Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembatalan sepihak
Notif pesan dari HP Farhan berbunyi keras. Sengaja Nico mengambil HP itu dan mengintip dari jendela layar. Terlihat pesan itu dari Laras.
"(Han hari ini kamu tidak usah ke Butik untuk pemotretan, aku hanya butuh Candy saja dan selanjutnya mungkin kamu juga tidak perlu datang lagi)"
Kening Nico mengkerut saat membaca sekilas pesan itu.
"Jangan-jangan Laras sudah tahu hubungan Farhan dan Candy? Gawat-gawat bahaya ini!"
Melihat kepala Farhan yang nongol dari pintu, Nico dengan cepat menjauh dan meletakkan HP Farhan.
"Kamu sudah balik Han?"
Melihat gelagat aneh Nico, Farhan semakin curiga.
"Kamu habis ngapain, koq wajah mu seperti kepiting rebus!"
Biar aman, Nico meninggalkan Farhan di kamar.
"aku mau cari angin dulu Han!"
Farhan duduk di kursi dan mengambil beberapa buku untuk Dia baca.
"Dari pada bengong nunggu Candy , mending aku baca buku dulu saja."
Merasa pesan pertama belum di baca sama Farhan, Laras mengirimkan pesan lagi.
"(untuk denda pembatalan kontrak sepihak akan aku transfer)"
Untuk kali ini Farhan langsung membuka dan membaca semua pesan dari Laras.
"apa maksutnya Laras mengirim pesan seperti ini, Dia juga tidak memberikan alasan yang masuk akal atas pembatalan sepihak ini! Aku harus ketemu Dia sekarang!"
Hanya mengambil kunci mobil tanpa menunggu Candy, Farhan meluncur ke Butik Laras. Dua puluh menit perjalanan, Farhan sudah berada di depan butik. Dia berlari kecil masuk ke butik tanpa menghiraukan karyawan butik yang berada di depan.
"Eh.. Mas Farhan mau cari Bu Laras?"
Farhan berbalik arah menghampiri karyawan butik. Sedikit menahan amarahnya Dia balik bertanya pada karyawan itu.
"Iya, di mana Bos kalian?"
Dengan rasa takut, karyawan butik menjawab dengan pelan.
"Bu Laras belum datang Mas, tadi Beliau bilang kalau datang ke butik nya terlambat karena menghadiri lamaran adiknya!"
Dengan wajah geram Farhan keluar dari Butik.
...----------------...
Di kos, Candy terlihat bingung mencari Farhan.
"Koq kamar Farhan sudah tertutup rapat dan terkunci, apa Dia sudah berangkat duluan?"
Sambil melenggang santai, Candy berjalan keluar melewati pintu samping. Di halaman depan sudah duduk Nico yang nyemil sambil main ayunan.
"Orang ini gak pernah ngaca apa ya kalau sudah tuwir, apa nyaman pake ayunan anak?"
Candy hanya geleng-geleng kepala setiap melihat tingkah Nico yang kadang keluar nurul.
Sampai di garasi, Candy melihat mobil Farhan juga sudah tidak ada. Akhirnya Dia memutuskan ke butik untuk naik motor.
"Ya sudahlah aku motoran saja ke butiknya, lagian nanti di sana pasti di make over lagi.'
Nico yang melihat Candy keluar dari garasi mengendarai motornya dengan pelan, Dia teriak memanggil namanya.
" Candy... kamu mau ke mana? Tunggu bentar aku numpang sampai jalan besar!"
Tidak menggubris panggilan Nico, Candy tetap melajukan motornya. Begitu Candy keluar, masuklah mobil Farhan ke halaman kos. Dia melihat Nico berdiri di depan pintu samping. Turun dari mobil Dia langsung menuju ke Nico berdiri.
"Nico, apa Candy sudah keluar dari kamar?"
Mendengar pertanyaan Farhan Nico tertawa terpingkal -pingkal.
"Bukan cuma keluar dari kamarnya Han tapi sudah keluar dari kos an! Lagian apa kamu tidak papasan tadi di jalan? Orang Candy keluar gak lama terus mobil kamu masuk!"
Merasa greget dengan Nico yang cerita panjang kali lebar , Farhan menendang kaki Nico.
"Bilang aja sudah pergi gitu titik, gak ribet cerita ngalor ngidul!"
Dengan cepat Farhan kembali ke mobilnya. Tidak mau ketinggalan yang kedua kalinya, Nico berlari cepat mengejar Farhan dan duduk di kursi depan.
"Aku ikut Han, siapa tahu nanti aku bermanfaat! Hheeeee...
Mobil Farhan menyusuri jalan yang biasa di lalui nya bersama Candy ke Butik. Sambil lihat kanan kiri, Farhan mengamati motor matic yang Dia temui. Nico jadi merasa heran lihat kelakuan Farhan.
" Han, kamu gila apa? mata kamu gak juling lihat semua motor matic yang lewat?"
Sengaja Farhan tidak menjawab Nico karena Dia tahu tidak akan pernah ada habisnya kalau debat sama orang satu itu.
"Mending kunci mulut kamu dan bantu aku liatin motor yang pengemudinya Candy!"
Dengan bibir manyunnya Nico melakukan apa yang diperintahkan Farhan.
"(tau gitu tadi aku gak ikut kamu Han!)"
Sudah hampir setengah jalan mereka tidak menemukan Candy. Farhan menambah kecepatan mobilnya dengan harapan Dia bisa menemukan Candy di jalan depan.
Tapi tetap saja , sudah 200 meter lebih Farhan melajukan mobiln Dia tidak juga menemukan Candy.
"Candy naik motor apa naik pesawat jet, koq cepet banget gak kelihatan. Nico kamu bener gak kalau tadi Candy keluarnya tidak lama dari aku datang?!"
Nico menahan kesabaran nya dengan menarik nafas yang tidak begitu panjang.
"Han, kalau kamu gak percaya ya sudah. Mending langsung ke TKP saja bukannya kamu lebih tahu Candy pergi ke mana?"
Farhan menatap Nico seolah mau mencakar wajahnya.
"Memang aku juga tahu Candy pergi ke mana? bukan nya kamu yang lebih tahu Candy pergi?"
"Jangan gitu juga Han mandang aku, memang aku hewan buruanmu? Tadi memang aku tahu Candy keluar pakai motor, tapi aku gak tahu Dia ke mana, Dianya saja aku teriakin gak mau berhenti koq!"
Nico mengambil tissue untuk ngelap mulutnya yang gebres karena cemilan.
Farhan menghentikan mobilnya di tepi jalan. Dia terdiam dan bingung apa yang harus dilakukan sekarang.
"Nico apa mungkin Candy ke Butik ya?"
"Kenapa kamu gak coba cari ke sana saja? Biar lebih jelas Candy itu hilang, ngilang atau sedang berjuang!"
Tanpa bilang, Farhan segera tancap gas menuju Butik.
Sampai di Butik, tidak nampak motor Candy. Semakin penasaran dengan keberadaan Candy, Farhan mencoba menghubunginya lagi. Berulang kali Dia mencoba menelepon Candy, bahkan mengirim pesan tapi tidak juga ada balasan.
Terlihat wajah Farhan seolah ngumpul di tengah. Nico memberanikan diri untuk bertanya padanya.
"Han, muka kamu jelek banget! Ada apa sebenarnya?"
Farhan tidak menggubris pertanyaan Nico, Dia masih saja sibuk menghubungi nomor Candy. Saking gregetnya Dia sampai memukul setir mobil.
"Kamu ke mana Can, tidak bisa di hubungi sama sekali! Apa kamu sudah tidak mau lagi denganku!?"
Nico hanya bengong melihat tingkah Farhan. Perlahan Dia mendekat ke Farhan dan berbisik.
"Kamu jangan su'udzon dulu, lagian tadi kamu pergi juga gak bilang ke Candy kan? Eh.. satu lagi Han, apa kamu sudah nyatakan cinta sama Dia? Jangan ke GR an dong, siapa tahu Dia cuma anggap kamu teman biasa saja. Ya gak penting juga kan ke mana-mana harus laporan sama kamu?!"
Dengan tatapan killer nya, Farhan memandang Nico. Dia berfikir kalau apa yang dikatakan Nico ada benarnya juga.
"(Bener juga sih, aku belum secara resmi nyatain cinta ke Candy. Tapi kalau aku bilang terus Dia nolak gengsi juga dong aku nya)"
"Kamu kenapa melamun Han?! Bilang saja gak usah jaim sama aku, kita itu sudah seperti daging dan tulang!"
Dengan percaya dirinya Nico bicara ke Farhan.
Berfikir sejenak, Farhan bersandar di kursi kemudinya.
"Nico, menurut kamu kalau aku nyatakan cinta ke Candy bakalan di terima gak ya?"
"Haaaa... jadi itu masalahnya? Han, wanita itu lebih suka pria yang gentle yang gak melempem, so buat apa kamu takut! Kalau misal di tolak ni ya, cari amunisi yang banyak buat nembak terus sampai benar-benar peluru itu kena di jantungnya!"
Dengan mendengar banyolan Nico, Farhan jadi tertawa geli.
"Kalau kena jantungnya mati deh!!"
"HAAAAA....!!!!
Mereka tertawa bersama di dalam mobil.