Dan Akhirnya Aku Menyerah

Di sebuah perusahaan besar kini sela sedang duduk di lobi kantor. Dia sudah menghubungi kakak– nya jika dia telah tiba di perusahaan Alexander Crops. Perusahaan yang bergerak di bidang Fashion, Skincare dan Bodycare, dan juga makanan dan minuman ringan yang sering di perjual belikan di seluruh indonesia dan luar negri.

"Nona sela." ucap seseorang laki- laki bertubuh tinggi, putih, tampan, dan badan yang sedikit berisi, dia mengenakan pakaian formal rapih dan juga wangi.

"Iya, saya sela."jawab sela, dia bangkit dari duduknya dan menyalami orang yang berada di depannya itu.

"Perkenalkan nama saya Banu winata, saya Asisten tuan Bryn Alexander, "Ucap Banu sambil mengulurkan tangan kepada sela.

sela menerima uluran tangan banu..

"Nama saya Sela Septiani."ucap sela dengan senyuman manis di wajahnya.

"Baik, mari ikut saya, tuan Bryn telah menunggu."ucapnya.

sela mengangguk dan mengikuti asisten calon bosnya itu berjalan menuju ke lift khusus Ceo di sana.

"Asistennya aja dingin dan menyeramkan seperti ini. Apalagi bosnya. " Batin sela. Dia yang berada di belakang banu terus menatap punggung laki- laki itu.

Ting..

Lift terbuka di lantai 13gedung itu, mereka keluar berjalan beriringan dan memasuki sebuah ruangan yang berada di pojok , dengan pemandangan langsung menghadap ke padatnya jalanan ibu kota dan beberapa gedung tinggi lainnya..

Tok tok tok..

Banu mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu sebelum dia membukanya.

Ceklek..

"Permisi tuan."ucap banu, "saya membawa calon sekertaris yang di rekomendasikan oleh tuan besar."lanjutnya.

banu menengok ke belakang dan meminta sela untuk masuk.

Aura dingin dan mencekam sangat terasa, bahkan pendingin ruangan itu terasa sangat menusuk ke tulangnya.

"Selamat pagi tuan."ucap sela, dia membungkukan tubuhnya tanda memberikan hormat kepada calon bos– nya itu..

Namun laki- laki yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu hanya diam tanpa ekspresi apapun, dia hanya mengetuk- ngetukan pensil yang sedang di pegangnya ke meja kerja yang ada di hadapannya.

Bryn Alexander seorang anak tunggal dari keluarga Alexander yang memiliki beberapa bisnis besar dan sangat berpengaruh di dunia industri.

Dia laki- laki berusia 35 tahun, namun sampai umurnya yang terbilang tidak muda lagi, laki- laki itu belum pernah menikah, karna kegagalan yang pernah di alaminya, dia pernah memiliki tunangan yang sangat cantik seorang model terkenal di amerika sana, namun saat mereka akan melangsungkan pernikahan di hari bahagianya itu sang kekasih memilih untuk kabur bersama dengan selingkuhannya yang merupakan anak dari pemilik agensi tempatnya berkarya..

Dari kejadian itu, Bryn yang awalnya laki- laki humoris dan sangat hangat menjadi laki- laki yang sangat dingin, dan sangat susah untuk di dekati, dia juga sering mengamuk jika sedang mengalami tekanan yang terlalu berat, karna kejadian itu dia sempat depresi dan membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit hingga 3 tahun lamanya. Dan dia baru sekarang muncul kembali di dunia bisnis 5 bulan ini.

Karna kejadian itu Bryn menjadi sangat sensitif kepada perempuan, dia menjadi menyamaratakan semua perempuan, bagi dirinya semua perempuan sama saja.

"Saya permisi tuan."ucap Banu, saat melihat tatapan dari Bryn.

Sela menatap kepergian Banu, dia merasa sedang di tinggalkan di kandang singa sendiri, dan merasa dirinya sedang di intai dan sebentar lagi akan di terkam.

"Bisa apa kamu?" Suara bariton Bryn setelah lama diam mengamati Sela.

"Saya akan berusaha untuk bisa melakukan apa yang bapak perintah."ucap Sela dengan gugup, bahkan dia tidak berani menatap wajah bosnya itu.

"Emang seperti itu caramu berbicara dengan orang? "Suara santai namun sangat menggetarkan jiwa.

"Ma–maaf pak."ucap Sela, dia mengangkat wajahnya dan berusaha menatap wajah dingin bosnya.

"Jangan panggil saya bapak. Saya bukan bapakmu."bentak Bryn.

"Ma–maaf tuan."ucap sela yang semakin ketakutan.

"Keluar sana, di luar Banu akan menjelaskan bagaimana pekerjaan kamu."ucap Bryn.

"Baik tuan, saya permisi."ucap sela.

Dia buru- buru berbalik badan dan meninggalkan ruangan bosnya itu dengan tubuh yang sedikit bergetar karna merasa takut.

"Santai."ucap banu saat melihat sela keluar dari ruangan bryn dengan berkali- kali menarik nafasnya panjang.

"Dia memang begitu, tapi kalo kamu bisa meluluhkannya dia akan sangat baik."lanjutnya.

"Maksudnya?" Tanya sela.

"bryn memiliki trauma pada perempuan,makannya dia bersikap seperti itu kepada semua perempuan, suatu saat nanti kamu akan mengetahuinya."ucap banu. Dia memang sahabat sekaligus asisten bryn.

"Kalo dia trauma dengan perempuan kenapa dia mencari sekertaris perempuan?" Tanya sela penasaran.

"Itu perintah tuan dan nyonya besar agar dia bisa segera pulih dari traumanya."ucap banu.

sela mengangguk.

"Sudah sini, saya jelaskan bagaimana pekerjaan kamu. "Lanjutnya.

Sela mendekati banu dan duduk di sampingnya.

"Kamu harus mengatur jadwal apa saja yang akan di kerjakan oleh Bryn setiap harinya, setelah itu menyiapkan minuman panas untuknya, seperti kopi atau teh, tapi jangan terlalu manis, dan itu harus tersedia di meja kerjanya sebelum dia datang, jangan pernah ikut campur masalah apapun di luar kerjaan, kalo dia sedang mengamuk jangan sekali- kali kamu mendekatinya." Ucap Banu.

"Kenapa dia mengamuk?" Tanya sela penasaran.

"Dia akan mengamuk jika ada tekanan berlebih dan membuat depresinya kumat."ucap banu.

sela hanya mengangguk seakan mengerti, ternyata orang yang terlihat sempurna dengan kehidupan yang di jalaninya juga menyimpan luka yang dalam hingga membuatnya depresi.

banu pergi ke ruangannya setelah dia menjelaskan beberapa tentang yang boleh sela lakukan dan yang tidak, sedangkan sela mulai melaksanakan tugasnya sebagai seorang sekertaris di perusahaan besar yang menjadi incaran para pencari kerja.

Saat sela sedang memeriksa beberapa agenda telpon di mejanya berbunyi, lalu dia mengangkatnya.

"Hallo. Dengan saya."

"Buatkan saya kopi." suara bariton bryn memotong ucapan sela.

"Ba." sela menatap kesal telpon di genggamamnya karna sikap dari bosnya.

Tok tok tok..

Ceklek sela membuka pintu ruangan bosnya itu.

"Permisi tuan."ucap sela, lalu dia berjalan dan membawa kopi ke meja kerja bosnya lalu meletakan kopi yang baru saja di buat olehnya..

Bryn menatap sela.

"Diam disitu."ucap bryn saat sela akan berbalik badan.

sela yang akan keluar akhirnya diam dan berdiri di samping meja bosnya itu.

Bryn mengambil kopi yang di buat oleh sela dan meminumnya, setelah menyeruput kopi itu bryn terdiam sejenak.

"Gimana tuan?" Tanya sela." apa ada yang kurang? "Lanjutnya.

"Kamu boleh keluar."ucap Bryn.

sela mengangguk.

"Permisi tuan."ucapnya, lalu dia melangkah meninggalkan ruangan bosnya itu.

Setelah kepergian sela, Bryn terdiam, biasanya yang menjadi sekertarisnya tidak akan lolos dalam tahap pembuatan kopi untuknya, tapi kopi buatan sela sangat pas di lidahnya.

"Siapa dia sebenarnya."gumam Bryn.

"Ah, terserah siapa dia, mungkin karna kebetulan dia bisa membuat kopi tidak seperti wanita pada umumnya. Yang manja bahkan membuat kopi saja tidak bisa, apalagi kerja yang lainnya."lanjut Bryn.