan kata maaf," ucap Kavindra dengan suara berat.

Belum sempat Anindya menjawab dan Kavindra yang kembali menempelkan bibirnya dan Anindya memejamkan mata yang menerima kembali ciuman itu.

Ciuman itu yang benar-benar semakin dalam, seperti ada kerinduan diantara keduanya yang bukan hanya Kavindra saja yang sudah lama tidak merasakan hal seperti itu dengan sang istri dan begitu juga dengan Anindya yang tidak bohong dari tatapan matanya bahwa dia sangat merindukan Kavindra.

Ciuman itu tampak sangat lembut dengan tangan Kavindra yang memegang kedua tengkuk Anindya yang seolah tidak ingin melepaskan bibirnya, dia menuntaskan hasrat kerinduan kepada sang istri yang beberapa hari yang lalu telah dia marahi habis-habisan.

Setelah beberapa detik yang akhirnya ciuman itu berakhir. Dengan nafas keduanya yang naik turun dan tampak Anindya dan mata Anindya yang perlahan terbuka. Kavindra mengecup kembali bibir basah itu dan hanya kecupan saja.

Kavindra yang tiba-tiba membawa Anindya ke dalam pelukannya dan Anindya memeluk begitu sangat erat dengan mata terpejam, begitu juga dengan Kavindra. Mereka berdua tampak meluapkan rasa kerinduan, tetapi seolah itu tidak boleh terjadi.

"Kau tidak takut kepadaku Anindya?" tanya Kavindra.

"Takut untuk apa?" jawab Anindya.

"Aku hampir saja menghabisimu di ruanganku waktu itu, karena perbuatan yang kau lakukan. Aku juga tidak memberimu makan satu harian. Lalu kenapa kau masih berada di sini? Jika aku jadi dirimu aku akan berusaha untuk kabur," ucap Kavindra.

Anindya tidak menjawab pertanyaan itu.

"Aku tahu alasannya. Karena hutang-hutang Abi bukan. Kau bertahan di rumah ini seperti orang tertekan batin, karena belum mendapatkan kepastian tentang pelunasan hutang itu ada yang tak takut jika apa yang kau korbankan akan sia-sia," ucap Kavindra.

"Bagaimana mungkin aku memikirkan untuk kabur. Kamu bahkan sudah membuat pernyataan bahwa hutang-hutang itu sudah lunas dan kamu berbicara seakan-akan aku tidak tahu mengenai hutang-hutang itu," batin Anindya.

Kavindra melepas pelukan itu.

"Bagaimana jika kau melakukan satu yang aku inginkan dan maka hutang-hutang itu akan lunas dan kau bisa kembali bebas dan kembalilah....."

Kavindra tidak melanjutkan kalimatnya ketika jari Anindya berada di bibirnya.

"Tuan, jangan secara tiba-tiba menyuruh saya untuk pulang ke rumah orang tua saya, karena itu sudah jatuh talak," ucap Anindya mengingatkan.

Kavindra terdiam dengan mata mereka berdua saling menatap begitu dalam.

"Kau mengharapkan pernikahan ini lebih lama?" tanya Kavindra.

Anindya menggelengkan kepalanya, "saya hanya mengikut saja sebagaimana aturan dari awal, saya tidak mengharapkan apapun. Tetapi jika tuan mengeluarkan kata-kata seperti itu yang pada akhirnya itu akan jatuh talak yang artinya kita bukan suami istri lagi. Tuan belum menyentuh saya dan saya tidak ingin disentuh tanpa dinikahi dan untuk menikahi saya tidak bisa lagi langsung menikah saja, banyak hukum yang dijalankan dan bahkan saya harus menikah lagi dengan orang lain agar kita bisa menikah," ucap Anindya.

"Kau berbicara seperti ini, takut jika aku mengucapkan semua kata-kata itu," sahut Kavindra

Anindya menganggukkan kepala. Tidak ada yang di katakan Kavindra lagi.

"Bersiaplah, aku ingin makan malam. Jadi ikutlah denganku," ucap Kavindra.

Anindya menganggukan kepala dengan cepat dan bahkan dia langsung berlalu dari Kavindra yang terlihat buru-buru untuk mencari pakaian yang tidak ingin membuat suaminya menunggu.

Kavindra hanya terdiam yang melihat pergerakan Anindya.

"Tidak Anindya! Kau tidak boleh jatuh hati kepadaku," batin Kavindra yang tiba-tiba menakutkan sesuatu.

Dari gelagat sang istri dan bahkan kata-katanya dan apalagi bertahannya Anindya tetap berada di rumahnya yang pasti Kavindra sudah sangat mengerti bagaimana perasaan wanita yang dipaksa nya untuk menikahi dirinya itu sekarang sudah berubah.

Jika Anindya tidak memiliki perasaan apapun kepada Kavindra, tidak mungkin Anindya harus berlari dan bahkan sampai lupa memakai jilbab hanya untuk melihat Kavindra pulang dan pergi.

Belum lagi raut wajah istrinya yang tampak merah dan terlihat tampak sangat bahagia saat melihat dirinya berada di depan Anindya. Kavindra adalah laki-laki yang peka dan sangat tahu jika Anindya sekarang sudah bermain perasaan dan bukannya malah senang. Kavindra malah terlihat mendadak takut.

Bersambung........

1
Rohmadi Daglek
beberapa bab mengandung bawang Thor
berusaha untuk mempertahankan tidak mewek pun sia²/Sob//Sob//Sob//Sob/
Yuliati Soemarlina
anandya salah kenapa ngajar anak"nya manggil arlan dady bukan om..jelas saja kavindra tersinggung...
Boutiq Maria
Luar biasa
Ainus Syafiatul
pasangan yg romantis sampai baper bacannya
Sya__
terlalu banyak kata yang yang yang berulang.
Sya__
kenapa penggunaan kata (DAN) dan kata (YANG) bnyak yg ga sesuai tempat.
Bisa di koreksi lagi di karya selanjutnya.
Tamirah Spd
Awal cerita dimulai dgn hutang piutang yg Ahir nya anak berani berkorban demi
kesehatan orang tuanya.
Yuliati Soemarlina
smg kavindra cepat dapat menyelesaikan masalahnya..n segera berkumpul lg dg anandya
Sakura
Tumben si Anin bisa tegas😁
Sakura
gedek banget sama Anin yang tau agama tapi sok polos... untung di novel. Om ya om gitu aja titik. udah tau salah tapi tetep di biarin.
Sari Bebay Japung
baca nya ajh sampai ikut tegang..
Nur Karyani
ok
Iis Watiningsih
nah itu baru betul mintak d nikahi biar kamu punya harga diri. jgn lemah hanya karena gertakan walau kamu cmn seorg wanita yg lemah. janganmau d tindas
Iis Watiningsih
seharusnya sebagai seorg yg bercadar sdh mengerti situasi yg seperti itu. memang sulit d hadapkan dg masalah hutang piutang. hrsnya lebih teguh dg keimanannya akhirnya d manfaatkan karena tdk kuatnya iman & prinsip.tapi tetaplah semangat dlm menghadapi masalah
Yuliati Soemarlina
apakah tdk ada menu lain di siapkan anandya..tiap hari nasgor ??
Chercher
Thalita lebih baik mundur dari awal
Yuliati Soemarlina
lama" nanti bucin suamimu anandya...
Yuliati Soemarlina
lucu juga ceritanya..seorang mafia nurut ke istrinya...😄
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Yuliati Soemarlina
itu persyaratann yg dibuat anindya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!