NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Papa

"Papa!" panggil Anjani saat menuruni tangga.

Di ruang tengah, sudah ada sang Ayah yang tampak mondar-mandir dengan tidak sabaran.

Dan, begitu mendengar suara lembut Anjani, dia pun reflek berbalik dengan wajah marah.

"Kamu..." Ucapan pria itu tertahan di tenggorokan. Dia menatap tanpa kedip ke arah perempuan muda yang tampak berdiri kaku tak jauh darinya.

"Kamu... Anjani?" tanya Anton Permana. Ayah kandung Anjani.

Anjani tak menjawab. Seharusnya, sang Ayah bisa mengenali putrinya sendiri, kan? Jadi, kenapa harus bertanya lagi?

"Kamu... Bagaimana bisa kamu jadi sekurus ini? Kamu... diet?"

"Iya," jawab Anjani singkat. "Kenapa Papa datang kemari?" lanjutnya bertanya.

Anton Permana mendengus kasar. Sebenarnya, dia cukup pangling dengan perubahan putrinya. Anjani terlihat sangat cantik. Dan, wajahnya yang secantik itu malah mengingatkan Anton pada Mariana, ibu kandung Anjani.

Rasa rindu sekaligus rasa bersalah bercampur menjadi satu. Meski, menyesal karena telah menyakiti istri sahnya, namun Anton tidak punya pilihan lain. Dia juga sangat mencintai cinta pertamanya. Pun, juga anak haramnya.

"Papa dengar kalau Aryan ingin menceraikan kamu. Apa itu benar?"

Degh!

Anjani cukup terkejut dengan penyampaian sang Ayah.

"Papa tahu darimana?" tanya Anjani.

"Kamu nggak perlu tahu. Yang jelas, berita itu sudah Papa dengar."

"Lalu?" tanya Anjani. Dia melipat kedua tangan didepan dada sambil menarik napas panjang. Berusaha untuk mengusir sesak dalam dadanya.

"Papa setuju dengan keputusan Aryan. Kamu dan dia memang nggak cocok. Sebaiknya, jangan dipaksakan."

Anton sengaja menghindari tatapan tajam Anjani. Sebagai Ayah kandungnya, Anton tentu saja sedikit merasa bersalah. Dia juga sedikit tak tega melihat putrinya bersedih. Namun, hanya sebatas itu.

"Lalu, menurut Papa... siapa yang cocok untuk Aryan? Luna?" tanya Anjani.

Ditembak seperti itu, tentu saja Anton jadi kelabakan.

"Mereka memang saling mencintai. Jadi, wajar kalau mereka bersama."

"Cih!" Anjani berdecih sebal. "Buah jatuh memang nggak jauh dari pohonnya. Ibunya pelakor. Anaknya juga."

Plak!

Tanpa sadar, tangan Anton langsung menampar pipi Anjani dengan keras. Semua itu karena Anjani sudah mengatakan hal yang menurutnya sangat keterlaluan.

"Jaga bicaramu! Jangan kurang ajar, Anjani!"

Anjani tidak bereaksi sedikit pun. Pipinya perih dan panas namun hatinya justru membeku. Air mata pun, bahkan enggan untuk keluar lagi.

"Aku? Kurang ajar? Benarkah? Memangnya, yang aku katakan... Salah?"

"Sejak kapan kamu jadi pandai melawan seperti ini? Dengan sifatmu yang seburuk ini, kamu benar-benar sudah mirip dengan Mama kamu yang gila itu!"

Hati Anjani semakin beku. Kata-kata itu terdengar menyakitkan sekali. Apalagi, diucapkan oleh seseorang yang Anjani anggap adalah cinta pertama dalam hidupnya.

"Ya, sifatku memang sangat buruk. Berbeda jauh dengan sifat anak haram Papa itu."

"Jangan sebut Luna dengan sebutan anak haram! Dia adikmu, Anjani."

"Dia bukan adikku. Aku anak tunggal. Dia hanya anak haram Papa bersama perempuan rendahan itu."

Plak!

Anton menampar Anjani sekali lagi. Amarah telah mengambil seratus persen akal sehatnya.

"Coba katakan lagi!" tantangnya dengan kalap.

Dan, Anjani dengan senang hati akan meladeninya juga.

"Aku bilang... Dia bukan adikku. Dia hanya seorang anak haram yang dihasilkan dari hubungan yang sangat kotor."

Plak!

Tamparan mendarat di pipi Anjani lagi. Bahkan, sudut bibirnya sudah robek dan mengeluarkan darah.

"Kamu benar-benar bikin Papa marah, Anjani!"

Anjani tersenyum sinis. Dia menatap sang Ayah dengan nyalang.

"Dan, Papa juga membuatku merasa sangat jijik terhadap Papa," balas Anjani tak mau kalah.

"Kamu..."

"Cukup!!" teriak Anushka yang tergopoh-gopoh menuruni tangga.

Meski, Anjani sudah mewanti-wanti dirinya untuk jangan ikut campur, namun dia tak mungkin diam saja melihat sahabatnya dipukuli seperti itu.

"Anushka, kenapa turun?" tanya Anjani.

"Wajahmu merah sekali. Astaga, wajah cantikku!!" ujar Anushka yang tak menghiraukan pertanyaan Anjani. Dia menangis sambil mengelus-elus pipi Anjani.

"Om, kenapa jahat sekali? Kenapa Om memukul Anjani sampai seperti ini?" tanya Anushka murka.

Anton membuang pandangan ke arah lain. Dia tak berani membuat putri kesayangan keluarga Yama jadi tersinggung. Walau bagaimanapun, keluarga Yama adalah keluarga yang tak bisa disentuh oleh keluarganya.

Berani mengusik keluarga Yama, artinya sudah siap untuk runtuh.

"Pokoknya, Papa hanya ingin memperingatkan satu hal sama kamu. Jangan pernah menghambat proses perceraian kalian! Kamu dan Aryan harus secepatnya berpisah agar Luna bisa bahagia. Setelah itu, kamu ikut sama Mama-mu untuk tinggal di desa saja! Papa akan carikan suami baru untuk kamu. Disana, ada seorang petani miskin yang punya banyak anak laki-laki. Kamu bisa memilih salah satu anaknya untuk jadi suamimu."

"Om sudah gila, ya?" pekik Anushka tak percaya. "Om rela membiarkan Anjani hidup menderita dengan menikahi anak seorang petani miskin?"

"Om terpaksa," jawab Anton. "Kalau tidak seperti itu, Anjani pasti akan menganggu kehidupan bahagia Luna dan Aryan."

"Dasar orangtua tidak berperasaan!" teriak Anushka marah. "Om tega sekali mengorbankan kebahagiaan Ayunda demi anak haram Om. Ini nggak adil."

Anjani hanya diam saja. Sampai di sini, dia sudah menyadari bahwa hubungannya dengan sang Ayah sudah tak bisa tertolong lagi.

Tak hanya hubungan suami-istri antara dirinya dan Aryan yang harus berakhir. Sepertinya, hubungan Ayah dan anak antara dirinya dan Anton Permana juga perlu diputus.

"Baik. Aku akan turuti kemauan Papa. Aku berjanji, nggak akan pernah menganggu kehidupan bahagia Luna bersama Aryan. Tapi, aku punya syarat yang harus Papa penuhi!"

Akhirnya, Anjani angkat suara setelah berpikir sejenak.

"Syarat? Syarat apa lagi? Apa kamu nggak bisa mengalah dan mundur dengan tenang demi kebahagiaan semua orang? Haruskah kamu bertingkah merepotkan seperti ini, Anjani?"

Tangan Anjani terkepal dengan erat. Dimata sang Ayah, dia memang selalu merepotkan. Padahal, sejak kecil hingga sebesar sekarang, Anjani tak pernah meminta sesuatu yang berlebihan kepada sang Ayah.

"Aku hanya ingin Papa menyerahkan saham milikku!"

"Saham? Sejak kapan kamu punya saham, hah?" balas Anton dengan sengit.

Anjani tersenyum miring. "Jangan pikir, aku nggak tahu kalau Kakek menghadiahi aku saham perusahaan sebesar dua puluh persen sebagai kado saat aku menikah."

Anton seketika merasa gugup. Darimana Anjani tahu tentang saham itu? Apa Mariana yang memberitahunya? Tapi, kapan? Selama ini, Anton dengan sengaja memblokir semua kontak antara Anjani dan Mariana. Kalaupun ingin bertemu, Ibu dan anak itu harus diawasi oleh orang kepercayaan Anton.

Jadi, mustahil dia bisa kecolongan seperti ini.

"Kalau Papa menolak memberi dengan cara baik-baik, maka nggak ada pilihan lain. Aku akan menuntut Papa melalui jalur hukum. Aku rasa... keluarga Yama nggak akan keberatan jika aku meminjam salah satu pengacara terbaik mereka untuk menuntut Papa. Iya kan, Anushka?," ancam Anjani.

Sudah cukup dia mengalah selama ini. Diamnya tak berarti apa-apa. Saat masih sayang tak lagi dihargai, maka Anjani harus tahu diri dan memutuskan untuk beranjak pergi.

Tapi, dia tak mau pergi tanpa membawa apapun. Sekalipun kalah, dia tak akan pulang dengan tangan kosong. Hal yang sudah jelas miliknya, tak mungkin ia biarkan diambil oleh orang lain begitu saja.

1
Sasikarin Sasikarin
sumpah nyesel baca ini cerita ternyata bab nya jarang up? maaf skip 1 thn
Reni Anjarwani
kok bisa yaa, arayan pisah dg anjani mau menikah sama luna tau luna orangnya jahat
Ma Em
Bagus Anjani lbh baik cepatlah keluar dari rumah yg Anjani dan Aryan tinggal , semua ga Anjani dapat jodoh lelaki yg baik yg mencintai Anjani , semoga saja Anjani berjodoh dgn Enzo
Adinda
semoga luna bukan anak kandungmu biar mampus kau Anton
Maemanah
yesek thor/Sob//Sob//Sob//Sob/
partini
nanti kalau dah cerai jangan balikan lagi Thor boleh lah,biar beda ma cerita rumah tangga yg kandas
Kustri
emg g ada nama yg laun apa thor, geli baca nama'a anushka🤣
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Malik Maulana
Ibuk nya Anjani ni bikin geram
Erna Wati
sakitnya jadi anjani
kucing kawai
semangat apdet nya thor bikin penasaran aja cerita nya huhuhu /Sob//Sob/
Malik Maulana
jangan lama-lama donk Kak Anjani cerai sama Aryan
Malik Maulana
keren banget
Maemanah
lanjut....
😄👍👍👍
Erna Wati
bagus anjani👍👍
kucing kawai
masyaallah thor apdet lagi dong capek aku nungu author yg gk pasti kapan mengasih kepastian
Ma Em
Bagus Anjani aku suka sikap tegas mu dan tdk mundur lagi jgn mau menuruti kemauan Aryan biarkan dia bersama Luna , pasti Aryan akan menyesal setelah berpisah dgn Anjani .
Ma Em
Thor Anjani jgn mengundurkan diri dari perusahaan Enzo biar Anjani kerja dikantor Enzo .
Ma Em
Anjani jgn mundur lagi dgn keputusanmu untuk berpisah dgn Aryan lbh cepat lbh baik jgn mau dirayu Aryan untuk kembali bersama biarkan Aryan dgn perempuan tercintanya si Luna , ku doakan Anjani berjodoh dgn Enzo .
kucing kawai
apdet lagi dong thor minim itu 1 hari 1 gitu loh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!