robi lihat jodohku calon masa depan gw. menunjuk ke arah cowo berseragam SMA
yang mana ege di sana banyak orang. Lo masih bocil aja udah jodoh jodoh segala. robi menoyor kepala puri.
puri tertawa di atas sepedah miliknya.
ayo balik bentar lagi mau ujan udah gelap. ajak Robi.
jangan tinggalin gw rob rob. ucap puri namun sebelum dia mengayuh sepedanya dia menoleh kembali ke arah anak cowo yang berseragam SMA itu.
kan katanya ucapan adalah doa maka dari itu gw mau ucapin itu biar nanti jodoh gw kaya dia kalau bisa dia aja tuhan.ucapnya dalam hati puri.
pagi hari yang cerah menyilaukan setiap mata yang melihatnya begitu pun dengan mata puri yang begitu terpesona dengan ke wajah rupawan sang anak laki laki yang dia sebut jodohku.
tutup mulut Lo laler masuk.robi menutup mulut puri dengan tangannya
sialan Lo mana ada laler di sini. lagian bibir gw nga terbuka juga. puri memukul lengan Robi
lagian Lo dari tadi liatin Mulu tuh cowo kenapa. tanya Robi
cowo itu yang gw maksud. ucap puri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tyzi4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
Sampai di kantin puri membawakan minum dan Neni membawakan baso kuah pedas untuk mereka berdua.
Mereka duduk di tempat biasa mereka makan, namun tidak terlihat ada Dio dan kawan kawan lainnya.
" tumben pada kemana mereka." ucap puri
" udah selesai kali mereka." ucap Neni
" bisa jadi." ucap puri menyendok baso mercon miliknya.
" anjiirrrrr ..... Pedesnya ngalahin ucapan si cunguk Anggi " ucap Neni
puri pun. Tertawa mendengar hingga membuat dirinya tersedak.
Dari belakang tubuh puri Al datang menghampiri meja puri dan Neni.
Al memberikan botol minum miliknya pada puri, dan puri langsung menenggaknya hingga tersisa sedikit.
saat sadar. " ehhhhh.... Ini Air minum siapa?"
Neni menunjukan pada puri bahwa di belakangnya ada orang.
Al pun tersenyum saat puri menoleh. " maaf ya kak minumnya, nanti puri ganti."
" santai aja, di sini kosong boleh gabung." ucapnya
" boleh. Kaka duduk aja." ucap puri berdiri
" mau kemana Lo." tanya Neni.
" mau beli minum lah, mau apa lagi." ucap puri
" gw aja, kak mau minum apa.?" ucap Neni
" Lo kenapa, biar gw aja, orang gw yang minum airnya bukan Lo." ucap puri
" udah gw aja, Lo duduk nga." Neni mendudukkan paksa puri
" terus Lo mau kemana, kenapa mangkoknya juga Lo bawa." ucap puri
" gw mau minta nambah baksonya, jadi Lo duduk aja biar gw yang beliin air nya sekalian." ucap Neni
" bener ya awas kalau Lo bohong." ucap puri
" iya iya...." Neni buru buru pergi dari sana.
" emang kenapa kalau bohong." tanya al
" nga kenapa Napa juga, tumben aja baik, pasti ada sesuatu di balik bakwan." ucap puri
" curiga banget sama temen sendiri." ucap Al
" bukan curiga, aneh aja." ucap puri
Al pun mengusak rambut puri membuat puri menoleh ke arahnya.
" kenapa.?" tanya Al
puri pun memanyunkan bibirnya. " aaaa... Rambut aku, ini dapet hasil gini lama loh kak." ucap puri
" maaf maaf, gw nga tahu." ucap Al merapihkan rambut puri.
" tangung jawab kalau berantakan." ucap puri
" iya gw tangung jawab." Al merapihkan kembali rambut puri membuat orang yang berada di sebelah meja puri merasa iri
" udah makin cantik." ucap Al
" masa sih, nga percaya. Orang gw jelek." ucap puri
" kata siapa?" tanya Al
" banyak, temen temen aku, terus si Robi. Adek aku juga." ucap puri
" kamu tuh nga jelek, manis." ucap Al mencolek hidung puri
" masa sih. Aaaaa.... Idung gw terbang, tangkap kak, nanti hidung gw hilang. Udah mah minimalis beda sama punya kaka." ucap puri
" kamu mau yang kaya gini." tanya Al
puri pun mengangguk dengan senyum
" nanti, suatu saat nanti bakalan ada puri junior hasil kita." ucap Al
" heh.... maksud nya gimana?" puri sedikit ngelag.
" udah makan yang kenyang biar sehat." ucap Al
" iiissshhhhh...." puri cemberut namun masih memikirkan perkataan Al
" maksudnya apa ya, masa sih dia suka sama gw." gumam puri dalam hatinya.
" ohhh iya tadi kenapa di depan pintu." tanya Al
puri yang lagi melamun memikirkan perkataan Al pun tidak pokus pada makanannya dan ucapan Al yang baru saja.
Al melambaikan tangannya di depan wajah puri membuat puri pun terkejut dan menoleh mengangkat sebelah alisnya.
" tadi kenapa di depan pintu." tanya Al
" oohhhh.... Biasa anak baik, guru lagi cinta muridnya." ucap puri
" kamu bisa aja alesanya." ucap Al
puri pun hanya membalasnya dengan tertawa.
Puri pun memiliki ide. " kak bisa minta ajarin nga, tadi kan guru cinta muridnya nah, gw belum ngerti bisa bantuin nga, harus di kumpulin sekarang."
" ya udah bawa sini." ucap Al
" aaaa..... Terima kasih, Kaka kelas ku yang paling ganteng dan paling baik." ucap puri membawa mangkuk bekas miliknya dan berlari menuju kelas.
sampai di kelas, ternyata Anggi dan Neni tengah berkelahi mereka saling menjambak. Puri melepaskan jambakan Anggi di kepala Neni dengan cara mencengkram kuat tangan Anggi.
" Lo ada masalah apa sama gw, selama ini gw nga pernah usik hidup Lo." ucap puri mendorong Anggi.
Anggi yang terdorong dan hampir terjatuh pun menoleh cepat. Anggi tertawa " dasar jalang sana sini mau."
" jaga ya ucapan Lo." ucap Neni
" udah, ayo kita kerjain tugas yang tadi." ucap puri membawa buku miliknya dan mengajak Neni kembali ke kantin.
Di sana Al dengan teman temannya tengah berbincang. Namun mereka nampak asik dan tertawa.
" permisi Kaka Kaka..." ucap puri
" nga menerima sumbangan." ucap ali
dera pun memukul kepala Ali. " Lo pikir mereka minta sumbangan."
" yeeee... Gw kira gitu." ucap ali
" sini duduk. Yang mana." tanya Al
puri duduk dan Neni pun ikut bergabung di sana.
Al menjelaskan cara mengerjakannya agar lebih mudah dan gampang. Neni dan puri yang mendengar kan pun mengangguk.
Kini mereka berdua pokus pada tugasnya, dan meminta koreksi pada Al bila masih ada yang keliru pada jawaban yang mereka buat
Al pun tersenyum ternyata mereka tidak meminta jawaban melainkan meminta di jelaskan bagaimana cara mengerjakannya.
Setelah selesai. puri dan Neni pun akan pamit untuk pergi.
" terima kasih Kaka paling ganteng paling baik." ucap puri
" sama sama." ucap Al
" cuma gitu doang." ucap dera
" terus mau nya gimana." ucap puri
" masa nga ngerti." ucap ali
" apa, minta traktir, kalau yang itu maaf ya Kaka Kaka ku uang jajan ku tak sebanyak uang jajan Kaka Kaka semua." ucap puri
" heyyyy.... Kita tak semiskin itu..." ucap Bimo
" ada kali nomor." ucap ali mengibaskan rambutnya
" nomor apa?" ucap puri
" nomor rumah, kalau nga nomor Kartu keluarga aja, biar langsung gas." ucap Bimo
" tancap gas kawan. Takut di tikung pas di belokan." ucap dera
" udah jangan di dengerin, mau di kumpulin kan, bentar lagi bel masuk." ucap Al
puri pun tersenyum dan melambaikan tangannya." terima kasih ya kak."
Al pun di dorong dorong oleh teman temanya. " huh... Huh... Huh..."
" udah gw pancing bukanya Lo gercep."
" udah gw duluin..."
" udah gw kode..."
" kelamaan di embat orang baru tahu nyaho."
" galau akut baru tahu rasa Lo...."
" penyesalan di akhir mamen, bukan di awal."
" kalau di awal itu namanya pendaftaran manen."
mereka bertiga saling sahut menyahut.
" udah kalau jodoh nga kemana, gw yakin dia jodoh gw." ucap Al pergi dari sana.
" cak ilah masa ada ya orang begini."
" di patok ayam duluan baru nyesel dah Lo."
" yoi, udah depan mata terkam guys bukan di angurin."
bel masuk pun berbunyi, puri dan Neni pun sampai di kelas betapa terkejutnya mereka bangku dan meja mereka begitu banyak sampah.
Mereka kini mengambil sapu dan tempat sampah kecil untuk membersihkannya.
Saat guru masuk pun mereka masih sibuk membersihkan meja dan bangkunya.
" kalian kenapa?" tanya sang guru
" nga tahu Bu, ada yang iseng, kita masuk meja sama bangku kita penuh sama sampah." ucap Neni
" dari kalian semua siapa yang tahu, ini ulah siapa? Ibu tidak mau di sekolah ini ada pembulian." ucap sang guru
semua diam tak ada satu pun yang menjawab. Membuat sang guru marah.
" kenapa kalian diam, di sini tidak ada murid special di sini semua murid sama, kalau kalian diam, saat teman kalian di perlakukan seperti itu, maka tak ada yang mau membantu kalian, suatu saat nanti bila terjadi pada diri kalian." ucap sang guru
semua menunjuk ke arah Anggi. membuat Anggi gelagapan.
" Anggi maksud kamu apa melakukan hal tak terpuji seperti itu, melakukan pembulian." tanya sang guru
" mereka duluan bu." ucap Anggi
" apa yang mereka lakukan sama kamu." tanya lagi sang guru
Anggi nampak gugup dan bingung harus menjawab apa.
" kenapa diam." tanya lagi sang guru
" Neni sama puri menjambak dan mendorong saya Bu, Anggi nga tahu salah apa?" ucap Anggi
Neni dan puri pun saling tatap dan menoleh ke arah Anggi.
" Neni puri kalian kenapa menjambak dan mendorong Anggi."
" dia duluan Bu, ngatain puri jalang." ucap Neni
" bohong Bu, mereka duluan." ucap Anggi
" stooppp.... Di antara kalian semua ada yang tahu siapa yang duluan memulai." tanya lagi sang guru.
" Anggi.... Yang mulai duluan." ucap sebagian karena mereka terkena hukuman tadi dari sang guru.
" Anggi kamu ada masalah apa sama puri..." tanya sang guru
" saya akan serahkan kalian bertiga ke ruang BK, saya tidak mau pelajaran saya terganggu oleh kalian." ucap sang guru
membawa mereka bertiga ke ruang BK dan menceritakan apa yang telah terjadi.
puri dan Neni nampak santai duduk di ruang BK. Berbeda dengan Anggi yang nampak takut.
" apa alasan kamu mengucapkan perkataan tak mendidik seperti itu pada teman kamu."