Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 11 - Wanita yang Menggoda
Rizal menatap istrinya dengan penuh nafsu. Sudah lama sekali
ia mendambakan wanita ini. Sudah lama dia menahan diri. Apakah malam ini
pertahanannya akan jebol? Apakah nafsunya akan mengalahkan tekadnya yang kuat
untuk melindungi wanita ini.
Rizal mengubah posisi tubuhnya hingga menghadap Tia. Dia
memberanikan diri untuk meyentuh wajah Tia. Dengan lembut dia menyibak rambut
yang menutupi wajah istrinya itu. Kemudian Rizal mengingat perjanjian mereka.
Tidak boleh ada kontak fisik tanpa persetujuan pihak pertama atau pihak pertama
akan keluar dari rumahnya.
Rizal menghela nafas berat. Dia menarik tangannya dari wajah
Tia dan berusaha menenangkan diri. Begitu pikirannya mulai tenang…
Plaaakk…
Sebuah kaki mulus mendarat di perutnya. Hampir menyentuh
bagian sensitifnya. Darahnya kembali berdesir.
“Ya Tuhan, godaan apalagi ini. Dosakah bila saya memaksanya
Tuhan? Kami sudah sah. Seharusnya Kami sudah melakukannya dari beberapa hari
yang lalu.” Rizal menyeracau tidak jelas. Ingin rasanya di mengelus kaki mulus
yang sedang menindihnya. Kembali Rizal menenangkan pikirannya.
Hal tersebut terjadi selama beberapa kali dalam semalaman.
Akhirnya karena kecapekan, Rizal pun ketiduran.
***
Tia terbangun dalam kondisi badan yang segar. Kebetulan juga
hari libur, jadi dia ingin bersantai-santai. Badannya sangat hangat, seperti
ada seseorang yang memeluknya. Dia juga sepertinya sedang bergelung di dada
seseorang. Tia membuka matanya sedikit-demi sedikit dan mendapati dirinya
sendiri sedang berada dalam pelukan suaminya. Bahkan tangannya dalam kondisi
memeluk Rizal!! Kakinya dan kaki Rizal saling bertautan, seolah-olah tak kan
terpisahkan.
“Arrrrrgghhhh….” Kaget Tia mendorong tubuh Rizal menjauh
darinya. Rizal pun terlempar. Untung saja kasur lantai, sehingg Rizal tidak
jatuh terjungkal terlalu parah. Rizal terbangun dalam kondisi kebingungan. Dia
baru saja terlelap ketika merasakan tubuhnya didorong seseorang. Rizal menatap
Tia yang membelakanginya. Sepertinya Tia mengingat kejadian semalam. Dengan
malu dia menutup wajahnya. Rizal mengerti hal itu. Dia keluar kamar diam-diam.
Membiarkan Tia sendiri dengan wajah merahnya.
Rizal membaringkan tubuhnya di karpet ruang tamu.
Pelan-pelan Tia menutup kembali pintu kamar. Karena sangat mengantuk Rizal
melanjutkan tidurnya. Hari menjelang siang ketika dia terbangun oleh bau
masakan yang sangat lezat.
Rizal mencari sumber bau lezat itu, dan mendapati istrnya
sedang memasak didapur. Woooow… Kejadian yang sangat langka. Dalam seminggu
pernikahan mereka, Rizal belum pernah melihat Tia masak.
“Masak apa?”Tanya Rizal yang tiba-tiba saja berada
dibelakang Tia. Karena kaget Tia hampir saja menjatuhkan spatula yang
dipegangnya.
“Ihhh apaan sih. Kalo mau datang kasih suara kek, jangan datang
diam-diam gitu. Kaget tau”
“Hehe… Iya…iya… mas minta maaf deh.. mas yang salah…” Rizal mulai
cengar-cengir lagi.
“Masak apa?”
“Masak yang bisa dimakan. Laper tau nungguin mas gak
bangun-bangun.” Tia bersungut-sungut manja. Rizal jadi gemas ingin menciumnya.
Tapi tentu saja, keinginan hanya akan tetap menjadi kenginan tidak akan pernah
menjadi kenyataan.
“Iya, tadi malam mas kurang tidur. Ada orang nangis-nangis,
teriak-teriak ketakutan gara-gara tikus..haaahhh…” Rizal sok menghela nafas
berat, bermaksut meggoda Tia.
“Iya..ya… orang yang merepotkan ini merasa bersalah. Makanya
hari ini orang itu berusaha mnebus kesalahannya dengan membuatkan makanan.”
Rizal kembali terkekeh
“Becanda dek… tapi mas rela kok kedatangan tikus tiap hari.
Bisa bobo bareng, paginya masih dapat makanan lezat lagi, hahahaha…” ingin
sekali rasanya Tia memukul laki-laki itu dengan spatula yang dipegangnya.
Tia memandang Rizal. Sepertinya pria ini asik juga bila dijadikan teman. Kalau mereka tidak bisa menjadi
suami istri yang sesungguhnya, mereka masih bisa menjadi teman kan?
***