Alexander "Lion" Kennedy, mantan komandan pasukan elite terhebat Amerika, sedang menikmati masa pensiunnya yang damai di pedalaman hutan. Namun sebuah kunjungan tak terduga dari Gedung Putih memaksanya kembali ke dunia yang ditinggalkannya - dunia operasi rahasia, konspirasi, dan bahaya yang tak terlihat.
Dengan masa lalu yang penuh luka dan dendam yang belum terselesaikan, Lion harus memimpin misi penyusupan paling berbahaya dalam kariernya. Didampingi oleh Tanikawa, sahabat lamanya yang jenius teknologi, perjalanan mereka segera berubah menjadi permainan kucing dan tikus yang mematikan di jalanan Moskow.
Ketika misi resmi berubah menjadi urusan pribadi, Lion menemukan dirinya terjebak dalam jaringan konspirasi dimana tidak ada yang bisa dipercaya. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam labirin pengkhianatan, sementara masa kelamnya terus membayangi setiap keputusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR. IRA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Akhirnya, Lion Selamat
Tahun 1960, di Amerika Serikat. Sebuah keluarga besar terbentuk, keluarga dengan darah petarung, dengan darah pembunuh yang kental. Keluarga itu adalah keluarga Alexander, keluarga paling ditakuti di Amerika Serikat karena kakek dari Lion. Yang bernama Alexander Pill, dia adalah seorang prajurit sejati, dia juga adalah pembentuk keluarga Alexander. Keluarga ini pernah di jebloskan di penjara tahun 1970, karena melakukan pembantaian massal di sebuah mal besar di daerah West Virginia. Keluarga Alexander, dengan keturunan paling akhir untuk saat ini adalah Alexander Lion Kennedy, lahir pada tahun 1980. Anak dari Alexander Vans, dia ayah sekaligus mentor pertama bagi Lion.
Tahun 2005, adalah tahun kehancuran keluarga ini. Dengan pembantaian keluarga Alexander di kediamannya, yang hanya menyisakan Alexander Lion Kennedy di keturunannya. Namun sayang, Alexander Lion Kennedy belum memiliki keturunan, kerena dia memilih untuk hidup sendirian di tengah hutan Amerika, tanpa seorang pasangan yang menemaninya.
Di tahun 1980, keluarga Alexander resmi diakuisisi sebagai keluarga yang akan terus menjadi bagian dalam setiap misi berbahaya intelejen Amerika Serikat, walaupun keluarga ini pernah melakukan pembantaian di West Virginia hanya karena perebutan wilayah dengan mafia di sana. Di tahun 1985, Alexander Vans resmi menjadi jenderal angkatan darat dengan bintang enam. Dan itu adalah pertama dan terakhir kalinya seseorang mendapatkan pangkat tersebut.
Di tahun 2002, Alexander Lion Kennedy dengan Alexander Vans. Mereka mendapatkan penghargaan tinggi dari Amerika Serikat, karena membantu penyelamatan sebuah kapal veri yang dibajak. Literally hanya Lion, dan Vans, mereka menghadapi lebih dari 20 musuh sendirian. Namun, di tahun 2005. Pembantaian keluarga Alexander terjadi, mereka semua mati di tangan sebuah kelompok atau organisasi, beruntung Lion saat itu sedang berada di luar negeri untuk melakukan misinya.
Dan itulah, cerita yang mengagumkan dari keluarga Alexander. Kita kembali ke Lion yang tengah dioperasi, dengan Tanikawa yang terus menunggu Lion "Apa masi lama?!" batin Tanikawa saat sudah menunggu lebih dari 5 jam.
Tanikawa melihat ke jam yang ada di rumah sakit "Sudah lebih dari jam 01.00, mungkin aku harus ke kantin rumah sakit untuk makan!!" ucap Tanikawa, dia lalu pergi meninggalkan Lion yang tengah dioperasi. Dia makan dengan lahap.
"Seandainya kami tidak ke kabin itu, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Kenapa aku tidak berguna? Aku hanya bisa meng-cover komandan dari jauh, tanpa bisa membantunya dari dekat. Dan kenapa orang-orang bajingan itu memasang bom di kabin!!!" ujar Tanikawa yang kesal dengan dirinya sendiri.
Selesai makan, Tanikawa kembali mendekat ke ruangan operasi Lion. Tanikawa duduk kembali di kursi tunggu, dia lalu memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan rasa kantuk yang terus menyelimutinya.
Di sisi lain, di bandara. Sebuah pesawat jet pribadi mendarat, dari dalam. Terlihat seorang pria dengan jas hitam, memakai topeng Batman, serta membawa Kar98k di tangannya, dia turun dari pesawat jetnya "Alexander Lion Kennedy, sebentar lagi... Pesan ini akan sampai!!" ucapnya sambil turun dengan membawa secarik surat.
Kembali lagi ke Tanikawa dan Lion "Dengan keluarga, Pak Lion?!" tanya dokter ke Tanikawa. Tanikawa membuka matanya "Bukan, tapi bisa dianggap seperti itu!!" jawab Tanikawa, "Baik, Pak. Beruntung operasinya bisa berjalan lancar tanpa kendala, sekarang kondisi pasien masih tidak stabil. Jika ingin bertemu, dimohon untuk besok saja!!!" ucap dokter yang menjelaskan.
"Baik," jawab singkat Tanikawa. Tanikawa langsung bergembira, dia langsung bersyukur atas keberhasilan operasinya "Syukurlah, terimakasih!!" ujar Tanikawa penuh kebahagiaan. Tanikawa lalu berbaring di kursi rumah sakit yang dingin, dia mencoba untuk tidur di tengah-tengah semua ini.
Di sebuah kantor, Victor sedang meneguk secangkir kopinya sambil memandangi foto kekasihnya yang sudah mati "Sayang, aku akan membalasnya... Semuanya!!" ucap Victor sambil mengusap fotonya. Victor berdiri, dia menyimpan fotonya, lalu dia menelpon seseorang lewat teleponnya.
"Jadi, bagaimana? Apakah Lion sudah mati?!" tanya Tanikawa dengan tanpa basa-basi. Du balik telepon, agen dari APM menjawabnya "Belum, Pak. Kami akan terus membunuhnya, karena ini juga soal dendam kami!!" jawab agen ke Victor.
Victor menutup teleponnya, dia mengambil sebuah pistol di mejanya. Lalu menembak foto Lion yang terpajang di dinding "Dor!!!" foto Lion langsung berlubang akibat peluru yang ditembakkan Victor.
Keesokannya, Tanikawa terbangun dengan badan yang sakit karena tidur di kursi rumah sakit yang dingin dan keras "Haaahhhh!!!" Tanikawa menguap, dia lalu ke toilet untuk mencucinya mukanya dan melakukan semedi di toilet.
Setelah selesai bersemedi, Tanikawa langsung menjenguk Lion yang sudah dipindahkan du ruang rawat inap. Tanikawa membuka pintunya dengan perlahan, dia lalu melihat tubuh temannya itu terbaring di kasur rumah sakit "Komandan," ucap Tanikawa saat masuk.
Dia lalu duduk di samping Lion yang masih tertidur, dia terus memandangi Lion. Tiba-tiba air matanya mengalir tanpa disadari, dia lalu memegang tangan Lion "Komandan!! Cepatlah sembuh, apa komandan tidak mau membalaskan dengan atas kematian presiden? Jadi, bangunlah!!" ujar Tanikawa untuk mencoba membangunkan Lion.
Tiba-tiba sang menejer rumah sakit datang "Pak, apa saya menggangu anda?!" tanya sang menejer. Tanikawa mengusap air matanya "Tidak, ada apa?!" tanyanya. Sang menejer mendekat ke Tanikawa "Begini, uang yang anda berikan kurang. Saya hanya meminta tambahan kecil, sebesar 1 juta dollar!!!" ucap sang menejer.
Tanikawa berdiri "Bajingan!!!" ucap Tanikawa spontan, "Kalau ingin ini semua tidak bocor ya... Tambah atau ketahuan, sudah itu saja!!" ucap menejer sambil tersenyum licik. Kali ini Tanikawa tidak memiliki pilihan "Huhhh, okey!!" jawab Tanikawa sambil mengeluarkan kartu kreditnya. Pembayaran berhasil "Terimakasih ya, senang berbisnis dengan anda. Hehehheheh!!!" ujar sinis menejer sambil keluar ruangan.
Tanikawa duduk lagi "Dasar bajingan!! Kalau aku memegang senjata tadi.... Sudah kutembak kepalanya!!!" ucap Tanikawa yang marah dengan menejer, "Tunggu, senjata? Ah, ada Magnum4 di mobil!!!" ucap Tanikawa. Tanikawa langsung pergi ke mobil untuk melihat apakah senjatanya ada di mobil atau tidak.
Tanikawa sampai di mobilnya, dia kang mencari-cari di setiap sudut. Bahkan sampai tas Lion yang tergeletak di dalam, setelah beberapa menit mencari. Dia akhirnya menemukannya "Ini dia!!" ucap bahagia Tanikawa sambil mengantongi senjatanya di celananya.
"Akhirnya ada senjata setelah semuanya kutinggalkan di hutan demi menyelamatkan komandan," gumam Tanikawa sambil berjalan kembali ke ruangan Lion. Di ruangannya, Lion terlihat membuka matanya secara perlahan-lahan, lalu menggerakkan jari telunjuknya "Tanikawa?!" kata pertama yang diucapkan setelah sadar.
Tanikawa masuk "Komandan!!!" teriak pelan Tanikawa saat melihat mata Lion yang sudah terbuka. Tanikawa langsung duduk di samping Lion yang sudah terbangun "Syukurlah, komandan!!" ucap Tanikawa.
Bersambung...