NovelToon NovelToon
Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Kaya Raya / Idola sekolah
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Di Persingkat Saja DPS

Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langsung mulai melakukan balas dendam

Malam itu terlihat ibuku sedang duduk sendirian di luar rumah dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia tampaknya masih sangat sedih.

Bagaimana tidak?.

Semua anaknya hilang dalam kejadian itu.

Dua mati, satu masih koma dan yang satunya lagi yaitu aku tidak di ketahui keberadaannya.

Tak lama datang bapakku.

Ia tidak langsung menghampiri Ibuku, tapi diam untuk sesaat. Tatapannya begitu sendu seakan-akan bapak bisa merasakan apa yang Ibuku rasakan.

"Bu! Malam-malam begini duduk di luar mau apa!?" Bapakku duduk di samping ibu yang duduk di lantai.

Ibu segera mengelap air matanya.

"Gak apa-apa... Cuma ibu masih syok dan bingung kenapa semua ini terjadi pada kita!"

"Kenapa tiba-tiba bisa ada orang asing masuk dan membunuh anak-anak kita. Dua meninggal, satu koma sedangkan yang paling bungsu sampai sekarang tidak ada kabar!"

Air mata baru bermunculan padahal baru saja di lap tadi.

Bapakku juga tak kuasa menahan air matanya.

"Sabar Bu. Ini semua ujian buat kita!"

"Kita harus sabar dan ikhlas. Bagaimanapun anak-anak adalah titipan untuk kita dari Allah, jadi kita harus ikhlas ketika Allah mengambil mereka kembali!"

"Tapi... Kenapa harus setiba-tiba ini?..."

"Maut memang datang secara tiba-tiba. Dan kita tidak boleh mempertanyakan keputusan yang maha kuasa, kita hanya perlu menerima dengan ikhlas!" Bapak mencoba semampunya untuk menenangkan ibuku.

Mereka terus berada di sana hingga ibu tertidur setelah lelah menangis.

Kembali padaku.

Di malam yang sama, di sebuah hotel mewah bintang lima, di kamar nomor 233.

Kamar terlihat berantakan. Barang-barang hancur, kaca pecah dan darah berceceran di lantai.

Begitu juga dengan mayat juga bergeletakan di mana-mana.

Dan di antara semua itu ada beberapa orang yang berdiri sambil memegang senjata tajam berupa pedang panjang yang berlumuran darah.

Di antara beberapa orang itu ada satu orang yang sudah di kenal di cerita ini.

Yaitu Devina.

Ia memasang ekspresi dingin tak berperasaan sambil menatap seseorang yang duduk tak berdaya dengan sekujur tubuhnya penuh luka.

Devina memang berdiri di depan semua orang tapi ada satu orang lagi yang berdiri sedikit lebih di depan Devina.

Orang itu tidak lain adalah...

Aku sendiri.

Banyak sekali hal yang berubah sejak tragedi tiga tahun yang lalu itu.

Tatapan mataku kosong seakan tak punya emosi. Itu karena pada saat itu aku sudah terlalu jauh tenggelam ke dalam dendam dan amarah.

Yang ada di pikiranku saat itu hanya satu..

Balas dendam.

Hanya balas dendam yang aku pikirkan dan menjadi tujuanku pada saat ini. Tidak ada hal lain lagi.

"Katakan. Dimana bosmu sekarang berada!?" Suaraku dingin dan penuh intimidasi.

Orang yang ada di hadapanku saat ini adalah orang yang sama yang pada malam menyerang dan membunuh saudara-saudaraku.

Aku ingat dengan jelas wajah mereka.

"Aku... Tidak tahu!" Suaranya lemah, ia gemetaran tak bertenaga. Itu karena darah yang dia keluarkan sudah cukup membuatnya sekarat.

"... Maka tidak ada gunanya kau hidup!" Aku langsung balik badan sementara orang yang mengeksekusi orang itu adalah Devina.

Tanpa ragu dan kasihan ia langsung menusuk jantung si pria.

Jlebb!!

Satu ruangan menjadi sunyi.

Aku berjalan paling depan melawati orang-orang yang telah aku bunuh barusan.

Di setiap langkahnya aku melirik orang-orang itu.

Dan di setiap langkah pula aku teringat kejadian pada malam itu.

Amarah makin bergejolak.

Hasrat balas dendam benar-benar telah membutakan diriku hingga lupa siapa aku,siapa keluargaku dan di mana tempatku.

Di lorong aku berjalan dengan raut wajah yang dingin dengan tatapan kosong dan datar.

Orang-orang yang ada di belakang terus mengikutiku dalam diam termasuk Devina sendiri.

Tentu saja di sana kami sudah menyimpan kembali senjata kami karena di sini ada banyak orang.

"Wow! Cowok itu ganteng banget!" Ucap seorang perempuan berbisik ketika aku melewatinya dan teman-temannya.

"Tidak cuma ganteng, tapi juga keren banget!"

"Kalian sadar gak sih kalau vibenya itu kayak CEO atau bos muda di serial drama!?" Timpal temannya.

"Iya. Apalagi di belakangnya ada banyak orang berpakaian rapih yang mengikutinya!" Timpal temannya yang lain.

Apa yang mereka bisikan aku dengar semuanya.

Tapi aku tidak mau peduli, aku sudah berhenti mendengarkan apa yang orang lain katakan dan hanya fokus pada tujuanku saja.

"Han! Kali ini kita mungkin tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang orang itu tapi kamu jangan khawatir, kita pasti akan dapatkan apa yang kita butuhkan!" Devina berkata padaku.

Aku hanya diam kemudian meliriknya untuk sesaat.

Singkat cerita kami keluar dari hotel itu dan kemudian pergi dari sini menunju kediaman keluarga Devina.

Itu terletak di tempat yang sangat jauh di tengah hutan hingga kami perlu menggunakan helikopter untuk sampai.

Setibanya di lokasi ada sebuah villa besar.

Di sekitarnya terdapat bangun-bangun yang beragam yang di gunakan sebagai gudang senjata, tempat tinggal orang-orang kami dan masih banyak lagi.

Helikopter mendarat di lapangan.

Pada saat itu orang-orang di sini langsung menyambut kami. Itu sudah jadi hal yang biasa.

"Selamat datang kembali Nona Muda. Tuan Han!" Serentak mereka berkata.

Aku, Devina dan semua orang yang ada di helikopter turun dan berjalan menuju villa di hadapan semua orang itu.

Di dalam villa terlihat sudah ada yang menyambut kami.

Ada sepuluh orang.

Sembilan di antaranya adalah para sepuh di sini yang mana usia mereka sebenarnya sudah sangat tua.

Yang paling tua itu berusia 68 tahun.

Sedang yang satu lagi masih terbilang muda. Ia tidak lain dan tidak bukan adalah ayahnya Devina.

Sekaligus dia juga adalah Ketua dari kelompok ini.

Kelompok pembunuh bayaran yang bernama Mata Pedang

"Apa urusanmu sudah selesai!?" Dengan nada bicara yang datar ia bertanya padaku.

"Belum. Sampai orang itu aku bunuh sendiri urusanku tidak akan pernah selesai!" Aku menjawab dengan ekspresi yang masih muram.

"... Jangan buru-buru. Suatu saat kalian akan bertemu lagi jadi simpan saja tenagamu untuk hari itu, jangan sia-siakan untuk marah-marah!" Ia balik badan dan melambaikan tangannya padaku.

Itu adalah isyarat kalau aku harus mengikutinya.

Segera aku mengikutinya berjalan ke suatu tempat dimana pada saat itu para sepuh juga ikut.

"Han!... Sudah berapa tahun kamu di sini!?" Tiba-tiba ia bertanya sambil jalan.

Langsung aku jawab. "Tiga tahun!"

"Ya, sudah tiga tahun!"

"Dalam waktu tersebut kamu telah belajar banyak hal di tempat ini. Dengan cepat kamu tumbuh kuat hingga membuat kami tercengang!"

"Kini kami semua yang ada di sini telah memutuskan untuk melakukan ini!..." Ia tiba-tiba berhenti dan menoleh ke arahku dengan ekspresi serius.

Alis mataku berkerut karena penasaran. "Melakukan apa!?"

"Memberikan gelar sebagai Pedangnya organisasi kita!" Mataku langsung terbelalak saking terkejutnya aku.

Sudah lama aku di sini tentu saja aku tahu tentang itu.

Gelar itu hanya di tujukan pada orang paling kompeten, paling ahli dan paling kejam yang mana gelar ini juga menandakan kalau orang itu layak menjadi salah satu calon ketua selanjutnya.

"Apa saya tidak salah dengar!?" Rasa bingung menyelimuti pikiranku.

Aku yang baru ada di sini selama tiga tahun tiba-tiba di beri gelar sepenting itu?.

1
Intan Melani
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!