Batas Sabar Mencintaimu

"Maaf, ya, untuk kejadian yang tidak menyenangkan ini." Papi Jayandru-Arga Kertanegara menghela nafas berat setelah menyelesaikan ucapannya. Dia merasa canggung dengan besannya yang datang menjenguk istrinya yang masih saja belum sadar.

Mam, apa kamu ngga malu sudah menyakiti Nara, batinnya getir.

Tante Yanti yang ada di sana juga tampak sungkan.

Mereka sudah sama sama tau dengan gosip yang sudah sempat menyebar.

Perselingkuhan Jayandru.

Papa Nara-Satya Legawa mengangguk dengan wajah bijak.

"Ini cobaan buat pernikahan anak anak kita," ucapnya.

"Iya," jawab Arga.makin merasa malu dengan kelakuan istrinya. Juga anaknya yang dia yakini memang pernah mengkhianati Nara.

"Semoga Bu Adel bisa melewatinya," do'a mama Nara-Syaila terdengar tulus.

"Terimakasih, Bu Syaila," jawab Tante Yanti tambah sungkan. Kalo sepupunya sudah sadar, akan timbul banyak kekacauan. Kadang dia merasa lebih baik sepupunya terus begitu saja.

Tanpa sadar Tante Yanti menghela nafas panjang. Melihat ketenangan kedua orang tua Nara, Tante Yanti merasa malu dengan sikapnya yang pernah mengintimidasi Nara.

Mungkin Nara ngga pernah cerita, tentang kebobrokan keluarga ini, ya, batinnya penuh syukur karena tidak ada kata kata sinis dari Mama Nara. Yang ada hanya senyum teduh dan wajah khawatir dari sepasang suami istri itu.

*

*

*

"Jadi anda baru tau dengan pengkhianatan keduanya? Maksud saya Pak Jayandru dan istrinya?" tanya pencari berita yang seorang perempuan muda.

"Begitulah," jawab Andy tenang. Dia akan berakting menjadi laki laki yang disakiti saat ini.

"Apakah anda akan menceraikan istri anda?" tanya pencari berita yang lain. Kali ini seorang laki laki muda.

Andy tersenyum.sedih.

"Tentu saja tidak. Kami sudah memliki seorang anak laki laki yang baru berusia dua tahun lebih Saya ngga mau menghadirkan keluarga yang ngga lengkap untuknya."

"Tapi anda sudah dikhianati, Pak Andi," tanya pencari berita yang lainnya.- Laki laki muda dengan ekspresi kasian.

"Betul. Pasti anda akan dikhianati lagi." kembali terdengar dengungan bisik bisik ngga pu as di antara mereka.

"Saya akan membawanya pindah ke luar negeri. Kami akan memulai hidup baru."

"Anda tidak takut akan dikhianati lagi?"

Andy menghela nafas lelah.

"Saya akan lebih banyak memberikannya perhatian dan kesempatan agar dia bisa berubah semakin baik. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Ngga ada salahnya jika kita memberikan kesempatan."

Ucapan yang terdengar bijak itu langsung mendapat applause dari para pencari berita yang hadir. Banyak yang memuji betapa dia adalah suami yang sangat mencintai istrinya dan berjiwa besar. Rela rela saja memaafkan istri yang sudah berselingkuh darinya.

Banyak stigma positif yang mengalir untuknya membuat dia ingin ketawa ngakak. Tapi sekuat tenaga dia tahan demi mendapatkan efek dramatis ini.

"Tapi anda berani melawan Pak Jayandru Kertanegara? Bukannya Ibu dari Pak Jayandru sudah memberikan restu untuk pernikahan anaknya dengan ibu Monika-istri anda?"

Andy sudah menduga akan pertanyaan ini.

"Itu hanya rumor yang tidak perlu dipikirkan. Lebih baik sekarang mendo'akan kesembuhan beliau." Dalam hatinya Andy malah mengutuk dan menyumpahi mami Jayandru agar cepat menemui Sang Pencipta.

Terdengar dengungan dengungan ngga jelas dari para pencari berita lagi.

"Pak Andy, setelah ini bagaimana hubungan anda dengan Pak Jayandru?"

"Kami baik baik saja, ngga ada masalah." Andy mempertahankan senyum malaikatnya agar para pencari berita yang hadir bisa percaya dengan semua ucapannya. Serta menganggapnya sebagai laki laki yang tidak seharusnya dikhianati oleh istri dan temannya itu.

*

*

*

Monica meradang saat menonton live konferensi pers yang dilakukan suaminya.

"Mam, aku tidak mau ikut dengannya," rengek Monica langsung stres dan frustasi. Dengan adanya konferensi pers ini akan menahan langkahnya bersama Jayandru.

Maminya-Gloria hanya bisa membeku. Suaminya saja sudah lepas tangan sejak awal dan menyalahkan mereka berdua. Apalagi sekarang. Pasti dia lagi lagi akan mendukung langkah yang diambil menantunya.

"Padahal dia hanya tinggal menceraikan aku saja, kenapa susah sekali untuknya." Kali ini Monica beneran menangis.

Andy makin mempersulit dirinya untuk bersama Jayandru. Mami Adel juga masih belum sadar. Monica ngga bisa menghentikan tangisnya karena sudah membayangkan penderitaan yang akan dia hadapi nanti.

Dalam kebuntuannya, dia mengirimkan beberapa pesan dan foto mesra mereka pada Jayandru. Ini usaha terakhirnya.

Tapi si-alnya belum dibaca Jayandru. Ponsel laki laki ini sedang tidak aktif.

Oke, dia akan menunggu sampai Jayandru menanggapi pesannya.

*

*

*

"Padahal suaminya ganteng gini," puji Nisya. Mereka sedang menonton live konferensi yang.dilakukan suami Monica lewat ponsel masing masing.

"Biasanya suami yang selingkuh. Hadeeeh....," komen Yuri demgan nada nyinyir.

"Tapi kata suaminya ngga bakal diceraikan. Rasain," kecam Warda.

"Memangnya suaminya secinta itu, ya?" Nisya menatap Nara yang dari tadi diam aja.

Nara hanya mengedikkan bahunya untuk merespon. Hatinya diterpa angin ribut yang sedang memporak porandakan sisa pertahanannya.

Dia ngga mau mikir.dan malas memikirkan yang bukan urusannya. Matanya masih serius menatap layar ponselnya.

Fokus Nara saat ini dengan menatap foto foto kedekatan Jayandru dan Monica yang terpampang di depan mata.

Mungkin hanya satu bukti mereka tidur berdua saja yang belum dia lihat. Nara dudah sangat mencurigai hubungan keduanya. Terutama sejak beberapa bulan terakhir ini, dimana hubungannya dengan Jayandru sempat mendingin.

Mereka yang jarang bertemu dan selalu menghabiskan banyak waktu untuk bekerja. Tapi ternyata Jayandru menyisipkan Monica di dalamnya.

"Ngga mungkinlah. Paling nanti mau dikasih pelajaran. Model suami gini gampang banget nyari ganti," komentar Yuri meremehkan.

"Paling dijadiin babu," kekeh Warda. Yuri dan Nisya tergelak.

Nara hanya tersenyum, tapi tidak dengan hatinya yang mulai terasa kosong dan hampa.

Setelah ini apa yang akan dikatakan Jayandru untuk membela diri.

Nara juga ngga tau cara merespon Jayandru. Tetap bersama dan memaafkan atau malah memilih pergi.

Dia melirik ponselnya. Jayandru belum menghubunginya sama sekali untuk mengklarifikasinya.

Dia bekerja atau sedang menemani Monica di rumah sakit?

Pikiran pikiran buruk terus menghantuinya.

*

*

*

Jayandru menatap serius konferensi pers yang dilakukan oleh Andy.

Biarpun dia ngga suka dengan apa yang sudah dilakukan Amdi, tapi mendengar Andy ngga akan menceraikan Monica, membuat dia merasa aneh.

Laki laki itu sedang playing victim.

Ponsel.yang baru saja dia aktifkan setelah rapatnya selesai, malah bergetar. Menunjukkan banyak notif pesan dan telpon dari Monica.

Dia membacanya dan hatinya jadi geram.

Dru, kamu harus menikahi aku. Aku punya foto foto kita sedang berci uman. Aku akan memberikannya pada Nara kalo kamu menolak.

Dia ceroboh karena tidak.mengira Monica menyimpan kamera saat dia berada di kamar perempuan itu. Merekam semua kegiatan mereka.

Saat itu Jayandru ingat, dia hanya menci um perempuan itu saja, belum sampai menidurinya. Tapi.dia bisa membayangkan ekspetasi Nara saat melihat foto foto ini. Mungkin akan meninggalkannya.

Jayamdru merasa nyeri di dadanya.