'Bagai pungguk yang merindukan bulan' atau 'Hanya sebuah mimpi belaka'.
Itu lah kata-kata yang tepat untuk Eriska seorang gadis gendut yang berusia 18 tahun dengan latar belakang seorang yatim piatu miskin yang nekat mencintai pria bertitel seorang tentara.
Bagaimana jalan kehidupan Eriska untuk mendapatkan cinta dari seorang Narendra Hadinata seorang tentara dari keluarga berada yang taat aturan keluarga nya.
"aku mencintaimu Narendra Hadinata".
"bermimpi lah Eriska, kau dan aku bagaikan langit dan bumi".
.
.
.
.
cerita ini hanya fiktif belaka. tidak terlalu ikut dengan kenyataan yang ada.
dan di sini menceritakan perjuangan hidup seseorang yang sudah tersakiti.
.
.
.
bantu like,vote dan komen yang membangun ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HELLO 14. SEBUAH KENYATAAN
Diana membantu Eriska untuk berjalan menuju barak militer tempat nya bertugas. Seumur-umur ini pertama kali nya melihat Eriska menangis seperti ini. Ini juga pertama kali nya Diana melihat luka yang selama ini di simpan rapat oleh Eriska. Biasa nya Diana hanya melihat luka itu tersimpan di mata Eriska. Namun kali ini luka keluar bersama emosi yang di simpan Eriska.
"Ris.. Menangis lah hingga pulih". Ujar Diana yang kini sudah duduk di sebuah batang pohon yang tumbang di belakang barak militer.
Tempat itu cukup sunyi dan tempat yang tepat untuk Eriska menenangkan diri nya. Karena jika Eriska masuk ke barak militer dengan keadaan kacau seperti ini maka hal itu akan menjadi bahan tontonan.
"nih.. Minum lah".
Tiba-tiba Arfan menyodorkan sebotol air mineral yang dingin dan menurutnya itu adalah minuman yang tepat untuk cuaca yang cukup terik siang ini.
Diana mengambil botol minum itu dan menyerahkan nya pada Eriska yang kini masih menghapus sisa-sisa kesedihan dan juga air mata nya.
Eriska meminum air yang sangat menyejukkan itu. Benar saja air itu mampu mendinginkan tubuh dan juga pikiran nya. Memang benar jika air putih yang dingin dapat meredakan emosi yang terjadi pada tubuh kita. Itu lah mengapa Arfan memberikan nya.
Dia sudah curiga sejak awal dengan hubungan yang pernah ada antara Eriska dan juga letnan kolonel itu. Namun Arfan tau jika Eriska bukan lah wanita yang gampangan. Dan ternyata hubungan antara mereka adalah hubungan tentang penderitaan masa lalu.
Ingin sekali Arfan menghajar pria itu saat tau jika Narendra berbuat sangat kejam pada Eriska dulu. Menurut nya jika tidak suka tidak perlu menghina. Dan mustahil pria itu tidak bisa menghentikan ibu nya yang bersikap jahat seperti itu. Sungguh membuat nya naik darah.
Bagaimana pun juga Eriska akan segera menikah dengan kakak laki-laki nya yaitu Adrian. Dan sebentar lagi Eriska akan menjadi keluarga nya juga. Arfan tidak bisa diam saja melihat wanita itu tersakiti dan di ganggu seperti itu.
"Adrian dalam perjalanan ke sini. Jadi hapus lah air mata mu. Jika dia melihat mu seperti ini maka aku tidak bisa menjamin jika dia akan menghancurkan barak militer ini dan membawa mu kembali". Ujar Arfan yang tau bagaimana gila nya kakak laki-laki yang hanya berada 2 tahun di atas nya itu.
"kenapa dia kesini?? Bukan kah dia masih punya banyak pekerjaan". Balas Eriska yang terkejut dengan ucapan dari Arfan.
"kau tau sendiri kan bagaimana dia. Dan mama mendukung nya, begitu pula papa. Jadi tidak ada yang bisa menghentikan tindakan gila dan nekat nya untuk datang ke sini". Ucap Arfan dengan nada malas apalgi membicarakan kakak laki-laki nya yang suka usil itu.
"yah.. Kau benar.. Ardian memang sedikit gila. Tapi tak mengapa dia kan cinta mati pada Eriska tindakan gila nya itu termasuk romantis loh!!". Ucap Diana membela tunangan teman baik nya itu.
Sementara Eriska yang sudah selesai minum segera bangkit dari duduk nya dan akan membasuh muka nya di wastafel yang ada di belakang barak militer ini.
"Diana,, Arfan,, jangan beri tahu apapun pada Adrian kejadian tadi ya. Aku mohon rahasiakan hal ini. Aku takut jika dia tau maka hal yang lebih buruk terjadi. Aku tidak ingin menyeretnya dalam masalah yang sebenarnya sudah berlalu dan sudah lama ku kubur". Ujar Eriska sambil membersihkan wajah nya yang cukup berantakan.
Mata merah, pipi merah dan juga mata yang sembab membuat siapa pun bisa menebak jika wanita itu habis menangis.
Sedang kan di tempat tadi Narendra juga menangisi kebodohan nya. Masih berlutut dengan air mata yang tak mau berhenti.
Eriska benar. Jika dari dulu dia tidak menjadi seorang pengecut maka dia tidak akan seperti ini. Jika saja dia bisa menghentikan perbuatan ibu nya maka Eriska tidak akan terluka hingga kini.
Dan Narendra tidak pernah tau jika Bella ikut campur dalam membuat penderitaan Eriska di masa lalu. Dan juga tentan ibu nya yang sudah melakukan apa yang di katakan Eriska tadi Narendra benar-benar tidak tau. Yang Narendra tau dua kejadian di mana Eriska di permalukan. Hanya itu.
Pantas saja Eriska tidak mau melihat nya lagi dan pantas saja Eriska bersikap kasar setiap kali dia mencoba untuk mendekati nya lagi. Ternyata alasan nya cukup jelas sekarang.
Narendra tau kesalahan nya cukup besar. Dan kebodohan masa muda nya itu membuat seorang wanita hancur hingga titik terendah nya.
"maaf Eriska.. Maaf..!!". Hanya itu lah yang di ucapkan oleh Narendra dengan nada pelan dan putus asa. Hal itu di lihat oleh beberapa tentara yang belum beranjak dari sana.
"pak.. Apa anda tidak apa-apa?". Tanya salah satu dari tentara dengan tingkatan prajurit satu itu pada pemimpin pasukan mereka yang bertanggung jawab di barak militer ini sejak satu tahun yang lalu.
Mereka khawatir dengan tingkat emosional pemimpin mereka ini. Dan takut jika karena hal pribadi yang saat ini sedang terjadi membuat kinerja nya menurun.
"saya baik-baik saja. pergi lah, lanjutkan tugas yang saya berikan. Pastikan desa ini kosong dan para warga harus sudah berada di posko pengungsian sebelum malam". Ucap Narendra yang sudah kembali menormalkan perasaan nya.
Dia akan segera kembali ke markas. Dan akan melihat keadaan Eriska. Narendra janji hanya akan melihat keadaan Eriska dari jauh. Dia tidak akan menggangu nya untuk saat ini. Dia kan berhenti meminta sebuah maaf hingga suasana hati Eriska membaik.
Langkah Narendra kini membawa nya menuju markas mereka. Dia akan melihat keadaan Eriska yang tadi menangis sejadi-jadinya.
Dia akan memberikan ruang untuk Eriska saat ini dan membiarkan nya beristirahat dari kegaduhan yang sudah dia perbuat.
Hingga langkah kaki nya sampai di depan barak militer yang dia pimpin. Seorang sersan kini menghampiri nya.
"lapor pak. Seorang mantan letnan dua kini sedang berkunjung dengan membawa bahan pangan dan juga obat-obatan dari luar untuk korban bencana ini"
Narendra penasaran dengan siapa orang yang di maksud oleh bawahan nya itu.
"di mana dia sekarang". Tanya Narendra dengan nada dingin dan datar. Pasal nya ini adalah kunjungan mendadak tanpa ada pemberitahuan dari pusat.
Narendra takut jika yang datang adalah orang yang berniat tidak baik.
Jadi pria itu segera berjalan menuju ruang kerja nya dan akan melihat siapa orang yang datang tanpa ada pemberitahuan itu.
Saat Narendra membuka pintu ruang kerja nya di sana sedang duduk seorang pria dengan pakaian yang cukup santai dan sederhana.
Sementara pria itu menoleh ke arah pintu yang terbuka itu.
"Adrian?". Ucap Narendra yang tidak menyangka orang yang datang berkunjung adalah Adrian Martadinata. Seorang pengusaha sukses yang dulu nya adalah mantan letnan dua.
"Naren!! Lama tidak bertemu!!. Ternyata kau terlihat lebih gagah dengan seragam mu itu ya". Balas Adrian yang tiba-tiba sudah sampai di barak militer tempat tunangan nya bertugas.
Mereka saling berjabat tangan dan berpelukan. Seperti seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu.
"aku tak menyangka kau datang kembali ke barak militer. Aku pikir kau sudah lupa pada teman-teman mu di barak militer".
"hahaha.. Tentu saja aku tidak lupa dengan kalian. Walaupun kita berlatih di barak yang berbeda tapi kita masih tetap teman".
"kau pria yang sukses sekarang dan aku yakin jadwal mu pasti padat setelah keluar dari kemiliteran ". Ujar Narendra yang kini senang melihat Adrian kembali.
Pasal nya sudah hampir lima tahun dia tidak bertemu dengan pria ini karena dia malah berhenti dan ingin melanjutkan usaha keluarga. Tak menyangka Adrian datang ke tempat bencana alam ini di waktu nya yang di yakini Narendra cukup padat.
"apa yang membawa mu ke sini?". Tanya Narendra lagi sambil mempersilahkan Adrian duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu.
"aku sedang rindu sama tunangan ku jadi aku ke sini dan ingin melihat nya".
sementara itu Narendra terkekeh kecil mendengar ucapan dari teman lama nya ini. Hanya karena seorang wanita dia bisa datang ke tempat ini.
"wah.. sekarang kau sudah memiliki kekasih. Aku pikir kau akan menjomblo hingga tua". Ucap Narendra lagi dengan nada bercanda dan bergurau dengan Adrian.
Mereka memang sering bergurau seperti saat ini. Tapi ucapan dari Adrian selanjutnya membuat Narendra terdiam seketika.
"aku hanya ingin melihat tunangan ku yang bertugas sebagai tenaga medis di sini".