Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan membawa kematian
"Kau Willy!" tunjuk Zidane "Selama ini aku anggap baik, ternyata kau menusuk ku dari belakang!" teriak Zidane dengan amarah meletup-letup.
"Itu salah mu sendiri, kenapa percaya pada ku!"
"Bangsat kau!" teriak Zidane sambil menarik kerah baju Willy dan membenturkan nya ke dinding.
"Dimana Rizka!"Jangan coba-coba kalian menyakitinya!" bentak Zidane.
Willy malah terkekeh sambil berdecih.
"Kenapa kalian melibatkan Rizka yang tidak bersalah apa-apa!" teriak Zidane di depan wajah Willy.
"BUGH!"
Carlos memukul kepala Zidane dengan balok, pria itu meringis kesakitan. Willy terkekeh sambil mendorong tubuh Zidane kebelakang.
"Kau itu tidak akan bisa menyerang ku!"
"Kenapa kamu tega lakukan ini padaku Wiil? Aku sudah mengaggap mu teman baik, aku selalu membantu kesulitan mu!" ucap Zidan dengan nafas terengah-engah.
Carlos berjalan mendekat dan merangkul Willy. "Kau itu orang bodoh yang mudah terperdaya! Willy itu sahabat terbaikku sejak kecil!"
Zidane menatap Willy penuh amarah, kedua tangannya mengepal kuat. "Apa maksud kalian menjebak ku dengan cara bermain judi!"
"Seluruh harta ku habis karena berjudi, ternyata di belakang mu ada Carlos!" seru Zidan "Pasti Dhony juga bersama kalian dan merencanakan kebusukan ini untuk menindas ku!"
"Kau ingin tahu Jhonny ada di mana?! Tanya Carlos dengan satu alis terangkat.
"Di kamar itu ada Jhonny! Tunjuk Carlos kearah pintu yang tertutup.
Zidane masih merasakan sakit pada kepalanya. Ia berjalan kearah pintu dan membukanya. Alangkah terkejutnya Zidan melihat Johny sedang konsumsi shabu, dan di dalam kamar tersebut sudah di penuhi barang-barang haram seperti shabu, obat-obat dan jarum suntik.
Pria itu sudah kepayahan, bawah matanya menghitam, tubuhnya kurus kering dan tatapan nya kosong. Zidan bukan hanya terkejut melihat pemandangan tersebut, tapi juga bergidik ngeri.
Johnny adalah pria tampan bertubuh bugar, ia dan Zidane selalu menjaga kesehatan dengan olahraga dan gim sehabis pulang kuliah. Tetapi sekarang, yang ia lihat pria kurus kerempeng yang sudah tidak berdaya.
"Apa yang sudah kalian lakukan pada Jhonny!" pekik Zidan "Will! Kau bilang Jhonny pulang ke kampung halaman. Ternyata, dia berada di sini dalam keadaan terpuruk, kalian benar-benar biadab!"
"Sudah lama Jhonny konsumsi narkoba dan dia juga seorang pengedar, itu kemauan dia sendiri!" cetus Willy
"kalian bukan hanya pengedar barang-barang terlarang, tapi juga telah memanfaatkan Johnny hingga keadaannya semakin terpuruk! Pantas saja, sudah dua bulan Jhonny tidak pernah masuk kampus, ternyata kalian yang menyekapnya di sini!"
"Kami tidak menyekapnya, dia sendiri sudah kecanduan narkoba!" sahut Carlos.
"Alvaro, aku ingin mengajak mu bekerja sama!" Carlos berbicara dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celana. "Bagimana bila kamu menjual shabu-shabu dan berbagai merek obat-obatan, aku sendiri yang akan jadi pemasok nya. Asal kau tahu, dengan jual Shabu dan obat-obatan bisa jadi orang jadi kaya-raya dan bisa memiliki segalanya!" Hahahaha.. Carlos terbahak-bahak.
"Aku tidak pernah menyangka kalau kalian berdua bandar Shabu dan pengedar barang-barang terlarang terbesar di kota Kingston!
"Cih! Tidak sudi aku menjual barang haram seperti kalian!"
"Tolong....."
Seketika Zidane di kejutkan oleh suara Mariska.
"Mariska...!!"
"Dimana kalian sembunyikan Mariska!!!
"Sepertinya kau takut sekali kehilangan wanita itu!"
"Aku sudah memenuhi keinginan kalian untuk membawakan uang 13 milyar. Sekarang, serahkan Rizka!"
Carlos dan Will saling bersitatap, seakan mereka sedang menyembunyikan sesuatu. Dengan cepat Zidane membuka pintu-pintu kamar, Namun tidak ada sosok Rizka di dalam. Zidane Kembali terdengar suara teriakan Mariska, yang berada di lantai atas. Ia berlari menaiki anak tangga menuju lantai dua.
"Black! Zack! Joe! Cepat tangkap pria itu!" seru Carlos pada ketiga anak buahnya.
Mereka mengejar Zidane menaiki anak tangga. Zidane membalikkan tubuhnya, lalu melompat sambil menendang dada mereka secara brutal. Ketiganya terguling dan terjatuh bersamaan.
Zidane Kembali menaiki anak tangga dan membuka satu persatu pintu kamar, tetapi hanya terdapat barang-barang haram di dalam kamar dalam jumlah besar. Pria berparas tampan itu berjalan ke pintu ketiga, namun saat di buka, pintunya terkunci dari dalam.
"Hmmm... Hmmm... Hmmm..."
Zidan mendengar suara orang yang sedang di bekap di dalam kamar, dengan gerakan cepat ia menendang pintu tersebut. Pintu terbuka lebar, bola mata Zidane terbelalak saat melihat dua orang pria sedang suntikan morfin ke lengan Mariska.
"Biadab kalian!" teriak Zidane, saat ia ingin masuk kedalam kamar, dari belakang punggung nya. Black dan Zack memegangi kedua tangan Zidane dengan kuat. Zidane berusaha berontak dan terus melawan, namun dua pria bertubuh kekar itu terus mencengkram nya.
"Mariska! Bangun lah, lawan mereka!" teriak Zidane, ia sudah tidak bisa berkutik lagi, bahkan untuk menolong sahabatnya sudah tidak bisa.
"Varoo .." terdengar suara lemah Mariska, air matanya terus tumpah, Ia menatap wajah Zidan dengan tatapan kosong. Seketika pandangan nya mengabur dan tidak bergerak lagi. Entahlah sudah berapa banyak cairan morfin masuk kedalam tubuh Mariska.
"Mariska.....!!!! Teriak Zidane, nafasnya tersengal menahan sesak. Ia menyaksikan sendiri, bagaimana kedua pria itu terus menyuntikkan ke tubuh dan tangan sahabatnya.
"Bangsat kalian semua!"
"Aaaaaaa....! Sekuat tenaga Zidane melawan dan berhasil melepas dari jeratan kedua pria tersebut. Ia berlari dan masuk kedalam kamar. Lalu meraih sebuah botol minuman dan menghantamkan kepala pria tersebut secara bertubi-tubi. Darah segar mengalir dari kepalanya.
"Mariska! Seru Zidan sambil memeluk tubuh sahabatnya "Mariska, sadarlah!"
Zidane merasakan tubuh Mariska sudah dingin dan bibirnya membiru. "Mariska, bertahan lah! Please... jangan tinggalkan aku!" teriak Zidane, air matanya berlomba-lomba berjatuhan.
"Riz, bertahanlah, aku akan membawa mu pergi dari negara ini dan kita akan hidup bersama!"
"PRANG!
"PRANG!
Zidane menjerit kesakitan, saat sebuah botol menghantam kepalanya berkali-kali. Pria itu jatuh kesungkur ke lantai. Di saat kesadaran nya hampir hilang. Carlos datang dan menyuntikkan morfin ke tangan Zidane berkali-kali.
Zidane masih dapat melihat seringai di wajah pria tersebut, hingga ia tak sadarkan diri.
Esoknya.
Zidane di kejutkan oleh banyak suara orang-orang berkerumun. Ia terbangun dengan tubuh bugil, tubuhnya hanya di tutupi kain tipis. Kepalanya masih terasa pusing dan berdenyut.
Teriakan suara lantang membangunkan kesadarannya. Pria itu membuka matanya lebih tajam, dan terkejut saat melihat kepolisian mengelilingi dirinya
"Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan ku!"
"Cepat pakai baju mu, dan ikut kami ke kantor polisi!"
"Dimana Carlos dan willy?! Lalu di mana Marizka sahabat ku?! Tanya Zidan, yang sudah seperti orang bodoh.
"Hey! Apa kamu ingin kami seret keluar tanpa mengenakan pakaian!" bentak pria berpakaian coklat.
Zidane meraih pakaiannya yang berserakan di lantai, selesai berpakaian dua orang polisi langsung membekuk dan memborgol tangan Zidane ke belakang.
"Apa-apaan ini! Kenapa saya di Borgol?!
"Bicarakan semuanya di kantor polisi!" kata petugas kepolisian
"Dimana sahabat saya? Semalam dia ada di kamar ini! teman saya sengaja menyuntikkan morfin ke tubuh Mariska!" tukas Zidane
"Wanita yang tidur dengan mu? Dia bukan hanya kau perkosa, tapi di suntikan hingga tewas!" seru salah seorang polisi.
"Ap-apa?! Bola mata Zidane hampir loncat dari porosnya. "Tidak mungkin! saya tidak pernah perkosa sahabat saya sendiri! Teriak Zidane.
"Saya di fitnah! Carlos dan willy pelakunya!" seru Zidan.
Zidane benar-benar frustasi, pikirannya terus teringat pada Mariska. Para polisi mendorong Zidane untuk menuruni anak tangga. Di lantai satu, juga ada kepolisian yang sidak barang-barang haram, yang memang sengaja di tinggalkan oleh Carlos dan willy.
"Bawa semua barang-barang ini sebagai bukti!" tukas kepala polisi yang juga ikut sidak.
Zidane tidak bisa berkutik, bahkan untuk menjelaskan pada polisi, tidak akan di dengar. Sebab semuanya mengarah pada dirinya.
Saat ia di dorong keluar dari villa, tatapannya tertuju pada Jenazah yang sudah di bungkus plastik warna oranye. Tiba-tiba dadanya terasa nyeri, jantungnya bergemuruh dan rasa sakit menjalar keseluruh tubuhnya.
"Mayat siapa itu? Tanya Zidan, dengan suara bergetar.
"Wanita yang sudah kau perkosa!" tukas seorang polisi.
"Tidak!!!!
"Mariska.....!!" teriak Zidane histeris.
*Part ini lebih panjang ya All, sebelum Bunda di bilang sadis 😂🤣 tolong baca kembali Sinopsis nya All, cerita ini pasti akan terjadi. Oke...
Makasih banyak atas dukungan kalian🙏 Yang sudah support hingga Bunda terus update setiap hari.💜💜💜