NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Anak Kembar
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Tidak Terduga

Keesokan harinya, seperti yang sudah direncanakan, Arabella bersiap untuk kembali ke perusahaan milik mendiang ibunya.

Bagaimanapun juga, ia masih menjadi salah satu pemegang saham utama di sana dan kini saatnya ia mengambil kembali kendali yang dulu pernah direbut darinya.

Di depan cermin besar kamar nenek Reva, Arabella menatap pantulan dirinya.

Rambut hitam panjangnya ia biarkan terurai lembut, bergelombang alami hingga ke bahu. Setelan blazer warna krem gading membalut tubuh rampingnya dengan sempurna, sementara sepatu hak tinggi berwarna nude menambah kesan anggun sekaligus tegas.

Di tangannya, ia menenteng tas Hermes berwarna champagne hadiah dari Bibi Sophia saat kepulangannya kemarin.

Hari ini… bukan aku yang dulu lagi, batinnya sambil tersenyum kecil.

Ia akan menggunakan penampilan terbaiknya bukan untuk pamer, tetapi untuk membungkam semua orang yang dulu meremehkannya terutama mereka yang menuduhnya tidak pantas berada di posisi pewaris.

Dengan langkah mantap, Arabella berjalan keluar dari rumah besar itu.

Leo sempat menahannya sebentar di depan pintu.

“Yakin mau berangkat sendiri?” tanyanya dengan nada khawatir.

Arabella tersenyum. “Lima tahun aku bertahan sendirian di negeri orang, Leo. Aku rasa hari ini aku bisa menyetir sendiri.”

Leo hanya bisa tersenyum bangga melihat sosok sepupunya itu dewasa, tenang, dan penuh wibawa.

Mobil Mercedes-Benz berwarna oranye metalik miliknya berkilau di bawah sinar matahari pagi.

Begitu mesin dinyalakan, suara lembutnya bergema pelan. Arabella memasang kacamata hitam, lalu menatap jalan di depannya dengan tatapan tajam penuh tekad.

Ia sudah mendapat kabar dari Leo bahwa pagi ini akan diadakan rapat besar para pemegang saham di kantor pusat sebuah kebetulan yang tampaknya bukan kebetulan.

Mungkin… inilah waktu yang tepat baginya untuk kembali menampakkan diri setelah lima tahun lamanya menghilang dari dunia bisnis keluarga.

Sambil menginjak pedal gas, ia bergumam pelan,

“Lihatlah, Papa… putrimu yang dulu kau buang sudah kembali.”

Mobil mewah itu pun melaju dengan anggun meninggalkan halaman rumah, membawa Arabella menuju pertemuan yang akan mengubah segalanya

Saat sampai di lobi perusahaan, Arabella memarkirkan mobilnya dengan tenang. Di sisi lain, sebuah mobil hitam berkilau berhenti tak jauh dari tempatnya.

Ia sempat melirik sekilas, tapi tak terlalu memperhatikan siapa pemiliknya.

Dengan lembut, Arabella menggandeng tangan Michelle menuju pintu masuk.

Sebenarnya ia sempat ragu membawa si bungsu bersamanya ia ingin Michelle tetap di rumah bersama Leo dan nenek Reva. Namun gadis kecil itu bersikeras, menolak berpisah walau hanya sedetik.

Dan Arabella, seperti biasa, tak tega menolak permintaan lembut dari putri kecilnya itu.

Namun, sebelum mereka sempat masuk ke gedung, Michelle tiba-tiba melepaskan genggaman tangan sang mama dan berlari ke arah lain.

“Michelle! Sayang, jangan lari!” seru Arabella panik.

Langkahnya terhenti ketika melihat Michelle berhenti tepat di depan seorang pria berpakaian jas hitam elegan, tubuhnya tinggi tegap dengan aura wibawa yang tajam.

Pria itu tampak terkejut saat tubuh mungil Michelle tiba-tiba memeluk kakinya erat sambil berseru,

“Papa…”

Waktu seolah berhenti sejenak.

Arabella menatap pemandangan itu dengan jantung berdebar hebat, tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya.

Ia segera berlari menghampiri, lalu menarik Michelle dengan hati-hati dari pelukan pria itu.

“Maaf, Tuan,” ucapnya pelan namun sopan, matanya menunduk untuk menutupi kegugupannya. “Anak saya lancang… dia tidak seharusnya memeluk orang asing.”

Pria itu menatap Arabella beberapa detik pandangan matanya dingin tapi mengandung rasa ingin tahu yang sulit dijelaskan.

“Tidak apa,” jawabnya datar, suaranya dalam dan tegas. “Tapi lain kali, tolong beri tahu anak Anda… jangan sembarangan memanggil orang lain papa.”

Arabella menunduk dalam, wajahnya merah karena malu.

“Baik, Tuan. Sekali lagi saya mohon maaf.”

Michelle hanya menatap pria itu dengan senyum polosnya, seolah ada sesuatu yang familier pada wajahnya.

Sementara pria itu masih berdiri di tempatnya, menatap punggung Arabella yang kini melangkah pergi entah mengapa, ada sesuatu di dalam dirinya yang terasa bergetar aneh, seperti mengenali sosok wanita itu.

Aroma parfum itu… lembut, manis, dan sedikit beraroma melati.

Nicholas terdiam di tempat, matanya menatap punggung wanita itu yang semakin menjauh.

Hidungnya menangkap aroma yang begitu familiar aroma yang dulu pernah menempel di kulitnya, di udara kamar hotel tempat semua takdir itu bermula.

Di mana aku pernah mencium wangi ini…? pikirnya dalam hati.

Tapi sekeras apa pun ia mencoba mengingat, wajah itu seperti tertutup kabut.

Hanya saja… setiap kali menghirup aroma itu, dadanya terasa sesak dan aneh seolah ada bagian dari dirinya yang pernah hilang dan kini perlahan kembali.

Nicholas menatap arah wanita itu pergi bersama bocah kecil yang tadi memeluknya.

Anak perempuan itu… mata bulat jernihnya, kulit putih susu, dan senyum lembutnya terlalu mirip dengan seseorang yang selalu muncul di mimpinya lima tahun terakhir.

Sosok gadis misterius yang menghilang setelah malam itu.

Takdir memang suka mempermainkan manusia.

Nicholas, pria yang kini menjadi salah satu pemegang saham penting di Opulent Holdings, tak pernah menyangka akan bertemu mereka wanita yang dulu mengubah hidupnya, dan anak kecil yang tanpa sadar memanggilnya papa.

Sebagai calon menantu keluarga Edward, posisinya kini berada di tengah badai yang pelik.

Ia sudah bertunangan dengan Vania, putri keluarga Edward, demi kepentingan bisnis dan politik perusahaan.

Namun, hingga detik ini, Nicholas tak pernah benar-benar mau melangkah ke altar

Entah mengapa… selalu ada suara kecil di dalam dirinya yang berbisik bahwa ia belum menemukan cintanya yang sejati

Dan kini, setelah pertemuan singkat itu, detak jantungnya kembali bergetar berdegup dengan ritme yang sama seperti lima tahun lalu.

Mungkin inilah yang disebut takdir Tuhan sebuah ikatan yang tak bisa dijelaskan logika, tapi tetap menarik dua jiwa yang saling kehilangan untuk bertemu kembali.

Nicholas menggenggam tangannya sendiri, matanya menatap kosong ke arah tempat Arabella tadi berdiri

"ada sesuatu yang menarik dari wanita itu" ujar nya

Ruang rapat utama Opulent Holdings siang itu terasa sesak oleh hawa tegang.

Deretan direktur dan pemegang saham duduk berbaris rapi di kursi kulit hitam, sementara di ujung meja besar, Julian Edward pemilik utama perusahaan duduk dengan wajah muram.

Lembar laporan dan grafik keuangan berserakan di hadapannya.

Angka-angka merah itu seperti duri yang menancap di matanya.

Perusahaan mulai merugi, dan semua orang tahu penyebabnya adalah Vania.

Sejak putrinya itu mengambil alih posisi manajemen, Opulent Holdings kehilangan stabilitas.

Beberapa proyek gagal, investor menarik dana, dan reputasi perusahaan kian merosot.

Julian meremas tangannya dengan gusar, sementara Vania di sisi kirinya hanya menunduk, pura-pura sibuk membuka laptop.

“Bagaimana bisa proyek sebesar itu gagal total?” suara salah satu dewan memecah keheningan.

“Ini bukan sekadar kesalahan teknis, ini kesalahan kepemimpinan,” sambung yang lain dengan nada sinis.

Julian hendak membuka suara, tapi tiba-tiba pintu ruang rapat berderit terbuka.

Semua kepala menoleh.

Langkah berirama sepatu hak tinggi terdengar jelas.

Dari balik pintu, muncul sosok wanita berparas anggun mengenakan blazer cream gading dan celana panjang hitam, rambutnya terurai lembut, auranya memancarkan wibawa yang sulit diabaikan.

Di sisinya, berjalan seorang anak kecil berambut panjang dengan mata bulat bening seperti kaca.

Keheningan tiba-tiba melanda ruangan.

Beberapa orang bahkan tertegun di tempat, seperti melihat hantu yang baru bangkit dari masa lalu.

Arabella berdiri di ambang pintu dengan tatapan tenang namun tajam.

Setiap langkahnya menuju meja utama terasa seperti hentakan yang mengguncang ruangan.

Julian terdiam, wajahnya memucat.

“Tidak mungkin…” gumamnya nyaris tanpa suara.

Sementara Vania spontan berdiri, matanya membesar. “Kau… kau seharusnya sudah”

Kata-katanya terhenti saat Arabella melemparkan tatapan dingin yang cukup untuk membuat ruangan membeku.

Namun hanya satu orang yang tidak bisa mengalihkan pandangannya sejak awal dia adalah Nicholas

ia duduk di sisi kanan meja, jantungnya berdetak tidak beraturan.

Kini ia tahu pasti wanita itu adalah kakak nya Vania, Arabella Zivana Edward yang selama ini menjadi buah bibir karena hilang misterius

Arabella berhenti di depan meja, menarik kursi, dan duduk dengan tenang.

“Pertemuan yang menarik,” ucapnya datar namun tajam. “Sayang sekali aku harus datang dengan terlambat "

1
tia
update lebih banyak Thor
tia
lanjut dobel up thor
tia
tumben belom thor
tia
lanjut thor
tia
lanjut Thor,,, semakin seru 👍
tia
lanjut thor cerita ny bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!