Apa yang akan kalian lakukan jika tiba-tiba kalian terbagun di tubuh orang lain. Apa lagi tubuh seorang idola terkenal dan kaya raya.
Itulah yang sedang di rasakan Anya. Namun, ia bangun di tubuh Arka, seorang Leader boyband Rhapsody. Ia mendadak harus bersikap seperti seorang idola, tuntutan kerja yang berbeda.
Ia harus berjuang menghadapi sorotan media, penggemar yang fanatik, dan jadwal yang padat, sembari mencari cara untuk kembali ke tubuhnya sendiri sebelum rahasia ini terbongkar dan hidupnya hancur.
Mampukah Anya bertahan dalam peran yang tak pernah ia impikan, dan akankah ia menemukan jalan pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUJIYAKAR 19
Anya, yang terperangkap dalam tubuh Arka, merasakan hatinya hancur berkeping-keping saat melihat Rangga, kekasih yang sangat dicintainya, berlutut melamar wanita lain.
Matanya memanas, air mata mengancam tumpah, namun ia berusaha sekuat tenaga menahannya.
Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba meredam gejolak emosi yang membuncah di dadanya.
Ekspresi Arka, yang kini dikendalikan Anya, menjadi tegang dan pucat. Tatapannya kosong, seolah jiwanya telah meninggalkan raga. Ia ingin berteriak, melabrak Rangga dan wanita itu, tetapi ia sadar tidak bisa.
Ia terjebak dalam tubuh Arka, seorang pria yang tidak memiliki hubungan apa pun dengan Rangga.
Saat Anya hendak menerobos masuk ke ruangan VIP tempat Rangga berada, tiba-tiba Arka, yang berada dalam tubuh Anya, meraih tangannya.
Anya terkejut dan menoleh. Arka menatapnya dengan tatapan penuh pengertian dan simpati.
"Anya, aku tahu ini berat," ucap Arka lembut, "tapi kamu harus kuat. Rangga tidak pantas untukmu. Dia tidak tahu betapa berharganya kamu."
Anya terdiam, air matanya akhirnya jatuh juga. Ia menatap Arka dengan tatapan bingung dan putus asa.
"Aku tahu kamu ingin melabrak mereka, tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kamu hanya akan mempermalukan diri sendiri," lanjut Arka.
"Kamu harus membuat keputusan, bertahan dengan Rangga, atau meninggalkannya?"
Anya kembali terdiam. Ia tahu Arka benar. Ia tidak bisa terus berharap pada Rangga yang jelas telah mengkhianatinya. Ia harus mengambil sikap.
"Aku ... aku ingin memutuskan Rangga," ucap Anya lirih. "Aku juga mau dia mendapatkan balasan yang setimpal."
Arka tersenyum tipis. "Baiklah. Aku akan membantumu. Aku akan berperan seperti dirimu, dan kita akan membuat Rangga menyesal telah menyia-nyiakanmu."
Anya menatap Arka dengan rasa terima kasih. Ia tahu, dengan bantuan Arka, ia bisa melewati masa sulit ini, menjadi lebih kuat, dan menemukan kebahagiaannya sendiri.
Anya mengintip dari balik pintu, menyaksikan apa yang akan Arka lakukan.
Dengan perasaan campur aduk, Anya berharap Rangga benar-benar mendapatkan balasan atas semua perbuatannya.
Walaupun rasa suka masih ada, rasa benci lebih besar. Rangga yang dianggapnya lelaki baik-baik ternyata tak lebih dari sampah di matanya.
Rangga berkata dengan suara penuh cinta, "Nesya, sejak pertama kali bertemu, aku tahu kamu adalah wanita yang kucari. Maukah kamu menikah denganku?"
Nesya tersenyum bahagia dan mengangguk. Rangga menyematkan cincin berlian di jari Nesya. Tepuk tangan meriah dari teman-temannya menggema.
Tiba-tiba, Arka muncul di tengah kerumunan dengan gaun merah menyala yang tetap elegan.
Tatapan dingin dan aura berbeda terpancar dari dirinya.
Arka berkata dengan suara lantang, "Selamat, Rangga! Akhirnya kau menemukan perempuan yang lebih kaya dariku!"
Semua mata tertuju pada Arka merasa takjub melihat kecantikan yang terpancar darinya.
Rangga dan Nesya terkejut melihat Arka. Rangga berusaha berdiri dan menjelaskan, tetapi Arka mengangkat tangannya.
Arka mendekat dengan langkah anggun namun mengintimidasi. "Tidak perlu basa-basi, Rangga. Aku sudah tahu semuanya. Kau pikir aku bodoh? Kau pikir aku tidak tahu kau mendekatiku hanya karena uang?"
Rangga terdiam, wajahnya memerah karena malu. Nesya menatap Rangga dengan tatapan tidak percaya.
Arka tertawa sinis. "Oh, dan cincin itu ... berlian palsu yang kamu beli di toko pinggir jalan? Atau jangan-jangan, kau pakai uangku untuk membelinya?"
Arka mendekati Nesya dan meraih tangan wanita itu. Dengan gerakan cepat, ia menarik cincin dari jari Nesya.
"Aku ambil cincin ini. Kalau ini asli, bisa buat bayar utangmu. Tapi kalau ini palsu, kau harus kembalikan semuanya."
Arka berbalik menghadap Rangga, tatapannya tajam dan menusuk.
Rangga berusaha meraih tangan Arka, namun Arka segera menarik tangannya.
"Anya, aku mohon, jangan di sini. Kita bicarakan ini di rumah," ucapnya lirih agar tidak terdengar orang lain.
Melihat Anya yang sekarang, tiba-tiba ia berubah pikiran. Anya yang sekarang tidak kalah dengan wanita yang hendak ia lamar, bahkan Anya terlihat lebih mempesona.
Ia juga melihat pakaian dan perhiasan yang dikenakan Anya terlihat sangat mewah dan mahal. Hal itu membuat Rangga tidak ingin putus darinya.
"Aku sudah tidak ada urusan lagi denganmu setelah ini. Aku harap kau bahagia dengannya. Jika kau berani mendekatiku lagi, aku pastikan akan menuntut semua yang sudah kuberikan padamu untuk kau kembalikan, mengerti!" sentak Arka. Ia merasa sangat geram dan ingin menonjok mulut berbisa itu.
Dengan ekspresi penuh percaya diri, Rangga menunjukkan sifat aslinya. "Kau ingin putus dariku? Yakin kau bisa? Bukannya selama ini kau yang merengek menginginkan cintaku, hah?"
Arka yang hendak pergi tiba-tiba berbalik dan menonjok mulut Rangga hingga berdarah.
Rangga melotot sambil mengusap darah di bibirnya.
"Ingat ya, dasar sampah! Dulu memang aku buta saat melihat sandiwaramu yang seolah bak dewa penyelamat. Tapi ingat ini, sekarang aku yang membuangmu. Dan kau ..." Arka menunjuk ke arah Nesya. "Ambil saja sampah masyarakat ini, aku tidak butuh."
Arka berteriak kepada Rangga yang sedang meronta hendak membalasnya.
"Ingat ini, Rangga! Jangan pernah mempermainkan wanita! Karma itu nyata, dan aku adalah karmamu!"
Arka berbalik dan berjalan keluar ruangan dengan anggun, meninggalkan Rangga yang malu dan ketakutan di tengah kerumunan orang yang berbisik-bisik.
Nesya menatap Rangga dengan jijik dan pergi meninggalkannya.