Mengisahkan tentang Alvero Bramasta CEO sombong yang dikutuk oleh Dewa Agung karena sikapnya yang arogan. Kutukannya itu menyebabkan kehidupannya yang normal seketika berubah drastis. Ia tiba-tiba memiliki kekuatan mata batin yang dapat melihat mahluk tak kasat mata.
Vero lalu di pertemukan dengan Kayla Angelica salah satu pegawai baru di perusahaannya yang juga memiliki kekuatan mata batin yang dapat membantunya mengatasi rasa takutnya.
Kebersamaan mereka pun akhirnya menumbuhkan cinta, namun perjalanan cinta mereka memiliki banyak rintangan dan mereka juga dihadapi oleh kehadiran roh jahat yang mengganggu ketentraman dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arie Cybermon Susy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran vero
Sudah hampir sebulan lamanya Ranti tidak menghubungi Vero hingga membuat putranya itu merasa ada yang janggal, sebab biasanya Ranti selalu menghubunginya hampir tiap malam hanya untuk menanyakan kabarnya saja.
Begitu pula dengan adiknya Vallen yang terkadang menghubunginya minta ditransferkan uang jajan juga tak pernah menghubunginya sama sekali.
"Kenapa mommy dan Vallen nggak pernah menghubungi ku ya,,?"
"Apa telah terjadi sesuatu di rumah yang tidak aku tahu,,?" pikir CEO tampan itu.
Karena takut terjadi sesuatu pada mommy dan adiknya, ia pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi mereka lebih dulu.
Namun berapa kali pun ia menghubungi mereka tapi tak satupun panggilan darinya diangkat oleh kedua orang itu. Setelah sekian kali menelpon tiba-tiba masuk sebuah pesan dari adiknya yang mengatakan kalau mereka berdua dilarang menghubunginya karena diancam akan di usir dari rumah oleh Daddy nya.
Vero pun sontak naik pitam di buatnya, ia tak menyangka Daddy nya akan berbuat sampai sejauh itu padanya.
"Oh jadi begitu cara permainan Daddy,, okey aku akan ikuti kemauannya,, aku juga tidak akan pernah menginjakkan kaki ku lagi di rumah itu,, dan mulai sekarang aku takkan menganggapnya sebagai Daddy ku lagi" gumam Vero yang lalu menghubungi sekertarisnya Fandi melalui panggilan intercom.
Tak lama Fandi pun datang ke ruangannya.
"Kamu ajak beberapa orang ke rumah orangtuaku lalu kemasi semua barang-barang ku disana kemudian pindahkan semuanya ke apartemenku hari ini juga,," titah Vero lalu diiyakan oleh sekertarisnya itu tanpa ada pertanyaan apapun lagi.
Fandi pun langsung berangkat ke kediaman Bramasta bersama beberapa orang berbadan kekar hingga membuat Ranti begitu terkejut.
"Ada apa ini,,? Mau apa kalian datang ke sini,,?" tanya Ranti panik mengira orang-orang tersebut adalah orang-orang dari kepolisian.
Fandi yang berdiri di balik orang-orang itu lalu berjalan ke depan menyapa ibu dari atasannya itu.
"Selamat siang Bu Ranti maaf aku telah mengejutkan ibu,, orang-orang ini adalah petugas keamanan di kantor,, kami datang kesini atas perintah dari pak Vero untuk mengemasi semua barang-barangnya." terang Fandi.
Ranti yang sangat tahu dengan sifat keras kepala putranya itu sudah menduga kalau putranya pasti akan memilih meninggalkan keluarga itu dari pada minta maaf pada Daddy nya. Sebenarnya dia masih berharap putranya suatu saat akan balik kembali ke rumah itu karena barang-barangnya yang masih dia tinggalkan di kamarnya. Namun harapannya kini telah pupus,, dia begitu sedih dan bingung,, di satu sisi dia nggak mau kehilangan putranya namun di satu sisi dia nggak bisa menentang perkataan suaminya.
Fandi pun lalu menghampiri Ranti yang terlihat begitu sedih,, " Bu Ranti aku ingin menyampaikan pesan dari pak Vero,, katanya walaupun dia memutuskan hubungan dengan keluarga ini tapi dia tidak akan pernah melupakan ibu dan adiknya,, dia juga berpesan bila suatu saat Bu Ranti dan Vallen ingin keluar dari rumah ini, pak Vero akan menerima kedatangan kalian dengan senang hati."
Ranti mengusap air matanya lalu menganggukkan kepalanya. " Iya sampaikan juga pada nya kalau aku minta maaf karena tidak bisa berada di sisinya. Tapi meskipun begitu doa ku selalu menyertai nya."
Fandi menganggukkan kepalanya " iya Bu nanti akan aku sampaikan pada pak Vero. Kalau begitu sekarang aku pamit pulang"
Fandi pun lalu pergi dari rumah itu begitu salah seorang yang ikut bersamanya memberikan kode padanya bahwa mereka telah selesai mengemas semua barang-barang milik Vero.
****************
Di tempat lain Kayla yang telah selesai dengan pekerjaannya lalu bersiap-siap untuk pulang. Rencananya hari ini ia akan bertemu dengan Natan sepulang kerja. Namun rencananya seketika menjadi batal begitu Vero datang ke ruangannya.
"Kamu mau pulang Kay,,?" tanya CEO tampan itu.
"Iya pak pekerjaan ku sudah selesai,," balas Kayla sembari mengalungkan tas selempangnya.
"Sepertinya kamu belum bisa pulang sekarang sebab setelah ini aku ada pertemuan dengan klien di hotel grand star sedangkan Fandi masih ada pekerjaan di luar jadi aku ingin kamu menemaniku ke pertemuan itu." pintanya dan seketika membuat wanita itu terheran.
"Bukankah schedule bapak hari ini kosong ya,, ?" tanyanya bingung.
"Iya tapi tadi Fandi menghubungi ku katanya tadi pagi dia lupa menyampaikan padaku kalau malam ini ada pertemuan dengan perusahaan shine group." terang Vero berdusta.
"Oh gitu ya,, yaudah deh kalau begitu aku akan menghubungi pak Fandi lalu menyiapkan berkas-berkasnya." balasnya yang lalu mengambil handphone nya yang sudah ia masukkan ke dalam tasnya tadi.
"Nggak perlu,, kamu santai aja aku sudah menyiapkan berkasnya tadi,, kamu tunggu disini 5 menit lagi kita berangkat."
Vero pun berbalik badan lalu menyeringai. Sebenarnya hari ini dia memang tidak ada schedule apapun tapi siang tadi ia tak sengaja membaca pesan masuk dari Natan di handphone Kayla saat asistennya itu melupakan handphone nya diruangan Vero.
Natan mengirimkan pesan kalau dia ingin mengajak Kayla makan malam sepulang kerja nanti. Tapi Vero yang ingin menggagalkan pertemuan mereka lantas memiliki ide untuk membuat kegiatan dadakan setelah jam pulang kerja agar Kayla membatalkan janjinya dengan Natan.
Sesuai keinginannya Kayla pun lalu menghubungi Natan dan membatalkan janjinya.
Kurang dari lima menit Vero pun lalu mengajaknya pergi. Sesampainya mereka disana Kayla mencari-cari keberadaan dari klien yang dimaksud oleh atasannya tadi.
"Dimana orang-orang dari shine group pak,,? Apa mereka belum tiba disini,,?" tanya Kayla sembari celingukan menyebarkan pandangannya ke segala arah.
"Sepertinya mereka belum tiba,, mending kita cari tempat lalu pesan minuman lebih dulu,," balas Vero yang berpura-pura ikut mencari keberadaan kliennya padahal ia tahu pasti bahwa kliennya yang dimaksud tadi tidak akan datang ke tempat itu.
Sembari menunggu mereka berdua pun lalu memesan dua es americano. Namun sudah hampir 30 menit mereka menunggu orang-orang dari shine group tak datang juga hingga membuat Kayla takut atasannya itu marah nantinya sehingga dia memutuskan untuk menghubungi mereka terlebih dahulu.
"Maaf pak mungkin mereka terjebak macet aku akan menghubungi mereka dulu,,"
"jangan kay,," Vero yang takut kebohongannya terbongkar lantas mencegah asistennya itu untuk menghubungi kliennya.
"Biar aku saja yang menelponnya" Vero pun lalu berpura-pura mencari nomor kontak kliennya di handphonenya dan berpura-pura tengah berbicara dengannya.
"Halo pak,, aku sudah menunggu bapak di restoran hotel grand star dari tadi,, emangnya bapak sekarang ada dimana,, kapan kira-kira bapak akan tiba,,?" ucap Vero berpura-pura.
"Oh jadi bapak nggak jadi kesini karena ada urusan mendadak,,?" Vero sengaja sedikit menaikkan volume suaranya agar di dengar oleh wanita disebelahnya.
"Baiklah kalau begitu pertemuannya kita undur saja," Vero pun lalu mematikan sambungan telepon nya.