NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#12. baru mau merem

Tiba-tiba mas Adi menarik kakiku, " mau apa mas" aku kaget gelagapan ingin kembali menarik akibatnya aku meringis " sshh.." beneran sakit banget.

" Diam" mas Adi setengah membentak, Aku terdiam dia tidak perduli dengan sekeliling mulai memijat pelan pergelangan pas dekat mata kaki ku, " sssttthh sakit mas" kataku sambil meringis menahan sakit airmata ku keluar, kemudian mas Adi sedikit menggerakan kemudian tampa aba-aba menghentak kakiku " aakk..." pekikku rasanya ubun ubunku mau copot sangking sakit nya.

" Sakit mas" kataku meluncur tampa maksud bermanja.

" Mas mas macam udah kenal lama aja" tiba-tiba Vega berucap setengah marah dan itu cukup buat aku dan mas Adi bersaman menatap nya.

Aku diam. Mulutku serasa di lakban sungguh tidak tahu harus berkata apa, rasanya sekeliling ku seperti menggelap auranya.

" Ayo mas antar kamu pulang" ucap mas Adi membuat mata iren dan Vega melotot kayak mau keluar.

" Kak. Kakak kenal sama Tiara?" tanya Vega ya mungkin penasaran dengan panggilan akrab kami.

" Ayo tiara mas antar kamu pulang" kata mas sambil menatap ku, seolah tuli Dia tidak menggubris pertanyaan Vega dan aku rasa dia memang sengaja.

ya Allah.... rasanya beban hidup ku semakin berat kenapa aku harus di hadapkan dengan keadaan seperti ini dan suasana hati semakin panas.

Aku mulai nggak enak hati, " nggak usah mas Ara pulang sendiri" kataku menolak nggak mungkin kan aku terima yang ada Vega malah mikir jauh sekarang aja udah keliatan

" Silahkan pintunya di sana" ucap Vega mengusirku.

Aku benar udah nggak bisa toleransi lagi, Vega sudah keterlaluan banget. menahan rasa sakit aku bangkit dan segera berjalan

" Eh...kalau kamu pulang aku juga pulang lah " ucap Iren malah menimpali malah ingin pulang juga.

" Nggak usah ini semua karena kamu" kataku langsung menunjuk iren, Aku makin gerah perasaan apalagi tatapan Vega yang dari tadi terlihat sangat tidak suka dan menghakimi.

Sedikit pincang aku terus berjalan kearah pintu keluar namun tiba-tiba tubuh ku melayang, aku yang kaget hampir jatuh reflek merangkul leher mas Adi tatapan mata kami bertemu.

" Bandel" bentaknya di depan muka ku. di tengah dentuman musik Masih dapat Aku dengar suara Vega yang memanggil mas Adi.

Tidak ada drama meladeni Vega. Mas Adi benar benar membawaku pulang, aku yang memang merasa nggak enak dan serba salah hanya bisa diam karena memang posisi ku serba salah coba nggak ikutin kebohongan iren pasti saat ini aku dan ibu sedang nonton film di TV.

Aku mendadak melow rindu ibu dan ingin segera pulang, " mas" panggil ku begitu kami sampai di rumah Vega.

" Ya " jawabnya kedengaran aneh. Aku yang capek dengan himpitan masalah baru tidak terlalu menggubris perubahan sikap mas Adi.

" Tiara boleh minta tolong" tanyaku dengan nada sedikit memelas, Ya itu kulakukan karena aku mau memohon pertolongan mengenai perubahan nya aku bukan patung yang nggak punya perasaan cuma aku nggak ngerti perubahan itu di sebabkan karena apa.

" Apa?" jawabannya terdengar begitu ketus di telinga ku, entahlah apa yang bikin dia dalam sekejap berubah jadi kayak kulkas sepuluh pintu.

" Abis Tiara ganti baju, boleh Tiara minta tolong sekali lagi " Dia mengangguk, "mas anterin Tiara pulang ya " pintaku.

Mas Adi langsung menoleh menatap wajah ku dapat ku lihat rahangnya mengeras, pertanda dia sedang geram jelas aku deg degan setengah mati.

" Baik sana turun ganti bajumu" katanya bikin aku kembali tersadar ada yang nggak beres dengan perubahan sikap mas Adi.

Aku tetap turun dengan tanda tanya yang terus berputar di kepalaku. Dengan di bantu pembantu mereka aku kembali ke kamar yang tadi, teringat belum melaksanakan shalat isya, aku segera melaksanakan nya biarlah mas Adi menunggu kan nggak lama juga.

Dalam shalat aku kurang khusyuk karena memikirkan masalah yang baru saja aku hadapi, seharusnya mas Adi Kalau marah. Marahi aja adik nya dan iren mereka yang ajak aku, mereka juga yang pertemukan aku dengan mas Adi salahku itu sebenarnya di mana jelas aku yang dirugikan.

Selesai shalat aku kembali ke kamar tadi, jangan di bilang udah numpang nggak tau diri aku sedikit merapikan, " Non ini rok nya" bibi di rumah Vega datang bawa rok yang tadi basah karena aku bikin basahan.

" udah kering ya? " tanya ku karena kulihat rok ku sudah terlipat rapi seperti habis di setrika, dia mengangguk. " Bu makasih ya!?" Aku senang ternyata rok ku sudah kering jadi aku tidak perlu pakai rok basah.

pembantu rumah Vega pergi, Aku kembali ke luar setelah memastikan penampilan dan tidak ada barang orang yang terbawa oleh ku, karena aku sadar keadaan sedang tidak baik. Masih aku ingat bagaimana perubahan mimik muka Vega saat menatap ku.

Aku nggak tahu dimana letak kesalahan ku, seharusnya yang marah itu aku karena mereka sudah terang terangan menipu ku.

Aku kembali naik kedalam mobil dan ku lihat mas Adi sedang teleponan entah siapa yang dia telepon bukan urusan ku, aku cuma jadi pendengar duduk diam sampai dia selesai teleponan.

" Sudah!?" tanya nya tampa melihat ku, " udah mas" jawab ku dengan perasaan terbebani.

Mobil bergerak keluar dari halaman rumah mewah Vega, " dimana alamat rumah kamu!?" tanya mas Adi masih dingin.

" hhmmm huff..." segera ku jawab setelah helaan nafas panjang, saat ini aku berharap kedepannya semoga kami nggak bertemu lagi cukup sekali ini saja.

Lama di perjalanan masing-masing kami diam, rasanya waktu jadi begitu lambat bikin aku semakin nggak betah. Tapi apa yang bisa aku lakukan nggak mungkin kan aku minta turun di tengah jalan atau aku lompat saja hahaha aku tertawa dalam hati karena fikiran konyol ku sendiri.

Capek banget rasanya, ku lihat pusaran waktu di ponsel jadul ku. Masih ada waktu lebih dari setengah jam, ku putuskan untuk tidur saja karena kebetulan kepala sedikit pusing.

" Siapa laki-laki tadi" tanya mas Adi saat aku baru saja mau merem.

Aku menoleh melihat mas Adi yang kini tengah fokus dengan jalanan, Aku bingung laki mana yang dia maksud.

" Laki-laki mana mas?" tanyaku balik.

Mendengar itu mas Adi menoleh lalu menginjak pedal rem, mobil yang berhenti mendadak membuat kepala hampir nyaris terantuk dasboard.

Jantung ku rasanya mau keluar dari tempat nya, " apaan sih mas...." ucapku reflek teriak karena ketakutan.

Seketika mas Adi mencengkram kuat dagu ku, tatapan mata kami bertemu nafas juga sama-sama memburu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!