⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22 - Menuju Puncak Purnama
Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Yofan dan Vera sekarang dalam perjalanan menuju villa. Keduanya berangkat saat siang hari. Sementara Jamal dan Marvel sudah tiba di villa lebih dulu untuk menyiapkan semuanya.
Kali ini Yofan menyewa mobil untuk perjalanannya. Dia terpaksa menyewa karena persedian uang mulai menipis.
Vera menceritakan pada Yofan mengenai reaksi Gogon tentang kedekatan dirinya dengan Yofan.
"Baguslah kalau bapakmu tidak masalah dengan kedekatan kita." Yofan hanya menanggapi begitu. Sedangkan dalam hatinya, dia akan selalu membenci Gogon. Mengingat bagaimana lelaki itu menendanginya dulu, membuat Yofan tak akan pernah memaafkannya.
"Katanya bapak nggak sabar pengen ketemu Mas. Nanti sekali-kali mampir ke rumah ya," ujar Vera.
"Tentu saja. Aku memang berniat begitu," tanggap Yofan.
Setibanya di villa, Vera langsung berdecak kagum. Gadis itu sangat menyukai udara sejuk dan pemandangan di sekitar villa.
"Kita akan menginap di sini satu malam. Nanti besok baru aku akan mengurus kerjaanku," imbuh Yofan yang tentu saja hanya kebohongan.
"Wah... Tempatnya keren. Villa ini punya Mas?" tanya Vera.
"Ya begitulah..." lagi-lagi Yofan berbohong. Tujuannya hanya ingin membuat Vera terkesan. Namun nyatanya pengakuan palsunya itu memang sukses membuat Vera terkesan.
Jamal dan Marvel menyambut kedatangan Yofan dan Vera dengan ramah. Keduanya menyamar jadi penjaga villa tersebut.
"Kenalkan ini Rudi dan Sam Mereka yang jaga villa ini pas aku nggak ada," kata Yofan.
Jamal dan Marvel menyapa Vera secara bersamaan. Keduanya sengaja berpakaian layaknya penjaga villa pada umumnya.
"Kok penjaga villanya dua, Mas? Biasanya kan satu," tanya Vera.
"Ya nggak apa-apa. Biar villa ini terjaga dengan baik," jawab Yofan asal. "Ya sudah, sebaiknya kita istirahat dulu dan mandi. Nanti Mas Rudi akan buatkan kita makan malam," lanjutnya.
Jamal langsung mengangguk. Karena dia memang sudah disuruh membeli makanan untuk nanti malam.
Usai memastikan Vera masuk ke kamar, Yofan segera mengajak Jamal dan Marvel bicara.
"Gimana? Semuanya sudah siap kan?" tanya Yofan.
"Iya. Aku sudah menyiapkan, darah ayam, dupa, dan bunga tujuh rupa di kamarmu, Fan. Nanti pas waktunya tiba, kau jalankan ritualnya," tutur Jamal.
"Baiklah. Kalian tetap awasi kami. Semoga saja semuanya berjalan lancar," kata Yofan.
...***...
Malam telah tiba. Yofan dan Vera baru selesai makan. Setelah makan mereka mengobrol sebentar, kemudian tidur di kamar masing-masing.
Vera kini menatap dirinya di pantulan cermin. Ia kesal karena Yofan tidak kunjung menyatakan cinta kepadanya.
"Dia sebenarnya suka nggak sih sama aku?" keluhnya sembari duduk menghempas ke ranjang. Vera lalu telentang dan mencoba tidur.
Di sisi lain, Yofan juga sedang ada di kamar. Ia ada di depan semua perlengkapan ritual yang telah disiapkan.
Mula-mula Yofan menyalakan dupa terlebih dahulu. Kemudian mengambil gelas berisi darah ayam cemani.
Yofan meringis jijik karena Mbah Karso memberitahu kalau darah itu harus diminum saat ritual akan dilakukan.
"Nggak ada pilihan lain. Kau pernah meminumnya. Kau bisa Yofan." Yofan menyemangati dirinya sendiri. Dia lantas meminum darah ayam cemani itu dengan cepat.
Nyaris saja Yofan memuntahkan darah tersebut, namun dirinya berusaha keras untuk menahan. Hingga semua cairan merah berbau amis itu tertelan melewati tenggorokan.
"Sekarang apa?" gumam Yofan. Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi, karena semuanya sudah dirinya lakukan. "Mungkin aku harus menunggu," lanjutnya sembari melirik ke jam dinding. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔