NovelToon NovelToon
PELANGI DI UJUNG SENJA

PELANGI DI UJUNG SENJA

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:522.8k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

Annisa Dwi Az Zahra gadis periang berusia 20 tahun yang memutuskan ingin menikah muda dengan lelaki pujaannya yang bernama Rian Abdul Wahab, namun kenyataan pahit harus diterima ketika sebuah tragedi menimpanya.
Akankah Nisa bertemu bahagia setelah masa depan dan impiannya hancur karena tragedi yang menimpanya?

"Kini aku sadar setelah kepergianmu aku merasa kehilangan, hatiku hampa dan selalu merindukan keberadaanmu, aku telah jatuh cinta tanpa kusadari" Fahri

"Kamu laki-laki baik, demi kebaikan kita semua tolong lepaskan aku, karena bertahan pun bukan bahagia dan pahala yang kita dapat melainkan Dosa" Nisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Huff" Fahri membuang nafas secara kasar, kemudian melangkah menuju kamar mandi dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda tadi.

Fahri Septian Wijaya, Laki-laki tampan dan mapan usia 28 tahun putra semata wayang dari pasangan Fandy Wijaya dan Risa Septiani,

Pemilik perusahaan Furniture yang berkantor pusat di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara.

Fahri telah memiliki kekasih yang bernama Nadira Farhani, mereka sudah hampir tiga tahun menjalin kasih, Namun sampai saat ini belum mendapatkan restu dari Mama Risa ibunda Fahri.

......................

[Berapa hari di Bandungnya?] Fahri baru saja mendapatkan pesan balasan yang berupa pertanyaan dari Nadira setelah Ia memberi tahu bahwa minggu depan Ia akan berangkat ke Bandung karena ada meeting menggantikan sang Papa.

"Berangkat kamis pagi pulang minggu. Soalnya Mama sama Papa mau nyusul ke Bandung juga sabtu, Liburan weekend sekalian ngumpul-ngumpul sama keluarga yang disana." Fahri menjelaskan lewat pesan dan mengirimkannya.

[Ya sudah kalau begitu. Sampai ketemu besok Sayang, I love you 😘]

"Aarrghh" Setelah membaca balasan chat terakhir dari Nadira, Fahri menggeram menahan sesuatu yang bergejolak, Sebagai lelaki normal dan dewasa walaupun cuma chat dan emot tetapi tetap mempengaruhi pada suasana perasaan tubuhnya yang bernama "gairah".

Apalagi sebagai seorang laki-laki yang mapan dan memiliki paras nyaris sempurna dengan ruang lingkup pergaulan yang luas, Ia banyak digandrungi dan digoda perempuan dengan memperlihatkan kemolekan tubuh mereka. Untungnya Fahri dibesarkan dengan didikan orang tua yang memiliki pemahaman agama yang kuat.

Sehingga seberapa hasrat cinta dan nafsu menguasai, Ia masih bisa mengendalikan diri dengan mengingat hal yang akan membawanya pada penderitaan yaitu Dosa.

Pekatnya malam sudah mulai memudar seiring munculnya sang fajar diufuk timur, Alarm alam pun memaksa membangunkan Fahri yang perlahan mulai membuka mata dan melihat jam dihp yang sudah menunjukkan jam 5 lewat, setelah melihat jam Ia buru-buru bangun dan menuju kamar mandi untuk menunaikan hajatnya kemudian ngambil Wudhu.

Bukan suara ayam atau kicauan burung yang memasuki indra pendengaran Fahri setiap pagi melainkan kehebohan sang Mama yang selalu ditemani Papa Fandy kalau lagi menyiapkan sarapan didapur, Walaupun mereka memiliki Art yang lebih dari 2 orang tapi untuk urusan memasak dan melayani sang kepala keluarga tetap Mama Risa sendiri yang turun tangan.

Untuk urusan melayani sang suami apapun itu Mama Risa tidak mau digantikan para Art.

"Pa. Fahri kok belum turun. Coba lihat takutnya belum bangun subuhnya kelewat gimana?" Mama Risa meminta tolong suaminya untuk melihat Fahri yang belum kunjung turun dari kamarnya.

"Sayang. tidak mungkin Fahri belum bangun. Dia bukan anak kecil lagi yang harus dibangunkan tiap pagi. Belum turun karena ini masih jam 6, biasanya anak kesayangan Mama turunnya kan setengah 7." Papa Fandy menjelaskan pada sang istri, Namun tak urung Ia tetap melangkah menuju tangga hendak naik ke kamar Fahri karena kalau titah sang Ratu tidak dituruti Ia sadar jatah hariannya bakal dipangkas 50 persen.

Tok tok tok

Fandy mengetuk pintu kamar Fahri yang masih tertutup, Ia mengetuk pintu bukan tidak berani masuk langsung ke kamar sang anak, Ia selalu mencontohkan untuk menghormati privasi setiap orang termasuk sang anak.

"Fah. Sudah bangun belum? ditungguin Mama dibawah." Sambil memegang handle pintu Fandy memanggil sang anak.

"Sudah Pa. Masuk aja."

Setelah mendengar sahutan Fahri dari dalam kamar Ia pun membuka pintu kemudian masuk.

"Papa kok tumben pagi-pagi udah kesini. Biasanya masih sibuk nemenin Mama." Fahri menatap heran sang Papa.

"Mama bangunnya kesubuhan tadi. sudah selesai nge-gym hampir sejam baru Adzan subuh. Enggak tau tuh Mamamu kayak enggak ada capek-capeknya padahal habis dari Bandung. Papa maunya habis subuhan tidur lagi." Fandy mengeluhkan sang istri yang yetap pada aktivitas seperti biasanya padahal habis dari luar kota.

"Papa kayak enggak tau Mama aja. Tapi jujur Fahri suka dan sangat bahagia melihat Mama dan Papa bahagia terus saling memperhatikan walaupun usia pernikahan sudah lama, yang kata orang mulai ada titik jenuh kalau sudah berumah tangga lama itu."

Fahri mengungkapkan kebahagiaannya pada sang Papa atas keharmonisan kedua orangtuanya.

"Fah. Rumah tangga itu kita yang menjalani jadi harus kita juga yang harus merawatnya, Rumah tangga itu ibarat tumbuhan, kalau tumbuhan ingin tetap tumbuh subur dan tidak layu maka harus sering dipupuk rumah tangga pun begitu, Kita menikah karena cinta dan supaya cintanya tidak layu sirami dengan kasih sayang dan perhatian, Pupuk dengan kemanjaan - kemanjaan yang memancing gai rah pasangan." Dengan panjang lebar Fandy memberikan petuah pada sang anak.

"Papa dan Mama memang hebat. Do'a in Fahri juga supaya nanti apabila rumah tangga bisa seperti Mama dan Papa." Fahri menatap bangga sang Papa.

"Jangan seperti Mama dan Papa. Tapi harus lebih baik dari Mama dan Papa." Dengan cepat Fandy menyela ucapan sang anak.

"Yasudah Papa turun lagi ya. Kalau sudah selesai cepat turun kita sarapan bareng."

"Iya Pa" Setelah Papanya keluar kamar Fahri pun membereskan berkas yang berada diatas nakas bekas semalam Ia periksa sebelum tidur. Kebiasaan kalau sudah ditempat tidur suka malas gerak atau lebih populer dengan kata mager kalau anak jaman sekarang.

Ia pun mengerjakan sisa-sisa pekerjaan kantornya diatas tempat tidur padahal sudah memiliki ruang kerja sendiri.

Setelah semuanya beres Ia keluar dari kamar sambil menenteng tas kerja yang berisi berkas-berkas penting, Ia menuruni anak tangga menuju ruang makan yang sudah ada kedua orangtuanya sedang duduk menunggunya sambil berbincang - bincang kecil diiringi canda.

"Pagi Ma, Pa" Sambil menarik kursi Fahri menyapa Mama dan Papanya dengan wajah yang segar yang selalu jadi idola kaum hawa dimana pun Ia berada.

"Fah. Nanti sekalian berangkat Mama mau nitip oleh-oleh buat tante Sofi, mau enggak?" Mama Risa menatap Fahri sambil menunjuk goodie bag yang berisi kue-kue kering khas toko oleh-oleh terkenal di Bandung yang Ia simpan dikursi sebelahnya.

"Tante Sofi Mamanya Marcel bukan? Yang rumahnya di blok C itu kan?" Fahri balik bertanya pada sang Mama.

"Iya benar itu. Makanya Mama minta tolong Fahri bawa sekalian soalnya rumahnya kelewatan kalau mau ke kantor."

"Siap Ma. Tapi Fahri boleh minta satu enggak. Buat dibawa ke kantor."

"Bawa aja itu masih ada 3 lagi. Buat dirumah sisain satu saja kan Minggu depan juga mau kesana lagi." Setelah menghabiskan suapan terakhir Mama Risa bangkit dari duduknya mengambil bagelen ditoples mau dimasukin ke goodie bag satu lagi untuk Fahri dibawa ke kantor.

"Yank. Siap-siap! Aku jemput sekalian biar kita berangkat bareng, 15 menit lagi aku sampai." Fahri mengirimkan pesan pada Nadira, Permintaan tolong sang Mama menjadi kesempatan emas baginya karena rumah tante Sofi sahabat Mama Risa berada satu komplek dengan rumah sang kekasih Nadira cuma beda blok.

Suasana jalanan ibukota pagi hari dipenuhi kendaraan yang akan memulai aktivitas semua orang untuk mencari nafkah, Jalur yang dilewati Fahri arusnya ramai lancar jadi tidak banyak meleset dari waktu yang dijanjikan untuk sampai didepan rumah Nadira setelah sebelumnya mengantarkan titipan sang Mama terlebih dahulu.

Baru saja Fahri membuka layar handphonenya, Nadira sudah muncul dari pintu utama rumahnya yang tidak kalah megah dari rumah keluarga Fahri. Ia membuka pintu mobilnya kemudian turun dan berdiri menunggu sang kekasih yang tengah berjalan mendekatinya.

Setelah Nadira sampai Fahri langsung membukakan pintu mobil untuk Nadira kemudian menutupnya lagi. Ia pun kemudian masuk dan menyalakan mesin mobilnya dan perlahan meninggalkan komplek tempat tinggal Nadira menuju jalan raya, Sepanjang perjalanan Nadira tidak melepaskan tangannya yang memegang lengan Fahri, kepalanya pun Ia sandarkan juga pada samping pundak Fahri yang sebelah kiri. Ia memejamkan matanya menikmati lagu dan aroma khas sang kekasih yang selalu menjadi candunya itu.

"Yank. Malam minggu ikut aku kerumah ya. Tapi sebelum itu kita dinner dulu." Fahri membuka suara sambil mengelus kepala Nadira dengan tangan kirinya.

Nadira membuka matanya sambil menatap Fahri lekat-lekat penuh keheranan. Ia juga menatap sekelilingnya karena mobil berhenti, ternyata sudah sampai diparkiran kantornya padahal perasaan Nadira baru saja mobil melaju beberapa detik yang lalu tapi kenapa sudah sampai dengan cepatnya.

"Aku tidak salah dengar kan? atau aku mimpi." Nadira menepuk-nepuk pipinya pelan meyakinkan bahwa dirinya sedang tidak bermimpi, ada secercah harapan yang kembali membuatnya semangat dan sedihnya yang kemarin hilang seketika menguap begitu saja.

"Coba kiss ini. kalau berasa berarti bukan mimpi." Fahri menunjuk pipi kirinya sambil mengedipkan mata.

"Itu maumu Yank. Lebih jelasnya modus." Nadira memanyunkan bibirnya didepan Fahri.

"Yasudah kalau gak mau." Fahri pura-pura merajuk dan sebenarnya dalam hati kecilnya pun Ia tidak mengharapkan ada kissing diantara mereka karena takut tidak bisa mengendalikan diri.

Jujur saja jangankan harus bersentuhan langsung, baru menatap bibir Nadira yang ranum saja Ia harus menahan sesuatu yang bergejolak pada jiwa kelelakiannya.

Namun tanpa Fahri duga ditengah perang batin antara akal dan nafsunya tiba-tiba dada dan bibirnya sama-sama ditempeli benda kenyal yang memberikan rasa sensasi panas pada seluruh tubuhnya, perlahan-lahan terasa lu ma tan mulai menyapu bibirnya, dengan refleks Ia menarik tengkuk Nadira supaya tidak cepat terlepas tautan bi bir keduanya, sedangkan tangan kirinya saling mere mas dengan jemari Nadira. Pelukan erat tangan kiri Nadira pada punggungnya membuat dada mereka menempel rapat hanya tersekat kain yang bernama baju.

Drrttt drrtttt drrtttt

Getaran handphone Fahri yang ditaruh diatas dasboard berulang kali terdengar, menyadarkan dua insan berbeda jenis yang sedang terhanyut dalam gairah yang belum halal untuk diaplikasikan.

"Astaghfirullah" Fahri perlahan melepaskan tautan bi birnya secara perlahan sambil mendorong badan Nadira yang malah memeluknya makin erat setelah tautan bi bir mereka lepas. Ia meraih handphonenya yang tertera tulisan Bobi calling.

"Sayang. tolong lepasin dulu Bobi nelepon." Barulah Nadira melepaskan pelukanya kemudian merapikan rambutnya yang terlihat acak-acakan.

Sebelum menggeser icon hijau dilayar handphonenya Fahri berdehem untuk menetralkan suaranya terlebih dahulu.

......................

"Iya Teh. Aku juga baru tahu tadi kata Ayah tabligh Akbar dimajuin jadi hari kamis malam Jum'at. enggak jadi malam minggu, Mas Rian juga jadinya tidak bisa ikut hadir karena lagi dinas ke Surabaya. Yasudah aku mau mandi dulu ya, sampai ketemu nanti siang, bye Teteh. Assalamu'alaikum." Nisa mengakhiri panggilan telepon dari Yuli, Kebiasaan duo sahabat dikala senggang pasti menghabiskan waktu dengan mengobrol via telepon.

🍁🍁🍁

Cinta selalu hadir diiringi dengan nafsu dan gairah, maka dari itu jangan lupa ketika jatuh cinta maka ikut sertakan selalu LOGIKA untuk menyeimbangkan agar diri tidak diperbudak cinta, juga IMAN sebagai benteng untuk menghalau godaan - godaan nafsu birahi yang akan membawa pada kemaksiatan

1
Aisyah Isyah66
Luar biasa
☠@AngguN
wkwkekek saking diem dieman dalam mobil😄
☠@AngguN
memang lebih baik berpisah drpd banyak hati yg terluka
☠@AngguN
astaghfirullah
lucky gril
awalnya ngintip kok jadi keterusan sampai tamat❤❤❤
lucky gril
ternyata mak baca expresss tau2 udah tamat,makasih karya nya teh nei🙏🙏🙏
lucky gril: sama2 kk'yg mau nuangin karyanya di NT dan waktunya untuk menghibur mak yg kegabutannya ruaaarrr biasa😅
total 2 replies
lucky gril
kok perasaan mak ngga enak😔

jagain fahri atuhhh
lucky gril
SAH
lucky gril
si mm risa mau menodai pikiran kotor ke caca🤣🤣
lucky gril
guling nis itu🤣🤣🤣
lucky gril
bintang utamanya siapa y...kok tau2 fahri datang tanpa kejelasan hubungan siapa ....

masih membanggongkan ceritanya😯
lucky gril
loh kok rian ngga pamit sama orang tuanya nisa😟
lucky gril
wa'alaikum salam salam kenal dr mak di brebes😍
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Semoga berhasil ya bu
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Bener banget makanya dibilang cinta itu buta, tapi harus pake logika yah😂😂😂
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwkwwk pada senyum2 sendiri
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwwk males amndi ternyata bukan cuman di novel, kenyataan juga begitu harus pada diomelin dulu padahal handuk udh dipegang dr tadi
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Nisa gak sadar dengan tingkah abstrudnya
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Ketahuan hayooo saling baperrr
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Kejedot bener dirasa in sama nisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!