Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Sebulan kemudian
Malam terasa dingin, angin laut menyapu pinggir pantai kosong tempat mereka bersembunyi. Tahun pertama masih terasa hampa karena kehilangan Arabella. Mereka tidak menemukan jasad wanita itu. Namun, berita penemuan mayat wanita dengan ciri-ciri yang sangat mirip dengannya membuat harapan mereka bertiga pupus.
Mereka sudah mengumpulkan kurang lebih seribu anggota. Namun, mereka masih butuh banyak waktu untuk mempersiapkan semuanya.
"Anggota kita hanya mampu menghancurkan markas markas kecil yang dibangun Nyx. Kita mulai operasional dari hal terkecil seperti rencana awal."kata Marcello menatap peta penuh coretan di atas meja.
Peta yang berisi data rute pasukan Nyx, yang dimulai dari gudang-gudang kecil, nama agen hingga titik lokasi markas Nyx di setiap kota dan negara lainnya.
Oliver masuk ke dalam ruangan rahasia mereka sembari membawa seorang pria. Marcello dan Jacob terkejut melihat wajah pria yang dibawah Oliver.
"Bukankah dia sudah mati?" tanya Jacob dengan wajah penasaran.
"Lepaskan topeng mu." kata Oliver tersenyum menyeringai.
Pria itu melepas topeng silikon yang terpasang di kepalanya.
Setelah Ia melepas topengnya, Ia tersenyum lebar menatap Marcello dan Jacob.
"Bagaimana bisa kau memikirkan hal ini?" tanya Jacob terkesan menatap topeng silikon yang digunakan Thomas.
Ya. Pria itu adalah Thomas. Setelah Marcello menembak mati mata-mata yang masuk ke markas sebulan lalu. Oliver menggunakan wajah pria itu sebagai wajah mata-mata yang akan masuk ke markas Nyx.
Ia memilih Thomas sebagai kandidat yang paling memenuhi syarat. Karena pria itu paling tepat dan dipercaya sebagai mata-mata.
"Wajah mereka sangat persis, tidak ada sedikitpun cela orang-orang mencurigai identitasnya. Hanya saja masuk ke dalam markas Nyx membutuhkan biometrik mata.
Lagi-lagi Oliver tersenyum menyeringai dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Ia meletakan kotak kecil itu di atas meja tanpa membukanya.
Marcello dan Jacob menatap kotak itu dengan wajah bingung.
"Buka." kata Oliver membuat Thomas bergerak maju ke depan.
Ia melotot melihat isi kotak itu. Di dalam terdapat dua biji bola mata yang masih dipenuhi darah amis.
"Gunakan bola mata itu masuk ke dalam markas Nyx."kata Oliver dengan wajah tenang.
"Aku semakin penasaran dengan identitas mu." kata Jacob menatap Oliver penuh curiga.
"Mungkin hanya Arabella yang sudah mengetahui identitas mu sejak awal." tambahnya.
Perkataan Jacob sama sekali tidak mengusik pria itu. Ia tetap bersikap tenang tanpa ada gelagat yang mencurigakan.
"Aku tidak peduli dengan identitas mu sejak awal. Yang penting tujuan kita sama, yaitu menghancurkan Nyx." kata Marcello dengan wajah datar.
"Itulah sebabnya mengapa aku sangat senang menjadi rekan mu." jawab Oliver menutup kotak di atas meja dan memberikannya kepada Thomas.
"Lakukan dengan hati-hati. Cari tahu informasi mengenai Nyx lebih dalam lagi. Yang paling penting, prioritaskan keselamatan mu." tambahnya sebelum pergi dari sana.
"Apa kau tidak penasaran dengan identitas Oliver?" tanya Jacob menatap wajah pria yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya.
"Tidak. Karena sejak awal aku tahu. Kita memiliki tujuan yang sama. Dia tidak akan mengkhianati kita." jawab Marcello.
\#
\#
\#
Keesokan harinya
Thomas masuk ke markas Nyx dengan identitas lain. Di dalam markas Nyx, Ia melihat rutinitas anggota Nyx.
Di dalam terlihat laci arsip kecil, papan mading berisi informasi kode setiap rute pengiriman barang. Thomas tidak menyia-nyiakan moment itu. Ia mengirim pesan kepada Kate dengan wajah tenang agar anggota Nyx tidak curiga.
Thomas membutuhkan waktu yang cukup lama beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ia mencari cela mendapatkan informasi dan ruangan rahasia yang mungkin tersembunyi.
Beberapa hari kemudian, Thomas berhasil mendapatkan potongan nama-nama kapal, waktu bongkar, dan wajah tangan kanan penting Nyx. Seorang pria yang memiliki tato ular di belakang punggungnya.
"Aku berhasil mendapatkan informasi yang kita butuhkan." kata Thomas mengirim pesan kepada Kate.
Thomas tentu saja mengenali wajah pria itu, karena Ia merupakan target mereka.
"Kalian bisa bergerak dalam waktu dekat. Aku akan mengirim sinyal dari sini."
"Oke. Infomasi diterima."
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍