Di Klan Xiao, nama Xiao Chen adalah sinonim dari kegagalan. Pernah menjadi jenius, kultivasinya tertahan di Lapisan ke-3 Ranah Kondensasi Qi selama empat tahun. Dia menjadi aib, dihina oleh sepupunya, Xiao Long (seorang jenius di Lapisan ke-14), dan pertunangannya dengan Su Qingyue (seorang ahli muda di Ranah Pembangunan Fondasi) dibatalkan secara publik.
Di ambang keputusasaan, dia membangkitkan roh Kaisar Alkemis kuno, Yao Huang, dan mempelajari kebenaran tentang fisiknya yang legendaris. Dibimbing oleh Yao Huang, Xiao Chen bangkit dari keterpurukan. Perjalanannya membawanya ke dalam konflik dengan faksi-faksi kuat, membentuk aliansi tak terduga dengan Lin Zihan dari Paviliun Harta Karun, dan akhirnya menaklukkan panggung yang lebih besar.
Setelah melalui berbagai pertarungan hidup dan mati, dari arena turnamen hingga belantara liar Pegunungan Binatang Jatuh, Xiao Chen terus menempa dirinya. Dia tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga kecerdasan dan keterampilan alkimia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Hutan Binatang Kabut
Xiao Chen tidak kembali ke halaman terpencilnya. Setelah meninggalkan Lembah Roh Angin, dia berjalan menyusuri jalan setapak yang jarang dilalui, menuju ke belakang gunung yang menjulang di belakang Klan Xiao. Jalan itu berakhir di depan sebuah gerbang batu tua yang ditutupi lumut, dengan sebuah papan peringatan yang sudah lapuk: "Hutan Binatang Kabut. Murid di bawah tingkat ketujuh dilarang masuk."
Udara di sekitar gerbang terasa lebih dingin dan liar.
"Kau yakin tentang ini?" suara Yao Huang terdengar di benaknya. "Hutan itu bukan taman bermain. Murid biasa setidaknya harus tingkat ketujuh untuk masuk ke pinggirannya dengan aman. Kau baru berada di tingkat keempat."
"Aku bukan murid biasa," jawab Xiao Chen dalam hati, matanya menatap tajam ke dalam hutan yang berkabut. "Aku butuh tekanan. Aku butuh pertarungan hidup dan mati."
Terdengar helaan napas kuno dari Yao Huang. "Bagus. Jalan seorang ahli sejati memang dipenuhi dengan mayat binatang iblis... dan mayat para bodoh yang meremehkannya. Jaga kewaspadaanmu setiap saat. Di sini, kesalahan sekecil apa pun berarti kematian."
Xiao Chen mengangguk. Dia telah membuat persiapan sederhana. Di punggungnya ada sebuah tas kecil berisi kendi air dan beberapa potong daging kering. Di pinggangnya terselip sebilah pisau berburu tajam yang ia ambil dari gudang senjata publik klan. Dia belum menguasai teknik pedang apa pun, jadi untuk saat ini, tinju dan tubuhnya yang telah ditempa adalah senjatanya yang paling bisa diandalkan.
Dia melangkahi gerbang batu itu, dan dunia seakan berubah.
Seketika, suara-suara ramai dari kompleks klan lenyap, digantikan oleh keheningan hutan yang menekan. Pohon-pohon raksasa kuno menjulang tinggi seperti pilar-pilar kuil, kanopi daun mereka begitu tebal hingga sinar matahari sulit menembusnya, menciptakan suasana remang-remang yang abadi. Kabut tipis yang dingin merayap di tanah, membatasi jarak pandang hingga kurang dari dua puluh meter. Udara terasa lembab, dipenuhi aroma tanah basah, daun-daun yang membusuk, dan jejak samar dari bau anyir darah.
Ini adalah wilayah yang tidak mengenal aturan klan. Di sini, hukum rimba berlaku: bunuh atau dibunuh.
Xiao Chen bergerak dengan sangat hati-hati, langkahnya nyaris tak bersuara berkat tubuhnya yang telah diperkuat. Indranya, yang dipertajam oleh kultivasinya, waspada terhadap setiap suara. Gemerisik daun, patahan ranting, bahkan desisan angin, semuanya bisa berarti bahaya.
Dia telah berjalan selama hampir satu jam ke dalam hutan ketika tiba-tiba dia berhenti. Telinganya menangkap suara gesekan keras di semak-semak di depannya. Itu bukan suara angin. Itu adalah suara tubuh berat yang bergerak.
Dia segera bersembunyi di balik sebatang pohon besar, napasnya melambat hingga nyaris tak terdengar.
GRUUUUNTTT!
Dari semak-semak itu, sesosok makhluk besar keluar. Tingginya sepinggang orang dewasa, tubuhnya ditutupi bulu hitam kaku seperti jarum. Matanya yang merah menyala dengan kebuasan, dan dari moncongnya yang berlumpur mencuat sebuah tanduk tunggal berwarna abu-abu gelap yang memancarkan kilau logam.
Babi Hutan Bercula Besi.
Seekor binatang iblis tingkat rendah, yang dikenal karena kulitnya yang keras dan serangan menerjangnya yang dahsyat. Aura yang dipancarkannya setara dengan seorang kultivator di puncak tingkat keempat Alam Pengumpulan Qi, bahkan mungkin sedikit lebih kuat. Lawan pertama yang sempurna.
Babi hutan itu tampaknya tidak menyadari kehadiran Xiao Chen. Ia sibuk menggali akar tanaman dengan tanduknya. Ini adalah kesempatan bagus.
Xiao Chen memutuskan untuk menyerang lebih dulu. Dia menyalurkan Qi Kekacauan ke kakinya dan melesat maju dari balik pohon seperti anak panah!
Merasakan gerakan tiba-tiba, babi hutan itu bereaksi dengan kecepatan yang mengejutkan. Ia mengangkat kepalanya dan mengeluarkan raungan marah. Tanpa rasa takut, ia langsung menundukkan kepalanya dan menerjang ke arah Xiao Chen, tanduk besinya yang tajam siap untuk menembus perut lawannya.
Xiao Chen tidak berniat beradu kekuatan secara langsung. Pengalaman bertarungnya mungkin nol, tetapi instingnya yang diasah oleh bimbingan Yao Huang sangat tajam. Tepat sebelum tanduk itu mengenainya, dia melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan selisih beberapa inci.
Serangan babi hutan itu meleset dan menabrak pohon tempat Xiao Chen bersembunyi sebelumnya.
BRAKK!
Pohon yang tebalnya sepelukan orang dewasa itu bergetar hebat, serpihan kayu beterbangan. Kekuatan yang menakutkan! Jika pukulan itu mengenainya, bahkan dengan tubuhnya yang telah ditempa, dia pasti akan terluka parah.
Babi hutan itu meraung frustrasi dan kembali berbalik untuk menerjang. Kali ini, Xiao Chen sudah siap. Dia tidak lagi pasif. Saat babi hutan itu mendekat, dia menyalurkan Qi Kekacauan ke tinjunya.
"Sekarang!"
Alih-alih menyerang kepala atau punggung babi hutan yang keras, dia membungkuk rendah dan menghantamkan tinjunya ke salah satu kaki depan binatang itu.
KRAKK!
Terdengar suara tulang patah yang jelas. Serangan babi hutan itu langsung goyah. Ia memekik kesakitan dan jatuh terguling, momentumnya hilang.
Xiao Chen tidak memberinya waktu untuk pulih. Dia melompat ke atas tubuh binatang buas yang sedang jatuh itu, menghindari tanduknya yang mengayun membabi buta, dan mendaratkan pukulan kedua dengan sekuat tenaga ke sisi kepala babi hutan, tepat di belakang matanya yang merah.
BOOM!
Pukulan ini, yang dipenuhi dengan kekuatan getaran dari Qi Kekacauan, menembus lapisan kulit dan otot yang tebal, langsung menghancurkan otak di dalamnya.
Tubuh besar babi hutan itu kejang sesaat sebelum akhirnya terdiam selamanya.
Keheningan kembali menyelimuti hutan, hanya menyisakan suara napas Xiao Chen yang terengah-engah. Adrenalin memompa deras di pembuluh darahnya. Pertarungan itu berlangsung kurang dari satu menit, tetapi rasanya sangat intens dan berbahaya.
Dia menatap tangannya yang sedikit memar, lalu pada binatang buas yang mati di kakinya. Ini berbeda dari memukul boneka kayu. Ini adalah pertarungan hidup dan mati yang sesungguhnya.
Setelah napasnya kembali normal, dia menggunakan pisaunya dan dengan sedikit kesulitan, berhasil menggali sebuah inti kristal seukuran ibu jari dari dahi babi hutan itu. Inti Binatang Iblis Tingkat Satu. Isinya adalah esensi energi murni dari binatang itu.
Dia membersihkan inti itu dan menyimpannya dengan hati-hati. Ini adalah panen pertamanya. Sambil merasakan kelelahan dan kegembiraan dari kemenangannya, tatapannya kini menembus lebih dalam ke hutan yang berkabut.
Satu telah tumbang.