Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemas
"Zalika.."
"Enggak tolong jangan pukul aku, ampuni aku kumohon!" Gadis cantik itu menggeleng dengan terus mengucapkan ampun membuat Jefry bingung juga takut
"Tinggalkan tempat ini! CEPAT!" Suara bentakan Jefry membuat gadis itu semakin ketakutan, bahkan Zalika menutup kedua telinganya
Tanpa menunggu lagi, babarapa orang yang merupakan manager di perusahaan itu keluar dari ruang meeting, menyisakan Jefry dan Zalika yang ketakutan
"Zalika" pria itu mengubah suaranya yang semula keras menjadi sangat lembut
Bukannya tenang, gadis dihadapannya kian meraung membuat Jefry kehabisan cara
Dengan cepat pria itu membawa Zalika yang gemetar kedalam pelukannya, Jefry kian mempererat pelukan itu saat gadis yang ia dekapan mencoba memberontak
"Ini aku Zalika, tenanglah!" Jefry masih mencoba membuat Zalika tenang, dalam hatinya bertanya apa yang terjadi pada gadis ini sebenarnya
"Ayah.." Zalika maraung dalam dekapan Jefry
Hingga cukup lama barulah gadis itu berhenti memberontak, tubuhnya masih gemetar namun tidak lagi meraung hanya tersisa isakan saja yang keluar dari mulutnya
Bukannya tenang, Jefry kian dibuat panik kala merasakan tubuh yang ia dekapan melemah
Jefry mengurai pelukannya, menatap wajah cantik yang matanya terpejam entah apa yang terjadi
"Zalika.." Jefry dengan lembut menyentuh pipi mulus wanita itu
"Zalika buka mata kamu, Zalika!" Pria itu mengguncang tubuh Zalika yang lemah "Sial!"
Tanpa menunggu lagi, Jefry segera membopong tubuh mungil itu dengan mudahnya. Terserah apa yang akan dikatakan orang, tujuannya sekarang adalah rumah sakit
Jefry melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, ketakutan menyelimuti dirinya. Gadis disampingnya ini bahkan masih setia menutup matanya
"Dokter..!"
Suara Jefry menggema di lobby rumah sakit tersebut, beberapa orang dengan seragam perawat datang dengan mendorong sebuah brankar
Jefry menunggu dengan gelisah, Zalika telah berada diruang Unit Gawat Darurat sejak beberapa menit yang lalu
"Mala!" Jefry yang mengenal wanita dengan jas putih itu segera menyapanya
"Jefry?"
"Siapa yang ada didalam?" Tanya Mala, dokter wanita itu mendapat kabar jika ada seorang pasien yang baru saja masuk ke UGD
"Dia sekretaris ku, tolong periksa dia Mala!"
Jefry memohon pada sahabatnya itu. Keduanya serta Gavin berteman sejak sekolah menengah atas, lalu Jefry kembali ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya di bidang bisnis dan Gavin serta Nirmala di Indonesia dengan Nirmala yang menjalani pendidikan kedokteran nya
"Kamu tunggu disini sebentar!" Mala masuk, langkahnya terhenti saat melihat wanita yang ia kenal tengah terbaring tak sadarkan diri diatas brankar
"Zalika!"
Jefry benar-benar dibuat tak tenang, sudah beberapa menit berlalu, namun Mala tak kunjung keluar dari ruangan tersebut
Hingga akhirnya pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan seorang dokter wanita
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Jefry tak sabaran
"Dia jauh lebih baik, dia masih dalam pengaruh obat penenang!" Jelas Mala
"Sebenarnya apa yang terjadi Mala? Dia histeris aku benar-benar tidak mengerti!" Terlihat jelas raut kekhawatiran dari wajah tampan sahabatnya itu, membuat Mala menerka hubungan apa yang terjalin diantara keduanya
"Kamu sudah berapa lama mengenal Zalika?"
"Kamu kenal Zalika?" Bukannya menjawab, pria tampan itu malah kembali mengajukan pertanyaan
"Dia melakukan perawatan di rumah sakit ini!"
"Perawatan? Zalika sakit?"
Mala menarik napas panjang, sebenarnya bukan ranah nya mengatakan kondisi yang dialami pasien lebih jauh, tapi Jefry adalah sahabatnya, terlebih pria itu terlihat begitu khawatir
"Zalika menderita PTSD, hingga membuat dia menjalani terapi dengan psikiater dirumah sakit ini!"
"PTSD? Zalika mengalami trauma begitu?" Jefry semakin ingin tahu kondisi mental dari sekretaris pribadinya itu lebih jauh
"Dia mengalami kekerasan dari mantan suaminya beberapa bulan yang lalu!" Jelas Mala
"Suami? Zalika sudah menikah?" Anggukan diberikan sang dokter sebagai jawaban
"Tapi di identitas yang diberikan Zalika saat melamar pekerjaan menunjukkan jika dia single"
"Itu karena pihak keluarga Zalika mengajukan gugatan pembatalan pernikahan, bahkan pernikahan Zalika dan mantan suaminya hanya berlangsung selama tiga hari!"
Mala merasa geram jika mengingat bagaimana kondisi awal gadis malang itu tiba di rumah sakit ini
"Selama itu juga Zalika mendapatkan kekerasan baik secara fisik maupun mental"
"Terapi yang dia lakukan selama ini sedikit membuahkan hasil, tapi tetap saja Zalika akan teringat pada masa-masa menyakitkan itu jika dia mendengar suara bentakan atau suara keras lainnya!"
Dengan menceritakan kondisi Zalika pada Jefry ia berharap bahwa sahabatnya itu bisa menjaga mental Zalika selama bekerja
Mala sendiri bingung, ada apa dengan gadis itu hingga bekerja sebagai sekretaris mengingat sekaya apa keluarga Dhirgantara
Jefry terdiam, dirinya sedikit menyesali perbuatannya yang membawa Zalika untuk mengikuti meeting pagi tadi
Gadis itu pasti sangat ketakutan, bahkan Jefry dapat merasakannya lewat tubuhnya yang gemetar
"Aku harap kamu bisa menjaga mental Zalika selama bekerja di kantor mu, Jef! Dia lemah, hanya saja dia mencoba untuk terlihat baik-baik saja, bahkan dihadapan keluarga nya!"
Dokter cantik itu merasa prihatin dengan keadaan dari gadis itu, bagaimana pun dirinya telah merasa dekat dengan Zalika dan keluarganya
"Aku janji Mal, aku akan menjaga dia baik-baik!" Ucap Jefry tulus
"Aku pergi dulu, masih ada beberapa pasien yang harus aku periksa!"
"Baiklah!" Dokter itupun bangun dari duduknya karena memang keduanya berbincang di kursi tunggu tepat didepan ruang UGD
"Apa Zalika harus dirawat inap?"
"Tidak perlu, setelah kondisinya baik dia boleh pulang!" Mala tersenyum saat mengatakan nya
"Terima kasih Mala!"
"Sama-sama!"
Setelah itu barulah dokter cantik itu pergi, dan Jefry dapat masuk setelah mendapat izin
Jefry dapat melihat gadis cantik itu terbaring di atas ranjang pasien dengan mata yang terpejam
"Zalika" ia memanggil dengan suara lembut berharap wanita itu bangun
Zalika bergerak, matanya mengerjap. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan putih yang ia yakini adalah rumah sakit
Kepalanya menoleh, menatap wajah tampan seorang pria yang merupakan atasannya tengah menunduk sembari menggenggam tangannya erat
"Tuan Jefry!"
Pria itu segera mengangkat wajahnya menatap Zalika dengan perasaan lega
"Zalika. Kamu bangun? Kamu baik-baik aja kan? Apa ada yang sakit?" Rentetan pertanyaan itu diberikan Jefry sebagai bentuk dari rasa cemasnya
"Maafkan saya tuan, saya pasti merepotkan"
"Apa maksud kamu! Saya ketakutan dan kamu malah berpikir seperti itu?" Jefry tak habis pikir dengan gadis cantik bermata bulat didepannya ini
"Maaf!" Zalika benar-benar tidak enak hati karena telah merepotkan atasannya ini
"Lupakan saja! Kamu butuh sesuatu?"
"Saya haus" Ucapnya malu-malu
Tanpa menunggu pria itu membantu sang sekretaris untuk bangun dan bersandar pada headboard
Jefry meraih sebotol air mineral yang ada diatas nakas lalu membuka tutupnya setelah itu ia berikan pada Zalika
semoga terkuak ya rahasianya