Hidup bersama dengan keluarga yang tidak peduli dengan kehadirannya, kemudian memiliki seorang adik yang akhirnya meninggal dunia dan menjadi kesalahannya. Ditinggal pergi oleh orang tuanya karena dianggap pembawa sial, lalu hidup sendirian dalam rasa bersalah pada apa yang bukan menjadi kesalahannya. Hidup dengan keras hingga membuatnya lupa akan arti kebahagiaan, akankah suatu saat Cassie menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gemini Pride, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan Yang Sangat Dingin
Pagi pagi sekali Evelin sudah datang ke asramanya Cassie, dia datang membawakan lauk yang sudah dibungkus oleh ibunya untuk sahabatnya itu.
"Kenapa kamu datangnya pagi sekali? Kita ada kelas pagi kah? Aku lupa kah?" tanya Cassie.
"Tidak ada! Aku hanya ingin cepat-cepat kemari, hari ini kita hanya ada kelas siang. Pagi ini aku ingin kamu menemani ku mendaftar ke sebuah lomba, aku ingin jadi penyanyi. Dan lomba itu akan menjadi batu loncatan ku, katanya akan mengundang salah satu komposer ternama untuk menyaksikan. Kamu mau kan menemani ku? Aku akan sangat gugup jika hanya pergi sendiri, meski pun gagal yang penting aku sudah mencobanya" ucap Evelin.
"Baiklah! Kamu pasti akan berhasil, kata siapa kamu akan gagal?" ujar Cassie.
"Terima kasih, kamu memang dewi keberuntungan ku" ucap Evelin sembari memeluk sahabatnya itu.
"Jangan berlebihan" ucap Cassie dengan dingin.
Evelin tidak mempermasalahkan sikap dingin sahabatnya itu, sejak kejadian yang terjadi di masa lalu dia akan selalu menjadi seperti itu jika ada yang memujinya atau mengapresiasi perbuatannya.
Sebenarnya Evelin juga sangat merasa bersalah akan apa yang sudah terjadi pada sahabat nya itu, bahkan sampai sekarang pun.
~ ~ ~
Kejadian yang terjadi di masa lalu benar-benar mengubah karakternya Cassie. Sejak kecil dia adalah anak yang ceria, meski orang tuanya kerap kali mengabaikannya namun dia tetap saja memasang sikap yang ceria.
Setelah kehilangan adiknya lalu kepergian orang tuanya yang meninggalkan nya sendirian, Cassie menjadi seperti orang lain. Dia menjadi anak yang pendiam dan jarang berbicara, dia bahkan tidak pernah tertawa lagi.
Bahkan saat dia tumbuh menjadi dewasa, sikapnya menjadi semakin dingin. Ada beberapa kali Evelin menemukan jejak pencariannya di internet soal bunuh diri, hal itu jelas membuatnya takut. Makanya saat Cassie meminta izin pada ayah dan ibunya, Evelin adalah orang yang paling menentang ide itu.
Evelin hanya takut kalau saat dia tidak bersama mereka, maka pikirannya akan terpenuhi dengan bunuh diri itu. Dia bahkan sampai berpesan pada teman sekamarnya untuk memperhatikan sahabatnya itu, jika ada keanehan langsung laporkan padanya.
. . .
"Apa yang kamu lamunkan? Maaf tadi sikap ku sudah berlebihan, aku tidak suka kamu berkata begitu. Aku tidak pantas dinilai seperti itu, maaf!" ucap Cassie.
"Bukan apa-apa, aku masih terpikirkan soal keinginan ku yang tidak mau kamu tinggal di asrama" ucap Evelin.
"Setiap akhir pekan, aku janji akan selalu pulang ke rumah" ucap Cassie.
"Benarkah? Kamu sudah berjanji loh!" ucap Evelin dengan bersemangat.
"Mn!" sahut Cassie.
"Baiklah kalau begitu, aku akan memberi tahu kabar ini pada papa dan mama. Mereka pasti akan sangat bahagi!" ucap Evelin.
"Aku akan mandi sebentar, tidak akan lama" ucap Cassie.
"Mn! Masih ada banyak waktu kok sampai lombanya dimulai" ucap Evelin.
Cassie pun segera mandi, tidak lama setelahnya dia mulai bersiap-siap lalu segera pergi ke tempat lomba itu diadakan.
Setibanya di sana ada banyak orang yang sudah datang, dia pikir itu hanya lomba yang kecil namun rupanya skalanya cukup besar.
"Bahkan sampai ada sponsornya? Pantas saja akan ada komposer yang diundang, aku pikir tadi kamu hanya mengada-ada" ucap Cassie.
"Tidak mungkinlah! Yang mengadakan lomba ini adalah salah satu perusahaan entertaiment yang besar dan ternama, mereka mengadakan lomba ini untuk mencari bakat yang mau mereka jadikan penyanyi dibawah naungan perusahaan mereka" ucap Evelin.
"Benarkah? Jadi mereka perusahaan yang menaungi para penyanyi" ucap Cassie.
"Bukan hanya penyanyi saja, tapi berbagai selebriti. Semua yang ada dibawah naungan perusahaan mereka memiliki nama ternama di industri ini, makanya aku sangat ingin bergabung dengan perusahaan mereka" ucap Evelin.
"Kamu memiliki kualitas yang layak untuk bergabung dengan perusahaan ternama seperti itu" ucap Cassie.
"Ya sudah, kamu tunggu di sini dulu yah! Aku akan masuk ke sana, kamu harus menonton ku yah? Saat merasa gugup, aku akan melihat ke arah mu" ucap Evelin.
"Mn! Pergilah" ucap Cassie.
~ ~ ~
"Permisi, apa kami bisa duduk di sini?" tanya seorang pria pada Cassie.
Cassie pun menoleh dan menatap pada mereka dengan wajah datar.
"Duduk saja, tempat ini bukan milik ku jadi siapa saja bisa duduk di sini" sahut Cassie dengan dingin, dia memang selalu seperti itu pada orang asing.
Saat dua pria itu duduk di sampingnya, Cassie pun langsung beranjak dari duduknya dan mengambil kursi di bagian depan dan mengambil posisi paling kanan yang sedikit jauh dari dua orang itu.
"Wah! Apakah dia merasa tidak nyaman ada orang lain yang duduk dengannya? Lihatlah dia yang langsung berpindah tempat di situ" ucap Richardo.
"Kau memang ahli membuat orang lain merasa tidak nyaman" sahut Jackson.
"Ku pikir, manusia yang sedingin kulkas itu cuma kamu. Rupanya aku salah, masih ada manusia yang lebih dingin dari mu. Apakah kamu melihat sorot matanya tadi saat menoleh pada kita? Aku merasakan aura yang jauh lebih mencekam dari mu, atau itu hanya perasaan ku saja?" ucap Richardo.
"Diamlah!" ujar Jackson.
"Padahal dia memiliki wajah yang sangat cantik, tapi jika dia menjadi seorang artis maka itu akan sangat baik. Apalagi jika dia memiliki selera seni yang sangat bagus, tapi dia seperti orang yang tidak akan tertarik pada hal seperti ini. Namun apa yang dia lakukan di tempat ini? Dia seperti orang yang tidak begitu peduli dengan acara seperti ini" ucap Richardo.
"Mungkin ada orang yang meminta untuk ditemani, dan orang itu cukup penting dalam hidupnya" ucap Jackson.
"Oh! Pacarnya? Tapi dia bukan tipe orang yang akan memiliki pacar" ujar Richardo.
"Kenapa kamu berkata begitu?" tanya Jackson.
"Lihatlah sikap dinginnya pada kita tadi, bagaimana orang akan mendekatinya coba" celetuk Richardo.
# # #
Evelin sudah mau tampil, saat naik ke atas panggung dia mencari keberadaannya Cassie. Dia melihat ke posisi duduk mereka tadi namun hanya menemukan dua orang pria yang duduk di sana, dia pun merasa sedih.
Setelahnya dia mengedarkan pandangan dan akhirnya menemukan dimana sahabatnya itu berada, dia pun sepertinya paham kenapa sahabatnya itu berpindah tempat.
Evelin langsung melambai dengan bersemangat pada sahabatnya itu, sedangkan Cassie merespon dengan tersenyum sembari memberi kode untuk bersemangat padanya.
"Dia ternyata bisa tersenyum seperti itu! Siapa perempuan itu? Adiknya? Tapi mereka terlihat seumuran dan wajah mereka berbeda! Jika dia selalu tersenyum seperti itu maka akan sangat baik, sayangnya dalam seperkian detik langsung hilang. Jack, apa kamu melihatnya tadi dia tersenyum? Bagaimana menurut mu? Apa dia punya potensi jadi artis, dia terlihat sangat manis saat tersenyum disertai dengan lesung pipinya" ucap Richardo.
Jackson hanya terus tertegun sejak melihat seperti apa wajahnya Cassie yang tersenyum tadi, dia bahkan tidak menyadari kalau jantungnya berdebar dengan kencang.