NovelToon NovelToon
Menikahi Mantan Idola

Menikahi Mantan Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers / Nikah Kontrak
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rumi Midah

Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiada lagi benci

Satria bertanya tentang kebenaran yang diungkapkan Arka kalau lelaki itu adalah ayah kandung Vano. Vina pun menceritakan, bagaimana masa lalunya bersama Arka, termasuk mantan suaminya yang sama sekali tidak tahu kalau Vina tengah hamil saat ia diceraikan.

"Tapi sekarang kau sudah tidak memiliki lagi perasaan cinta untuk Arka, 'kan?"

Vina diam, ia sendiri tidak yakin. Alasan menerima Satria tidak lain hanya untuk melupakan Arka. "Y-ya." Ia tidak mau membuat Satria ragu.

Satria memegang tangan Vina. "Aku akan berusaha membuatmu melupakan Arka sepenuhnya."

****

Setelah jam kerjanya berakhir, Vina bergegas menjemput Vano. Di luar toko, Arka terlihat menyandarkan tubuhnya ke badan mobilnya.

"Vina, bisa kita bicara?" ujar Arka saat Vina hampir melewatkannya.

"Jangan harap aku akan mengizinkanmu untuk menjemput Vano. Minggu ini adalah giliranku."

"Tidak, aku hanya ingin bicara padamu saja. Begini saja, bagaimana kalau kuantar kamu ke sekolah Vano."

"Tidak usah repot-repot, aku bisa pergi sendiri."

"Tapi jika kau menunggu oplet lebih lama lagi, Vano pasti sudah keluar." Arka menghela napas. "Aku janji akan segera pulang setelah mengantarmu ke sekolah Vano.

Dengan alasan takut Vano menunggunya, Vina pun setuju. Tanpa bicara, wanita itu langsung menuju mobil dan masuk. Arka menyusul.

Di perjalanan, Arka membuka suara. "Apa Satria bilang padamu kalau kami saling mengenal dan teman semasa SMA?"

"Hm."

"Kapan kalian berdua akan menikah?"

"Lima bulan lagi."

"Apa kau benar-benar, sudah tidak memiliki perasaan cinta untukku?" Agak lama baru Vina berdehem. "Selamat atas pernikahanmu yang akan datang. Satria adalah orang baik. Kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah aku berikan padamu disaat kita menikah dulu."

Vina melihat wajah samping Arka sebentar. Wanita itu sangat bahagia bersama Arka, sebelum kebahagiaannya dihancurkan sampai menjadi berkeping-keping.

Cukup lama hening, Arka kembali bicara, "Aku ingin kau memberitahu Vano kalau aku ini ayah kandungnya." Permintaan yang terdengar sangat egois bagi Vina membuat raut wajah wanita itu berubah marah.

"Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau jadi melunjak? Apakah tidak cukup hanya dengan kuizinkan dekat dengan Vano?"

"Dengar, aku selalu merasa sedih saat terang-terangan Vano bilang kalau ayahnya telah meninggal, sedangkan aku masih hidup dan berada di dekatnya."

"Bagi Vano kau memang sudah mati, Arka. Saat aku hamil kau dengan mudahnya menceraikan aku."

"Andai saja aku tahu kalau kau mengandung anakku, tentu aku tidak akan menceraikanmu, Vina."

"Lalu kau mau aku mengemis? Dalam suratmu jelas-jelas kau mengatakan jika cintamu kepada Anna lebih besar."

Arka menepikan dan menghentikan mobilnya. Ia menatap Vina, napasnya berat. "Terserah kamu mau percaya atau tidak," ucapnya lirih. "Waktu itu Anna mencoba mengakhiri hidupnya setelah aku menolak permintaannya untuk menceraikanmu. Tidak ingin dia kembali nekat, jadi aku terpaksa melepasmu. Anna adalah orang yang membantuku keluar dari kesedihan ketika tidak memiliki ibu."

Pengakuan Arka cukup membuat Vina terkejut. "Kenapa kau tidak mengatakan ini. Setidaknya aku bisa mengiklaskanmu untuk menikah lagi."

"Aku pikir tanpa adanya anak, kau bisa mencari pria lain dan hidup bahagia, lalu melupakan lelaki buruk seperti aku."

Vina memandang mantan suaminya iba. "Arka aku minta maaf karena telah menyalahkan dan memisahkanmu dengan Vano."

Vano mengangguk. "Aku tidak mengatakan ini bukan untuk membuatmu berpikir ulang untuk menikahi Satria."

Meskipun hancur, tapi lelaki itu akan mencoba mengikhlaskan Vina. Mungkin takdirnya memang begini, merelakan wanita yang ia cintai.

****

Kini Vina bersikap baik kepada Arka, rasa benci yang sebelumnya hanya memudar, kini sirna tak berbekas. Ia bahkan mengundang mantan suaminya untuk makan malam bersama, sekalian, Vina ingin mengabulkan permintaan Arka kemarin.

Vina, Vano dan Arka duduk bersama di ruang tamu. Vano duduk di pangkuan Arka.

"Vano, Mama mau melakukan pengakuan."

"Pengakuan apa?"

Vina memandang Arka sekilas, lalu memandang Vano lagi. "Sebenarnya, Om Arka adalah ayah kandung kamu."

"Hah?!" Vano langsung turun dari pangkuan Arka, lalu mendekati Vina. "Tapi Mama bilang, papa aku mati disambar petir dan namanya namanya Lee Min-ho."

Vina memegang daun telinganya dengan tangannya sendiri, lalu meminta maaf.

"Jadi papa aku nggak mati, terus namanya juga bukan Lee Min-ho, tapi Arka?"

"Iya."

"Yes!" Vano langsung menghampiri Arka. "Papa Om, pasti senang 'kan punya anak kayak aku?" katanya girang.

"Tentu saja."

"Aku juga senang. Sebenarnya aku ingin Papa Om menikah sama mama biar bisa jadi papa aku, tapi karena Meta maunya mama nikah sama Papa Satria, aku jadi nurut, deh." Vano adalah anak penurut dan itu diturunkan langsung oleh Arka.

"Eh, tapi." Vano kembali menghampiri ibunya lalu bertanya, " kenapa papa om baru datang sekarang? Terus kenapa Mama sama papa om tidak tinggal sama-sama?"

Vina tanpa ragu mengatakan kalau ia dan Arka bercerai saat Vina mengandung Vano. Mendengar penuturan sang ibu, Vano mengangguk paham, kemudian dia kembali lagi kepangkuan Arka.

"Papa Om nanti menginap di sini, terus nanti kita bertiga tidur sama-sama."

Arka terkekeh lalu mengacau rambut sang putra. "Orang yang telah bercerai tidak boleh tidur sama-sama, Sayang. Mm, gimana kalau Vano saja yang menginap di rumah Papa?"

Sebelum menjawab, Vano memandang ibunya. "Boleh, ya Ma."

Vina tersenyum, lalu mengangguk. "Tentu saja, Vano."

"Yes." Vano memandang sang ayah. "Aku mau sikat gigi dulu, ya, setelah itu kita pergi ke rumah Papa Om." Setelah Arka mengangguk Vano pun pergi.

"Kamu tau Vin, andai saja kamu tidak bilang kalau nama ayah Vano hasil adalah Lee Min-ho, aku tidak akan pernah melakukan tes DNA."

"Wah, tau begitu kukarang saja dengan nama Mukidin." Arka terkekeh mendengar penuturan Vina.

Di luar, ketika melihat Vina dan Arka tampak Akrab, Satria memilih untuk pergi dan membawa pulang hati yang dipenuhi rasa cemburu.

1
Fathi Raihan
Apa, masalah server atau apa, thor? Update dong! Semua udah pada gila nih 🤯
Decapitator
Jangan tanya deh, aku udah addicted banget sama cerita ini!
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
Cô bé mùa đông
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!