NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:128.5k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertukar Pasangan

Keluarga Malika yang dulu begitu berharap Pradipta menjadi menantu mereka, kini justru menunjukkan wajah aslinya. Mereka murka ketika tahu Pradipta malah memilih Hana, si gadis desa yang selama ini dianggap aib dalam keluarga.

Tapi Pradipta tak memperdulikan hal itu.

Pradipta tak bisa menyembunyikan rasa senangnya ketika Hana menjawab lamarannya dengan anggukan kepala. Wajahnya berseri bersyukur Hana menerima pinangannya.

Sementara Malika semakin histeris, dia memeluk ibunya erat dan menangis sesenggukan tak terkendali.

Burhan dan Rosma memasang wajah murka, menatap Pradipta dan Hana dengan sangat benci.

“Tunggu apa lagi. Cepat menikahlah sekarang agar anak kampung itu cepat-cepat keluar dari rumah ini,” ujar Rosma bengis.

“Aku tidak akan terburu-buru. Aku akan menyiapkan pernikahan kami dengan matang. Kalau kalian mau menikah duluan, silahkan!”

Pradipta melihat Rendy dan Malika bergantian.

“Tentu saja. Aku akan segera menikahinya. Aku pastikan kalau pernikahan kami akan lebih mewah dibandingkan kalian.” Rendy akhirnya ikut bersuara juga.

“Bagus Nak Rendy. Jangan mau kalah sama mereka. Pokoknya buat pernikahan yang mewah dan meriah,” ucap Burhan menatap Rendy bangga.

“Tentu saja om. Aku janji akan membuat pesta besar hingga membuat semua orang takjub.”

Rosma tersenyum mendengar janji calon menantunya.

“Coba dengar Malika calon suamimu lebih baik dibandingkan pria yang kamu tangisi itu. Sudah berhenti menangis dan tersenyumlah.” Sri mencoba menghapus air mata putrinya.

Pradipta masih dengan wajah tenangnya hanya tersenyum mendengarkan ocehan mereka.

“Kalau begitu selagi kami masih belum menikah, aku titipkan calon istriku ini pada kalian. Aku tidak bisa membawanya sekarang karena dia masih menjadi milik ibunya sampai pernikahan tiba.” Pradipta menatap semua orang.

“Tapi ingat. Mulai saat ini perlakukan dia dengan baik. Tidak ada lagi penindasan dan penghinaan. Jangan lupa kalau calon suaminya adalah polisi. Aku bisa dengan mudah memenjarakan siapa saja yang mengganggu calon istriku,” ucap Pradipta penuh ancaman.

Sri pucat. Rosma terdiam. Burhan tak bisa berkata-kata. Aura tegas Pradipta, ditambah profesinya sebagai aparat hukum, cukup membuat mereka ciut.

Hana berdiri di belakang Pradipta, menatap punggung pria itu dengan mata berkaca. Ini pertama kalinya ada orang selain neneknya yang benar-benar berdiri di pihaknya tanpa syarat. Perlahan Pradipta menoleh ke belakang dan tersenyum tipis padanya.

“Hana. Aku pergi dulu. Jaga diri baik-baik. Aku akan sering mengunjungimu."

Hana mengangguk pelan. Menatap kepergian sang calon suami yang melangkah tegap, penuh wibawa dan kharisma.

***

Sepeninggal Pradipta dari rumah itu, suasana berubah. Tidak ada lagi teriakan, hinaan, atau cacian seperti biasanya. Mereka semua seakan kompak memilih sikap diam pada Hana. Bukan karena mereka mulai menerima keberadaannya, tapi karena takut pada ancaman Pradipta yang masih menggema di benak mereka.

Namun Hana tidak peduli.

Dia memilih mengurung diri di kamar kecilnya, kamar sempit yang pengap ini menjadi tempat ternyamannya di rumah ini. Di sanalah ia kini lebih banyak diam dan berpikir.

Pikirannya saat ini penuh oleh sosok Pradipta. Masih jelas diingatnya bagaimana pria itu secara terbuka menyatakan akan menikahinya, ini memang rencananya tapi kenapa rasanya adegan tadi sangat menusuk hati. Ada getar aneh di dadanya setiap ia mengingat Pradipta berdiri di hadapannya, dengan sorot mata tegas namun lembut, dan suara yang menenangkan, "Saya akan menikahi Hana."

Hana mengusap wajahnya. Sekali lagi semua berjalan sesuai dengan alur yang ia buat sendiri. Tapi satu hal yang ia lupa akan hati yang tak bisa diajak berkompromi.

***

Malam itu Pradipta tak bisa tidur.

Di atas ranjangnya yang rapi, dia berbaring dengan kedua tangan terlipat di belakang kepala, menatap langit-langit kamarnya. Pikiran Pradipta tak lepas dari kejadian di rumah keluarga Burhan siang tadi. Khususnya tentang Hana.

Gadis itu tak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Awalnya dia berpikir Hana hanyalah bagian kecil dari konflik rumah tangga Sri dan Burhan.

Tapi semakin dia memperhatikan, semakin dia melihat luka yang tersembunyi di balik sorot mata Hana.

Luka yang tak berteriak tapi dalam. Sangat dalam hingga akhirnya yang tersisa adalah ketegaran.

Pradipta menghela napas panjang.

"Apa aku terlalu gegabah dengan mengajaknya menikah?" gumamnya.

Tapi kemudian dia menggeleng. Bukan. Bukan gegabah. Dia tahu ada hal lain yang ia lihat dalam diri Hana. Bukan hanya wajah cantik yang bersih dari kosmetik mahal, atau tatapan tajam tapi tenang itu. Tapi keteguhan, kesabaran, dan martabat. Beda dengan wanita-wanita lainnya. Hana menurutnya adalah sosok istimewa.

***

Meski hawa di rumah itu dingin dan penuh tatapan tajam, Hana tetap mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dengan tekun. Setiap pagi dia bangun paling awal, membersihkan dapur, menyapu halaman, mencuci pakaian, bahkan tanpa diminta. Bukan karena dia ingin disukai, tapi karena dia ingin melakukannya saja.

Sekarang tatapan tak suka dari Malika adalah hal biasa bagi Hana. Dari yang awalnya hanya benci, sekarang menjadi sangat murka.

Malika memang belum bisa menerima kenyataan bahwa lelaki yang selama ini ia bayangkan dalam mimpi, lelaki yang seharusnya menjadi miliknya, kini telah memilih perempuan yang selama ini ia remehkan. Bukan karena uang, bukan karena status tapi karena sesuatu yang tak bisa Malika miliki yakni hati yang tulus.

Melihat sang cucu yang selalu bersedih hati, Rosma terus membesarkan hati Malika.

"Sudah sayang. Cinta tak bisa beli rumah. Tak bisa beli mobil. Tak bisa bayar listrik. Rendy itu kaya nak. Dia akan memberikan apapun yang kamu minta."

"Iya, sayang," sambung Burhan. "Pradipta itu hanya polisi. Gaji pas-pasan. Nanti kamu jadi istri polisi, harus sabar kalau dia tugas ke luar kota berbulan-bulan. Tak bisa liburan ke luar negeri setiap bulan. Hidupmu jadi susah dan akhirnya akan menyesal menikah dengannya."

Malika hanya diam. Hatinya masih ingin Pradipta, tapi logikanya mulai menyerah pada bujuk rayu keluarganya. Dalam sunyi, dia mulai menghibur diri, mungkin benar, cinta saja tak cukup.

Dengan Rendy dia akan punya segalanya. Maka mulai saat ini ia bertekad akan mulai membuka hati untuk calon suaminya itu dan melupakan Pradipta sebagai masa lalu.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Dengerin tuh anakmu 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
bersabarlah Pradipta 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
menatap balik
Fittar
jelasin aja bu Sri sama pak Hendra bagaimana penderita Hana karna hasutan Burhan biar di amuk tuh si Burhan. gak ada kapoknya. tuh anak istri dan ibumu aja mulai sadar kamu gak sadar sadar burhan.
Sugiharti Rusli
apalagi dia juga seorang calon ibu yang pasti tidak menginginkan mereka semakin terpuruk nanti bila tidak menghentikan dendam sang ayah yang tidak berkesudahan yah,,,
Sugiharti Rusli
ternyata yang pada akhirnya sadar akan kesalahan" mereka selama ini malah si Malika yah, dia menyadari kalo Sri sejatinya ibu yang sangat baik dalam merawatnya dulu sih,,,
Sugiharti Rusli
walo baik Pradipta maupun Hana pasti aka ada kekhawatiran tersendiri apabila Hendra yang bersikeras tidak merestui mereka cukup besar, karena dia belum tahu kehidupan Hana selama ini
Sugiharti Rusli
karena memang harus dibuat susana harus dingin terlebih dahulu dan Hendra tidak diberi tahu secara frontal yah
Sugiharti Rusli
baik Pradipta maupun Hana memilih tuk memberi ruang bagi sang ayah sekarang yah,,,
Nar Sih
sabarr ya hana dan pradipta ,cinta kalian msih di uji ,dan semua grgr burhan lgi semoga kalian bisa lewati ujian ini dan menuju kebahagiaan yg sbnr nya ,siip kak lanjutt👍🥰
Puji Hastuti
Halah hendra kamu dengerin dulu penjelasan mereka
Tuti Tyastuti
hadehhh hendra jangan langsung percaya omongan burhan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
justru
Fittar
apa salahnya sih mendengarkan dulu penjelasan yang lainnya. jangan hanya mendengar hasutan burhan yang gak benar. kesel juga nih dengan hendra
martiana. tya
Hendra.... Hendra... kenapa lebih percaya burhan.... bahkan penjel dari istri dan ibu mertuanya pun ngga mau denger
RahaYulia
drama paling konyol
Nar Sih
grgr ulah si burhan lgi satu keluarga dibikin slh paham lgi ,semoga hana bisa melurus kan semua nya
Sugiharti Rusli
apa nanti Hana bisa berbicara secara terbuka terhadap ayahnya tentang kondisi dia sebenarnya dulu yang tidak dirawat oleh Sri dan Burhan,,,
Sugiharti Rusli
bahkan dia tidak mau mendengarkan perkataan Sri dan ibu mertuanya sekalipun tentang siapa Burhan sejatinya, dia bahkan dendam dengan institusi tempat Pradipta mengabdi,,,
Sugiharti Rusli
si Hendra belum tahu sedang berhadapan dengan musuh yang dia anggap berjasa karena melindungi istri dan putrinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!