Hilang Perawan Di Malam Pesta

“Euh, tadi Tuan Arion minta aku ikut ke perusahaan Galaxy Techno. Mungkin dia perlu aku untuk memilihkan menu makanan di pesta ulang tahun ayah kalian,” jawab Ranti asal.

Merasa itu masuk akal, Tisya pun mengangguk setuju. “Kakakku memang pintar,” pujinya. “kalau gitu aku sama Kak Rico duluan ya, sampai ketemu di sana,” sambungnya.

Rico juga melambaikan tangan kepada Ranti. “Bye, Ran,” ucap lelaki itu. Ranti hanya menjawabnya dengan anggukan kepala saja.

Dua orang itu lantas berjalan beriringan menuju ke sebuah mobil sport milik Rico, yang sebelumnya telah disiapkan oleh pelayan parkir. Ranti memperhatikan mereka berdua, tampak Rico yang bersikap gentlemen dengan membukakan pintu mobil untuk Tisya.

Ketika mobilnya mulai melaju pelan, Tisya membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan pada Ranti yang juga membalas hal serupa.

Tak lama setelah itu sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan Ranti. Dia menunduk sedikit dan tampaklah lelaki tampan yang duduk di kursi kemudi. Dialah Arion Galaxy.

Berbeda dengan Rico, sikap Arion sangat acuh tak acuh terhadap Ranti. Lelaki itu sama sekali tidak berniat untuk keluar dan membukakan pintu untuknya. Melainkan hanya diam saja dan dengan kesadaran diri yang sangat baik, Ranti langsung saja berjalan ke sisi kiri mobil dan masuk dengan sendirinya. Tanpa sepatah kata lagi, Arion langsung mengemudikan mobilnya. Mereka berdua itu lebih terlihat seperti orang asing yang tidak saling mengenal.

Dalam perjalanan itu, Ranti teringat pada ulasan negatif yang diberikan oleh Pak Aldi. Dia mengambil ponselnya kemudian membuka website Hotel Phoenix dan langsung menuju ke ulasan terbaru. Biasanya ulasan satu jam terakhir masih bisa terlihat meskipun harus tetap dicari juga. Oleh karena banyaknya tamu di hotel mereka, maka setiap menitnya selalu akan ada ulasan terbaru dari para pengunjung.

Namun setelah menghabiskan waktu ber menit-menit lamanya, Ranti tak juga menemukan ulasan itu. “Mana ya ulasannya? Apa aku kelewat tadi?” gumam Ranti yang saat itu terlihat sibuk sendiri.

Ranti benar-benar fokus pada ponselnya untuk beberapa menit kemudian karena ulasan dari pak Aldi seperti menghilang begitu saja. “Apa pak Aldi berubah pikiran ya? Tapi orang jahat kayak dia, nggak mungkin deh.”

Akhirnya Ranti memilih mengirim pesan singkat ke Nina dan meminta tolong padanya untuk mengecek ulasan dari tamu yang bernama Aldi Syahran tadi. Namun, Nina juga membalas dengan terkejut dan mengatakan bahwa ulasan itu sudah tidak ada.

Ranti pun jadi sangat bingung, kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya. Jika sebuah akun membuat ulasan maka ulasan itu akan masuk ke database hotel mereka. Jadi meskipun pemilik akun menghapusnya maka ulasan yang telah dibuat tersebut pasti akan masuk ke program website Hotel Phoenix.

Ranti melirik ke orang yang ada di sebelahnya, bertanya-tanya di dalam hati, apakah Arion yang menghapus ulasan tersebut dari website karena tidak ingin terpampang ada satu pun ulasan negatif yang belum pernah ada sepanjang sejarah hotel Phoenix berdiri?

Setengah perjalanan sudah mereka lewati, keduanya tidak ada tanda-tanda untuk saling membuka suara. Hanya saling diam memandang ke depan menikmati perjalanan.

Akan tetapi di dalam hati Ranti sangat ramai, meskipun masalah perihal ulasan dari Pak Aldi menghilang, hingga membuatnya agak lega. Namun, masih ada masalah lain yang harus dia hadapi, yaitu pertemuan dengan keluarga Arion.

Ranti menghela napas panjang, kedua tangannya saling meremas kuat. Dia masih bertanya-tanya, kenapa dirinya yang harus berada dalam situasi tersebut?

Jika melihat banyaknya wanita yang ada di sekeliling Arion, seharusnya keberadaan Ranti tidak sampai diperhitungkan.

Ada Anya dan Widi, kenapa Arion tidak menunjuk salah satu dari mereka saja? Dari segi penampilan, gaya fashion dan polesan wajah, Ranti jauh di bawah dua wanita tersebut.

Hanya saja, Ranti memang sangat cantik tanpa harus menambahkan apa pun di tubuhnya.

Tanpa terasa mobil sudah tiba di halaman sebuah gedung pencakar langit. Ranti mendongakkan kepalanya, menatap betapa tingginya gedung perusahaan bertuliskan Galaxy Techno berwarna emas tersebut.

“Gila! Keluarga Tuan Arion memang benar-benar kaya!” Ranti berdecak kagum. Ini adalah pertama kalinya dirinya menyambangi perusahaan tersebut.

“Sudah puas melihatnya? Kalau masih belum, lihat saja terus sampai kepalamu itu lepass,” ujar Arion sinis.

Ranti terkejut dan tersadar dari kekagumannya, menengok ke sebelah dan mencebik. Ketika itu seseorang sudah membukakan pintu untuk Arion sehingga lelaki itu bergerak keluar lebih dulu.

Sedangkan Ranti tidak ada yang membukakan pintu, dia mencebik lagi, kemudian secara mandiri keluar dari dalam sana.

Kalau di Hotel Phoenix dia dihormati karena jabatannya, sedangkan di gedung ini tidak ada yang mengenalnya sama sekali.

Tiba-tiba tangan kanan Ranti terasa hangat, dia terkejut ketika Arion menggandeng tangannya. Rasanya Ranti seperti tersengat aliran listrik.

Arion sedikit membungkuk, lalu berkata pelan pada Ranti. “Kalau kamu pikir aku tidak tahu soal ulasan buruk itu, kamu salah besar. Benar, aku yang menghapusnya, dan untuk itu kamu berhutang padaku. Hari ini dan seterusnya, kamu harus terus berperan menjadi pacarku di depan keluargaku, dan Sofia. Ingat, apa pun yang terjadi jangan sampai membuka rahasia kita. Ingat lagi, hari ini kamu sudah mencoreng nama baik hotelku.”

Setelah berkata seperti Arion kembali berdiri tegak, tubuhnya yang tinggi dan sempurna terlihat gagah bersama seorang gadis pendek di sebelahnya. Dia terus menggandeng Ranti dan membawanya masuk melewati pintu besar perusahaan.

Dada Ranti bergolak, benar duganya bahwa memang Arion lah yang telah menghapus ulasan buruk itu. Namun, sekali lagi Ranti mendapat sial, dan harus membayarnya dengan menjadi budak Arion.

“Tuan, jangan kira aku bisa tunduk begitu aja. Tunggu aja, nanti aku bakal hitung semua waktuku yang terbuang ini. Nggak ada yang gratis di dunia ini, kan?” batin Ranti penuh tekad.