Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.
Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.
Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi Ibu Dari Anakku..
Acara pesta berjalan dengan lancar. Malam ini, Devano membuktikan dan membuka jati dirinya di hadapan semua orang.
Dapat Devano lihat wajah-wajah pucat itu. Sungguh Devano kurang puas sebenarnya. Sebenarnya Devano masih ingin membeberkan sesuatu, Namun Devano berpikir ulang.
Setelah acara selesai, Devano dan Alena tidak langsung pulang melainkan masih berada di hotel. Alasannya sudah sangat jelas sekali bahwa kali ini Devano ingin menghabiskan waktu bersama Alena.
"Cintaku hanya kamu.. Aah.. Cinta merah.. Merah, Merah jambu..." Alena bersenandung usai keluar dari kamar mandi. Tubuhnya yang molek itu masih terbungkus oleh handuk kimono. Diatas sofa, Devano duduk dengan tersenyum seorang diri. Mendengar Alena bernyanyi membiarkan Devano jadi geli sendiri sebenarnya. Karena mau bagaimana pun suara Alena tidak seenak itu, Tapi karena istrinya yang bernyanyi tentu saja Devano suka meski katanya akan merusak gendang telinga.
"Ih... Ngapain malah senyum-senyum.." Devano medongak. Ia meletakkan tabletnya menatap sang istri yang saat ini sedang berkacak pinggang. Mata Alena melotot, Ia tahu Devano kadang kerap kali mengejeknya kalau dia sedang bernyanyi. Alasannya tentu saja karena suaranya yang fals.
"Gak kok sayang, Istriku cintaku yang paling cantik dan yang paling baik.." Devano meraih pergelangan tangan Alena menariknya pelan hingga tubuh wanita itu duduk di atas pangkuannya.
"Dih, Gak usah gombal ye bapak.." Devano tertawa. Alena selalu saja bersikap seperti ini saat dirinya mengatakan kata-kata yang menurutnya lebay atau semacam rayuan lainnya..
"Emangnya kenapa sih kalau aku gombal. Aku gombal juga untuk istri aku sendiri." Devano semakin merapatkan tubuhnya menghirup aroma sabun yang menguar dan mampu membuat Devano seolah di mabuk kepayang.
"Ini udah malam, Mending sekarang Abang mandi deh.. Ale ngantuk banget malam ini.." Devano tersenyum, Pria itu mengusap kepala sang istri yang masih basah. Sebenarnya Devano menginginkan istrinya malam ini, Tapi karena Alena mengeluh mengantuk, Akhirnya Devano mengalah saja. Devano tidak ingin Alena kelelahan.
"Ya sudah, Abang mandi dulu ya.. Kamu tunggu disini?" Alena mengangguk patuh. Devano pergi ke kamar mandi sementara Alena berganti pakaian piyama yang tadi sudah di siapkan oleh pegawai hotel ini.
Usai berganti pakaian, Alena langsung naik ke atas tempat tidur. Wanita itu meraih ponselnya berselancar di dunia maya melihat beranda apa saja yang lewat.
Hingga Alena menegakkan tubuhnya begitu melihat sebuah video dimana video tersebut menampilkan Wina yang di amuk oleh Mama Loli tadi.
"Ya ampun.. Ternyata ada yang rekam terus sekarang di posting. Mana banyak banget lagi yang bagikan.." Alena meng-klik kolom komentar dimana semua rata-rata menghujat Wina dan Dilla. Entah seperti apa kondisi Bagas saat ini.. Pasti pria itu malu luar biasa..
"Oooaaaaam.." Sedang asyik-asyiknya dia melihat video amatir Wina tadi, Kini rasa ngantuk mulai menyerang. Tak terasa ponsel yang Alena pegang terjatuh untuk orangnya sendiri telah tertidur saking mengantuknya..
Devano tersenyum, Dia baru saja keluar dari kamar mandi kemudian melihat Alena yang telah terlelap. Usai berganti pakaian, Devano perlahan naik ke atas tempat tidurnya. Tangannya meraih benda pipih milik istrinya yang ternyata masih menyala.
Devano masukan ponsel itu, Meletakkan nya di atas nakas kemudian merebahkan tubuhnya di samping sang istri tercinta.
Putra tunggal Rafael dan Lolita itu menarik selimut hingga dada. Mengusap rambut Alena sebentar lalu mengecup kening Alena dengan lembut.
"Mulai sekarang, Abang gak akan biarkan kamu hidup menderita lagi. Abang akan balas semua orang yang udah berani menghina kamu.. Abang janji itu.. " Devano berucap dengan Nada yang bersungguh-sungguh. Besok pagi, Dia akan mengajak Alena pulang ke rumahnya. Bukan rumah orangtuanya melainkan rumah Devano sendiri. Rumah yang sudah Devano siapkan untuk tempat tinggalnya bersama sang istri.
Devano juga akan mengajak kedua mertuanya untuk pindah rumah. Dan mulai sekarang, Mereka akan tinggal di kawasan yang jauh dari warga yang menurut Devano tak beres.
"Abang sayang kamu.. Jadilah ibu dari anak-anak Abang.." Memiliki seorang anak memang impian Devano dalam dekat ini. Devano tak ingin Alena menunda karena secara usia dia sudah hampir tiga puluh tahun.
Sekali lagi Devano mengecup kening itu cukup lama sebelum akhirnya ikut memejamkan matanya dan terlelap menyusul sang istri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dag!
Bagas keluar dari dalam mobilnya dengan emosi yang meledak. Masih dia ingat kelakuan istri dan ibu mertuanya yang membuat ia malu tadi.
"Mas.. Mas Bagas tunggu Mas! Mas.. !!" Dilla mengejar Bahas yang sudah masuk ke dalam rumah. Sebenarnya Bagas ingin pulang ke rumahnya saja dan enggan menginap di sini. Tapi karena sejak awal mereka sudah satu mobil dengan Bagas jadi terpaksa lah Bagas harus pulang bersama.
Wawan dan Wina ikut mengejar sang menantu yang sejak tadi dia seribu bahasa.
"Mas.. Tunggu Mas.. Jangan kayak gini dong. Masa kamu diemin aku cuma gara-gara Alena dan suaminya.. Tolong jangan kekanak kanakan lah.." Langkah Bagas terhenti. Pria itu memutar tubuhnya menatap tajam Dilla.
"Aku bukan kekanak kanakan ya.. Kamu mikir dong sekarang? Gimana besok aku menghadapi Direktur setelah malam ini kamu dan ibu kamu bikin aku malu! Aku gak punya muka tahu gak!?" Wina dan Wawan berdiri di ambang pintu. Melihat sang putri yang di salahkan oleh suaminya jelas tidak terima.
"Nak Bagas udah dong.. Jangan di perpanjang. Semua ini bisa di selesaikan secara baik-baik. Lagi pula semua ini bukan sepenuhnya Dilla kan.. Kalau kamu mau nyalahin, Salahin saja Alena dan suaminya..
Brak!
Bagas medendang kursi yang ada di dekatnya membuat semua yang ada di sana kaget. Mereka tidak menyangka kalau Bagas akan seemosi ini.
"Kenapa ibu jadi nyalahin Alena dan suaminya!? Ibu sadar gak sih? Aku ini seorang manager. Aku gak mau citra ku rusak karena ulah kalian berdua tadi. Lagian kalian ini apa gak enak kalau sekali aja gak ngehina mereka.. Kalian gak lihat tadi siapa Devano itu sebenarnya. Dia itu putra tunggal Tuan Fael dan Nyonya Lolita. Dia cucu Tuan besar Aditya Sanjaya. Mereka itu orang kaya yang terpandang bahkan harta kalian ini tidak ada seujungnya! Apa kalian pikir setelah ini aku bisa tenang.. Makanya kalau mau bertindak itu pikir dulu pakek otak, MIKIR!.." Bagas benar-benar melampiaskan kemarahannya. Bukan dia yang berulah tapi dia yang malu.
Bahkan tadi Bagas sempat mendengar bisik-bisik orang-orang yang tengah membicarakannya. Semuanya tak luput dari ulah Dilla dan Wina.
"Mas..Kamu mau kemana? Mas Bagas!!" Dilla mengejar suaminya yang keluar rumah setelah marah-marah tadi.
"Mas..
"Apasih?
"Kamu mau kemana Mas.. Ini udah malam..
"Aku mau pulang ke rumah.. Bisa gila aku disini. Kalian bukannya merenungi kesalahan malah justru menyalahkan ku.. Aku malu Dilla, Malu!. Orang-orang membicarakan kita dan semua itu tak jauh dari ulah kamu dan ibumu. Mending aku pulang aja.." Bagas berjalan menuju mobilnya..
"Mas.. Aku ikut!!" Tanpa persetujuan Bagas, Dilla langsung masuk begitu saja ke dalam mobil. Dilla harus membuat hubungannya dengan Bagas kembali membaik karena Dilla sangat mencintai pria itu.
•
•
•
Tbc
tambah panas zion ya🤣🤣